"Gue nggak tahu apa yang terjadi. Tapi satu hal yang gue tahu, gue cemburu liat lo sama dia"
🌿🌿🌿
Raka memberhentikan mobilnya tepat disebuah warung atau toko yang menjual martabak manis langganan keluarga mereka. Mata Naya langsung berbinar cerah dan turun dari mobil dengan cepat, bahkan Raka kalah cepat dengan adiknya itu. Cowok berahang tegas itu hanya menggeleng pelan sebelum menyusul Naya masuk kedalam toko.
"Hallo om Edrik.." Sapa Naya pada seorang pria parubaya yang merupakan sang pemilik toko kue martabak manis langganan keluarganya sekaligus chef disana.
Pria yang dipanggil Naya dengan om Edrik itu sempat terkejut walaupun setelahnya tersenyum senang saat mengetahui orang yang menyapanya adalah Naya.
"Eh kamu Naya. Kamu datang sendiri?" tanya om Edrik yang sibuk membuat adonan martabak manis. Ditoko ini pria parubaya itu membuat adonan martabak manisnya sendiri guna menjaga cita rasanya yang begitu menggiurkan dan Naya sendiri mengakui itu.
"Enggak kok om, Naya datang bareng---"
"Malam om Edrik," sapa Raka memotong omongan Naya, membuat adiknya itu memincing tajam dengan tatapan yang seolah berkata "suka banget motong omongan gue!"
"Malam boy, apa kabar?" balas om Edrik lalu berhigh five ria dengan Raka. "Baik om," jawab Raka sekenanya.
"Om senang deh kalian balik lagi kesini," ucap Om Edrik yang malah mengundang kekehan Naya dan Raka.
"lah om, perasaan baru dua hari lalu deh Naya datang kesini juga..hehehe.…"
"Iya juga ya.." om Edrik mengangguk membenarkan ucapan Naya yang memang benar adanya karena dua hari lalu yang lalu dia sempat kesini untuk membeli martabak. "Yaudah kalian berdua mau pesen apa biar om yang buatin langsung?" tanya om Edrik
"Wah asik dong, pasti enak banget kalau om edrik yang buatin langsung," puji Naya.
"Kalau gitu Naya pesen kayak yang biasa aja Martabak manis delapan rasa dengan taburan kacang Almond..""Lalu siapa yang bayarin?" tanya Raka pada Naya setelah adiknya itu memberitahu pesanannya.
"Lo lah kak, siapa lagi? Masa Naya minta om edrik yang bayarin. Kan nggak mungkin."
Raka mendengus sementara om Edrik terkekeh mendengar penuturan Naya.
"yaudah saya pesen dua martabak manis yang spesial dengan toping coklat keju ya om, ini pesenan mama soalnya," ucap Raka yang langsung diangguki oleh om Edrik.
"Oke.. Kalian duduk dulu biar om buatin pesanan kalian. khusus untuk kalian berdua." Raka dan Naya mengangguk lalu duduk di kursi dekat jendela menunggu pesanan mereka bersama para pembeli lain.
Sembari menunggu pesanan mereka keduanya sibuk dengan aktivitas masing-masing. Raka memilih memainkan ponselnya sementara Naya memilih untuk menikmati pemandangan jalanan luar.
Naya menopang wajahnya dengan satu tangan, pandangannya lurus kedepan. Memperhatikan kendaraan yang lewat dan beberapa pejalan kaki. Ada banyak kafe dan resto didaerah ini menjadikannya sebagai tongkrongan anak muda.
Naya mengalihkan pandangannya ke sebuah kafe yang cukup terkenal disana. Deren's Cafe. Desain kafe yang unik dan kekinian serta makanan dan berbagai dessert yang menggugah selera menjadikannya sangat terkenal dikalangan remaja zaman Now. Jadi tak heran jika sebagian besar pengunjung kafe tersebut adalah para remaja. Tak terkecuali Naya. Dia sering kesana untuk menikmati es krim bersama Altan.Tunggu..Altan..bukankah itu Altan?"
Mata Naya menyipit kala pandangannya menangkap sosok yang dikenalnya. Duduk didekat jendela bersama seorang gadis. Naya tidak dapat melihat dengan jelas apakah itu Altan atau bukan, karena terhalang oleh beberapa pengunjung dan pejalan kaki serta kendaraan yang berlalu lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTANAYA
Teen FictionCinta dalam persahabatan itu bagai bom waktu yang dapat meledak kapan saja tanpa bisa di prediksi. Seperti halnya Altan dan Naya. Kebersamaan keduanya selama 15 tahun menghadirkan rasa yang tak pernah diduga keduanya. Cinta memang sulit ditebak. N...