Chapter 2

72 15 15
                                    

Clarissa tertegun saat manik matanya menatap seorang pria yang kini menampakan ekspresi datar kearahnya.

Tampan...! Batin Clarissa.

Pria itu mengernyit kala mendengar apa yang ada di pikiran gadis dihadapannya. Ia menyimpulkan bahwa gadis ini tidak mengetahui bahwa sebagian besar siswa di BA ini memiliki kemampuan membaca pikiran. Karena itu ia tak menanggapi ataupun merasa tersanjung kala membaca isi pikiran gadis di hadapannya. Ia juga lupa tidak mengunci kekuatannya itu dan berakhir tentang pendengarannya yang tak asing dengan kalimat seperti itu.

"Apa kau baik-baik saja?" pertanyaan dingin yang keluar dari pria berambut hitam itu sontak membuat Clarissa mengerjapkan matanya.

"Ehm, aku baik-baik saja." ucapnya seraya menerima uluran tangan dari pria di depannya itu.

"Oh, baiklah" jawaban ketus itu membuat Clarissa mengernyit heran. Baru saja ia akan membuka suara,tiba-tiba pria di hadapannya langsung berjalan meninggalkannya dengan langkah lebar.

"Tampan tapi sifat dinginnya malah membuatku mual." gumam Clarissa,menatap sinis punggung pria yang semakin menjauh itu.

✨🌸🌸✨🌸🌸✨
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
✨🌸🌸🌸🌸🌸✨
✨✨🌸🌸🌸✨✨
✨✨✨🌸✨✨✨

Clarissa tiba dengan tepat waktu di aula mewah dan luas itu,bahkan aula ini lebih menyerupai lapangan sepak bola. Ia mengedarkan pandangan takjub sambil sesekali melirik peserta lain yang mengobrol ria dengan temannya.

"Kenapa hidupku semakin sulit saja? Di tinggal mom disini,dan sekarang aku bahkan belum memiliki teman." Clarissa menghela nafas berat sambil menundukan kepalanya dengan lesu.

"Kau sedang mencari teman ya? Kebetulan aku juga belum memiliki teman ngobrol semenjak masuk Academy ini."suara yang berasal dari sampingnya pun sontak membuat Clarissa mendongkak.

Clarissa tersenyum senang mendapati seorang gadis manis yang kini menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kau mau menjadi temanku? Oke jika begitu,ayo kita berteman. Namaku Clarissa Serenna Arkenzeshelin" katanya,seraya mengulurkan tangannya kearah gadis manis itu.

"Ka..-kau begitu ca...cantik. Apakah kau seorang putri? Dan se..-senyumanmu membenarkan bahwa julukan killer smile itu memang ada." ucap gadis di depan Clarissa dengan suara yang terbata-bata. Menghiraukan pertanyaan Clarissa sebelumnya.

Clarissa kembali tersenyum kearah gadis itu.
"Kau pandai sekali memujiku. Lihatlah mungkin pipiku memerah karena ucapanmu itu. Aku juga bukan seorang putri,aku hanya peserta baru yang berasal dari dunia yang berbeda denganmu. Dan asal kau tau,dari tadi aku menunggumu membalas uluran tanganku ini." ucap Clarissa setengah bercanda seraya menunjukan tangan kanannya yang masih di ulurkan itu.

"Ehh,namaku Sabrina Oxyana" Jawab gadis bernama Sabrina seraya menerima uluran tangan Clarissa,"Maaf, habisnya kau cantik sekali. Ehh kenapa dengan dahimu itu?" tanyanya setelah melihat dahi kanan Clarissa yang di tutupi plester.

"Kau bisa saja. Dahiku terluka akibat tergores kuku panjangku ini. Aku memang sedikit ceroboh." jawab Clarissa di sertai kekehan geli nya sendiri.

"Oh baiklah. Apakah kau benar dari dunia manusia?" bisik Sabrina,di sebelah telinga Clarissa.

"Iya, aku memang dari dunia itu. Kenapa?" tanya Clarissa,memandang balik tatapan Sabrina.

Bluemoon AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang