"YAAAAAAKKK!!! Kenapa kau mengajakku kesini?!!"
Clarissa terus berteriak di belakang Valdo saat pria itu menyuruh Clarissa untuk mengikutinya. Dan disinilah mereka berada,kantin sekolah BA.
"Diam dan duduklah. Sekarang waktunya makan siangku." ucap Valdo,sesaat sebelum ia menyebutkan sebuah kata 'Arthur' ke arah gelang karet yang dipakainya.
Clarissa membulatkan matanya saat melihat cahaya yang berkedip dari gelang pria di depannya itu sebelum sebuah makhluk menggemaskan muncul sesaat setelah kedipan kelima.
"Ada apa,prince?"
Seorang Fairy yang diketahui bernama Arthur itu memandang malas kearah Valdo. Sedangkan Valdo sendiri yang melihatnya hanya mengedikkan bahu, acuh.
"Ini jam makan siangku. Tolong bawakan makanan favoritku di kantin ini." titah Valdo.
"Hey,hari ini para fairy diberikan kebebasan dari tuannya sebelum siswa baru mendapatkan pelindungnya juga. Dan berhentilah menyuruhku melakukan hal yang seharusnya kau lakukan sendiri. Apa kau lupa aku disini sebagai pelindungmu,bukan pembantumu,Prince" tegas Arthur,menatap tajam kearah Valdo.
Clarissa yang melihat perdebatan Valdo serta Fairy itu hanya menatap bingung,seraya menggelengkan kepalanya saat melihat Valdo mengabaikan protesan dari Arthur.
"Kau sebut dirimu pelindungku kan? Nah dengan kau memberiku makanpun itu sudah melindungiku dari kelaparan nanti." jelas Valdo,menatap dingin Arthur yang kini berkacak pinggang di depan wajah Valdo.
"Berhenti!!! Aku tidak tau hubungan kalian apa disini. Yang jelas berhentilah berdebat karena hal sepele. Tadi ku dengar kau ingin makan? Yasudah sekarang kau ambil makananmu sendiri,kau mempunyai dua kaki dan dua tangan. Dan setidaknya kau tidak buta arah." timpal Clarissa,menatap tajam kearah Valdo yang kini mengabaikan tatapannya itu.
Tanpa di duga,Valdo berdiri dan berjalan menuju tempat makanan itu berada. Clarissa yang melihatnya hanya menghela nafas sambil menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangannya yang dilipat di atas meja.
"Kenapa hidupku semakin tak jelas saja" gumam Clarissa.
"Hai, apakah kau murid baru disini?" Arthur terbang kearah Clarissa seraya memegang jari kelingking gadis itu.
Clarissa mendongkak sambil tersenyum simpul.
"Ya aku murid baru disini,kau menggemaskan sekali." lirih Clarissa."Jadi sedang apa kau bersama pangeran keras kepala itu? Setahuku dia tidak pernah berhubungan dengan wanita,kecuali ibunya" tanya Arthur,memandang intens wajah Clarissa.
"Pangeran? Tidak mungkin seorang pangeran dijadikan sebagai mentorku." gumam Clarissa,mengabaikan tatapan fairy kecil itu.
"APAA?!!! Kau bilang pangeran Valdo menjadi mentormu?" pekik Arthur,sedikit menjauh dari wajah Clarissa.
Clarissa mengernyit bingung mendapatkan pekikan Arthur.
"Jadi benar dia seorang pangeran? Ya Tuhan aku tidak mau jika nantinya aku dijadikan seorang dayang di kerajaannya!!!" panik Clarissa,menepuk-nepuk pipinya. Berharap ini semua hanya mimpi buruknya lagi"...... Kau tunggu saja pangeranmu disini. Aku tidak mau jika berurusan dengannya, lebih baik aku tidak mendapatkan mentor sama sekali daripada nantinya aku malah terjebak di istananya sebagai pelayan. Aku harus bicara dengan Mr.Gerald secepatnya." jelas Clarissa sesaat sebelum ia berlari meninggalkan kantin itu.
✨🌺🌺✨🌺🌺✨
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
✨🌺🌺🌺🌺🌺✨
✨✨🌺🌺🌺✨✨
✨✨✨🌺✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluemoon Academy
Fantasy[Fantasy + Romance] 15+ Sebuah kenyataan yang membuat Clarissa harus mengikuti keinginan sang ibunda. Bluemoon Academy,salah satu sekolah sihir yang terkenal di dunia immortal adalah tujuan Clarissa pergi meninggalkan Ibunya. [kisah selengkapnya,ak...