Seperti 5 tahun lalu,
tak ada aksara menghujam dalam selembar putihTak ada sajak,
tak ada diksi,
tak ada puisi,
tak ada nyawa dalam pena
sejak saat itu.
Waktunya aksara berpamitan.
Tanpa sekulum senyum, tanpa rindu yang menggantung.Hanya terlihat hanya punggung dengan kepala tertunduk.
"Mungkin belum saatnya" ujar sang Aksara.Tak ada yang peduli,
sang Aksara masih bungkam,
bahkan tak memperdulikannya.-Ry-