Altanaya🌿1

17 6 7
                                    

Seperti kata Nathan "...setiap hati punya pemiliknya sendiri..." kalau pemilik hati gue sih elo! Nggak tahu kalau elo-nya? Tapi semoga aja gue!

🌿🌿🌿

Saat ini Naya tengah berada dikamar Altan, menemani cowok itu bermain game. Naya yang memang tak terlalu mahir dengan yang namanya playstation hanya mendengus saat Altan kembali mengalahkannya. 

Kini gadis itu tengah berbaring di atas kasur king size kesayangan Altan. Naya membenamkan wajah di bantal guling dan bergerak kesana kemari membuat sprei Altan tak karuan. Bosan melanda dirinya.


"Ya ampun kasur gue Nay, jangan lo berantakin." ucap Altan yang masih sibuk dengan permainannya.

"Iya iya! Ntar gue rapihin." Naya memandang Altan dengan malas  merasa di abaikan oleh sang pemilik kamar padahal dia sendiri yang mengajak Naya untuk menemaninya.

"Al, gue bosan nih abis lo kacangin mulu," rengek Naya.

"Ya terus?"

Naya mendelik kesal "kacangnya dijual!" ketusnya.

"Ya mainlah!"

Altan terkekeh pelan dan meletakkan stik PS-nya. Cowok itu menghampiri Naya yang tengah menekuk wajahnya. Ekspresi Naya yang seperti itu membuat Altan gemas sendiri.

"Emang lo mau main apa?" tanya Altan dengan seringai jailnya.

Naya mencebikkan bibir "Main apa kek yang seru! Bosan gue main PS mulu! nggak pernah menang lagi. Kan gue jadi kesel!"  cerocos Naya.

Altan duduk ditepi kasur dan menatap Naya lekat-lekat, lalu tersenyum miring "Main yang hot---"

Pletak!

Belum sempat Altan menyelesaikan ucapannya satu jitakan lebih dulu mendarat dikepalanya.

"Ini kepala Nay! Kepala!" Altan mendelik kesal ke arah Naya yang sama sekali tak merasa bersalah.

"Gue tahu! Lama-lama tuh kepala gue belah, gue keluarin otaknya terus gue cuci pake pemutih biar bersih dari pikiran laknat lo itu!" Naya tersenyum layaknya psikopat membuat Altan bergidik ngeri.

"Yaelah gue bercanda Nay." cicit Altan.

Naya mengangguk pelan dan seketika ekspresinya berubah senang "Gue punya ide Al." cetusnya semangat. Naya bangkit dari posisi sebelumnya menjadi duduk.

Altan mengernyit bingung "Ide? Ide apaan?"

"Jalan-jalan yuk Al, ditaman depan komplek. Hari ini kan weekend, biasanya pada rame kalau sore. Banyak cogan juga. Mayan lah gue bisa cuci mata." jelas Naya dengan ekspresi berbinar.

"Nggak ah! Disini aja gue kan juga cogan." balas Altan dengan senyum percaya diri.

Dia kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Naya menipiskan jarak diantara keduanya. Naya bahkan harus menahan napas akibat ulah Altan. Jantungnya berpacu cepat.

Altan menatap intens Naya, menusuk tepat dalam retina gadis itu yang seakan jika dia lengah maka Naya akan menghilang dari pandangannya.

"Kayak gini aja Nay, lo bisa nikmatin wajah tampan gue sepuas yang lo mau." Altan menatap Naya sambil menaik-turunkan alisnya menggoda.

Naya diam tak merespon ucapan Altan, dia sibuk memperhatikan Altan yang terlihat lebih tampan jika dilihat sedekat ini. Astaga jantungnya seakan melompat keluar dari rongga dadanya.

Setelah lima detik berlalu barulah Naya tersadar dari lamunannya. Dia mengangkat tangan kanannya dan menghamtamnya tepat di muka Altan.

Altan meringis dan Naya terbahak.

ALTANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang