6

10 0 0
                                    

AUTHOR POV

Ya, mereka berdelapan memilih ruang musik sekolahnya untuk dijadikan tempat tidur sementara. Mereka semua mengantuk karena sudah berlarian kesana kemari, berteriak, dan lainnya.

Kecuali ica yang belum tertidur disaat teman-temannya sudah terlelap. Ia tidak bisa tidur tanpa guling. Ia sedari tadi hanya menutup matanya saja berusaha tertidur.

Ia melihat kearah jam tangannya.

12.20

"Ra, gue gak bisa tidur" ucap Ica pada Rara yang disebelahnya. Ica terbelakak, lalu langsung mengambil posisi duduk.

"RA?!" Teriak Ica.

"Duhh apaan sih Ca? Berisik" keluh Manda terbangun dari tidurnya lalu menutup matanya lagi. "Rara mana, Man?? Gak ada!" Teriak Ica.

"Hah?!" Manda ikut kaget. Pasalnya, sebelah Manda tempat dimana Rara tertidur, tiba-tiba saja kosong.

"Dihh gak mungkin kan Rara pergi ke toilet sendirian. Malem-malem gini" ucap Manda.

"Sall, Tar, bangunn" Ica mengguncangkan tubuh temannya yang lain.

"Apasih Ca?" Gumam Tari yang masih menutup matanya.

Salma terbangun karena berisik, "Kenapa sihh?" Ucapnya lalu mengambil posisi duduk juga.

"Rara gak ada!!" Pekik Amanda.

"Dih!" Tari langsung berdiri dikala mendengar ucapan Manda tadi. "Ko bisa?!"

"Ihh gue gak tau, padahal daritadi gue gak tidur dan Rara ada disebelah gue. Tapi pas gue ngajak ngomong Rara yang udah tidur, dia gak ada. Rara gak sama sekali bangun sama gak sama sekali keluar dari sini" ucap Ica.

"Ihh gimana donggg" ucap Salma.

"Bangunin anak cowok dulu." Tari lalu langsung melewati piano itu  sebagai pembatas tidur mereka dan menghampiri anak lelaki yang tertidur.

"WOYYY BANGUN"

***

"Dipindahin jin" ujar Jidun sambil mengacak rambutnya.

"HAH KOBISA"

"Gua pernah baca, Rara bisa jadi dipindahin Jin" ujar Jidun lagi.

Ferdian mengangguk, "Kita harus cari Rara, sampe ketemu"

Lalu mereka bergegas berjalan mengelilingi sekolah (lagi).

Ica membuka pintu eskul itu terlebih dahulu.

"ANJIR GUA GAK SALAH LIAT KAN INI" ucap Ica sambil berteriak.

Semuanya langsung berbondong-bondong keluar.

"Ishh serem" ringis Ripki ketika melihat sekolahnya menjadi banyak sekali setan.

"Keluar dulu aja semuanya" Fani berujar dan Ica yang melangkahkan kakinya terlebih dulu untuk keluarga.

"GOBLOK! KEPALA BUNTUNG SIAPA INI AAAAAA!!!!!"

"ICAAAA!!!" teriak semuanya ketika Ica berlari tak tentu arah karena saking terkejutnya ia menginjak kepala buntung.

"Kejar ica! Jangan sampe dia ilang juga nih kaya si cina." jidun menatap sinis ke arah Tari yang menyepetnya.

"GUE GAK BERANI!" Teriak Ripki yang lebih memilih masuk lagi. Wajahnya pias.

"AH KALIAN SEMUA LAMA!" Fani membuka pintu lebar-lebar, dan ia langsung berlari kemana arah Ica berlari. Diikuti Jidun dibelakangnya, lalu Salma, Ferdian, Tari, dan terakhir Manda yang kiss bye dulu ke Ripki, "babay ripki, ati-ati ya disini muah!"

Ripki langsung mengerjapkan matanya, karena ditinggal sendirian, "IKUTTT GENGSSS"

Dan ya, malam ini, masih akan menjadi malam yang panjang.

***

"pencar lagi, ayo!" usul fani ketika mereka berada di tengah lapangan utama sekolah.

"pokonya gue gak mau sama ripki!" ujar salma.

"gue juga gak mau sama rara ferdian!"  ica menambahkan dengan wajah betenya itu.

Dan kelompok sudah dipilih.

Jidun, salma, dan ica mencari di sekitar lantai 1.

Ripki, dan manda mencari di sekitar lantai 2.

Tari, ferdian, fani mencari di sekitar lantai 3.

"setiap kelompok minimal dua senter. Ada kan?!" tanya jidun. Yang mendapat anggukan dari kawan-kawannya yang lain.

"ayo! Cari rara sekarang, kalo udah nemu rara, kasih kode, nyala matiin senter di koridor masing-masing. Arahinnya ke... Ring basket sana aja ya." tunjuk ferdian mengarahkan senternya pada ring basket yang berada di pojok. Semuany mengangguk setuju. Dan mulai mencari rara.

"eh bentar, gue mau nanya" ujar tari, "inikan masalah martha udah kelar, maksudnya udh gada sesuatu lagi gitu kan. Ko kita masih di ganggu sih?"

"iya juga, ya."

"ya urusan tiap hantu beda-beda. Ini hantu-hantu sekolah selain martha pada gasuka sama kita kayaknya, iyalah daritadi kita ganggu, muter-muter sekolah malem-malem."

"nah bener tuh si ripki. Yuk ah cari, keburu rara kelamaan ditemuin, malah kenapa-napa." ferdian menyenteri senternya ke arah lantai tiga.

"ayo! Bissmillah dulu" ujar jidun.

"tumben!!!!" saut semuanya serempak. Jidun hanya menampilkn wajah datar yang menyebalkan, "yeehh ya pada gitu manusianya te."

Setelah mereka mengucapkan bassmallah bersama-sama dengan serempak, mereka kemudian langsung berpencar bersama tim nya masing-masing.

:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kegabutan Anak KepsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang