#03

12 2 0
                                    

Ketika kemarau masih setia memeluk September, apakah September akan tega tetap memeluk Januari yang didekap penghujan?

Ketika aku masih setia menjaga perasaanku untuk selalu tertuju kepadamu, apakah kamu akan tega melepaskanku demi tetap mendekap dia yang menduakanmu?

Kamu mungkin menganggap bahwa sebuah perasaan memang sebercanda itu. Ketika di sini ada aku yang jelas-jelas siap berada di sampingmu untuk menemani semua keluh kesahmu, kamu justru mengejar dia yang faktanya hanya memberimu harapan semu. Ketika ada aku di belakangmu yang siap menjadi rumah untuk tempatmu pulang, kamu justru menjadikan aku sebatas tempat singgahmu. Ketika ada aku yang benar-benar menyayangimu, kamu justru tetap berusaha meraih dia yang sama sekali tidak menaruh perasaan apa pun kepadamu.

Tidakkah kamu berpikir?

Dan bukankah kamu telah merasakannya?

Bahwa perihal menunggu dan mengejar, keduanya bukanlah sesuatu yang menyenangkan.

Tanpa sadar, aku dan kamu, kita adalah sosok yang sama. Kita hanyalah dua sosok yang sama-sama membuang waktu berharga hanya untuk hal yang sia-sia. Kita berdua sama-sama kosong. Dan seharusnya, kita yang kosong adalah kita yang bisa saling mengisi untuk melengkapi. Bukan kita yang saling menunggu dan mengejar, bahkan untuk hal-hal yang tak pasti.

Aku menunggumu, sementara kamu mengejar dia. Bukankah perasaan tidak selucu itu?

Untukmu, seseorang yang sampai saat ini masih kurindu; sejauh apa pun kamu mengejarnya, aku akan tetap ada di sini, di belakangmu. Jangan tanyakan padaku mengapa aku melakukannya, karena sejauh ini alasanku bertahan hanya satu.

Aku mencintaimu sedalam yang kumampu.



Kuharap Kamu Tahu
Petricthor | 28/06/2018

Perbatasan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang