“Hari ini kita rapat membahas soal tugas mengisi mading.” ucap Indah. Membuka sesi rapat Osis.
Rapat Osis itu bertepatan diruang Osis yang sudah diterapkan di sekolah. Indah Anastasya dikenal sebagai nb Ketua OSIS yang amanah menjalankan tugasnya.
“Sebelumnya, mungkin ada usulan dari temen-temen?” tanya Indah ramah.
Bimo mengangkat tangan keatas.
Indah mengangguk sebagai jawaban agar Bimo mengusulkan opiniku. “Bagaimana kalau pengisian mading setiap dua hari sekali berganti? Maksudnya, setiap kelas bisa mengisi papan mading.” jelas Bimo.“Lainnya?” tanya Indah.
Sekarang Alana, sekretaris Osis mengangkat tangan keatas. “Setuju sih sama opininya Bimo. Tapi, untuk temanya? Mungkin lebih ke hal yang mendidik atau sebagai contoh pembelajaranlah.”
Indah mengangguk. “Oke. Jadi untuk masalah mading, setiap dua hari sekali kita ganti. Dan setiap pergantian itu, temanya juga berbeda. Jadi biar ngak monoton.” ucap Indah. “Kalau begitu, selesai rapat kali ini.” ucap Indah menutup rapat.
Semua anggota Osis sudah meninggalkan ruang Osis.
Indah baru saja keluar. Dia mengunci ruangan itu.
Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahu Indah dari belakang. “Yaampun, Kak Arga ngagetin. Kirain siapa.” ucap Indah.
Arga tersenyum. “Udah selesai rapatnya? Boleh gue anter pulang?” ucap Arga.
Indah menggeleng. “Ngak usah Kak, gue ngak mau ngrepotin.”
“Gakpapa lagi. Gue kan yang nawarin.”
Iya juga sih. Indah menatap arloji ditangannya itu. Sudah sore, kalok ngak cepet-cepet pulang. Indah ngak keburu kerja paruh waktu dicafe.
Indah lalu mengangguk. Kemudian mereka berdua berjalan bersama menuju parkiran. Arga memakai helm. Cowok itu lalu menghidupkan mesin motor. Indah duduk di jok belakang.
“Liat tuh, sepupu lo Nil. Makin nempel aja sama Indah.” ucap Bisma.
Mereka sedang berada di warung depan sekolah. Tempat biasa mereka berkumpul.
“Emang kenapa lo kok lapor ke Daniel?” tanya Iwan.
“Lo tau kan, Indah si Ketua Osis adik kelas kita.” ucap Bisma. “Yang suka cari gara-gara sama Daniel, masa iya dia bakalan sekeluarnya kalok dia jadian sama Arga.” jelas Bisma.
“Eh pada ngomong apaan dah.” ucap Ryan. Baru saja datang dengan membawa mie goreng dan es marimas yang baru saja dipesannya.
Bisma menyendok mie goreng yang baru saja Ryan bawa. “Ye, maen nyendok aja. Nih punya gue.” kata Ryan. Mengambil piring mie yang direbut Bisma.
“Pesenan gue masih dibuatin, gue makan punya lo dulu dah.” balas Bisma enteng.
“Enakan di elo, ntar abis lagi mie gue.” protes Ryan.
Daniel mengambil pematik api di atas meja, lalu mengambil rokok dan menyalakannya. “Gak perduli gue sama hubungan mereka.” balas Daniel.
****
Arga tersenyum tipis dibalik helmnya. Senang rasanya bisa memboncengkan Indah.
Memang sejak awal mos dia suka kepada gadis itu. Sebenernya banyak yang suka pada Arga, tapi entah mengapa dia tidak ingin berpacaran dengan mereka yang menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boy (MSB)✔
Teen FictionTampan, kaya disukai banyak wanita seusianya. Dia adalah Daniel Marletto. Cowok XII IPA 8. Tidak mahir dalam pelajaran sekolah, tapi selalu membuat ulah. Berbeda dengan gadis yang bernama Indah Anastasya. Cewek ber-IQ tinggi. Berbanding terbalik den...