القدوس

376 18 0
                                    

AL-QUDDUUS
The Pure One
Maha Suci

Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja yang Mahasuci, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
(QS Al-Jumu'ah [62] : 1)

Tahukah kamu arti AL-QUDDUUS?

Allah subhanallahu wa ta'ala mempunyai sifat yang sangat sempurna, jauh dari segala cacat, kekurangan, kelalaian, dan kesalahan. Oleh karena itu, Allah memiliki nama AL-QUDDUUS yang artinya Mahasuci. Allah memiliki kesucian yang tidak ada satu pun di alam semesta ini yang menyerupai-Nya.

🔘 STORY

Pemuda dan Gadis Suci

Ada seorang pemuda bernam Tsabit bin Ibrahim. Ketika ia melewati jalan setapak di samping sebuah Kebun, tiba-tiba sebuah apel jatuh dari pohonnya. Tsabit mengambil dan memakannya separuh. Tidak lama, ia menyadari bahwa apel itu bukan miliknya.

Tsabit masuk ke Kebun dan menemui seseorang di sana. Ia meminta agar direlakan apel yang telah dimakannya. Namun, Tukang kebun itu bukanlah pemiliknya. Pemilik Kebun itu tinggal di tempat yang sangat jauh. Setelah mengetahui arah rumah sang pemilik Kebun, Tsabit pun memutuskan untuk pergi ke sana.

Sesampainya di Rumah pemilik Kebun, Tsabit memperkenalkan diri dan memintakan keikhlasan atas apel yang telah dimakannya. Pemikik Kebun itu merasa kagum dengan kejujuran Tsabit.

"Aku akan mengikhlaskan apel itu dengan satu syarat. Engkau harus menikahi putriku." kata si pemilik Kebun. Tabit menyetujuinya.

"Akan tetapi, ia buta, tuli, bisu dan tidak bisa berjalan." kata si pemilik Kebun melanjutkan. Tsabit tak menolaknya. Ia tetap menyetujuinya karena ingin mencari keridhaan Allah.

Setelah menikah, Tsabit menemui istrinya. Ia terkejut karena istrinya tidak seperti yang diceritakan ayahnya. Istrinya adalah seorang yang cantik, tidak tuli, tidak bisu, dan tidak cacat. Melihat keheranan Tsabit, istrinya pun menjelaskan, "Aku buta dari melihat hal-hal yang diharamkan Allah. Aku tuli dari suara-suara yang ridak diridhai Allah, aku bisu karena hanya menggunakan lidahku untuk berdzikir. Aku cacat karena kaki ini hanya digunakan untuk melangkah ke tempat yang diridhai Allah."

Akhirnya, mereka hidup bersama dalam ketaatan pada Allah subhanallahu wa ta'ala. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang kemudia menjadi seorang Imam, dan terkenal dengan nama Imam Abu Hanifah.

Allah menyukai orang-orang yang selalu menjaga kesucian dirinya untuk mendapatkan ridha-Nya. Oleh karena itu, mari kita selalu menjaga kesucian hati dan perbuatan kita.

°° ⭐ °°

Bagaimana kisah di atas menurut kalian?

Yuk sama-sama menjaga kesucian hati dan perbuatan. Karena apa yang ada di dalam diri kita, tubuh kita, dan jiwa kita itu sejatinya milik Allah subhanallahu wa ta'ala.

Mari sama-sama memperbaiki tujuan dalam hidup. Hanya untuk beribadah sepenuhnya kepada Allah subhanallahu wa ta'ala. Dan selalu mengharapkan keridhaan-Nya semata.

Sekian,

🌾 Assalamu'alaikum ^^
- 30 Juni 2018
- 16 Syawwal 1439

Cerita 99 Asmaul HusnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang