Jam weker mengusik tidur nyenyak Nadila. Dengan kesadaran yang perlahan-lahan terkumpul perempuan berhijab itu bangkit dari tidurnya, berniat untuk mengambil wudhu karena lantunan azan subuh sudah terdengar. Setelah sholat Nadila merapikan tempat tidur dan siap-siap untuk ke sekolah karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur semester.
Beberapa menit berlalu akhirnya Nadila selesai dengan aktivitas siap-siapnya. Perempuan berhijab itu menyambar tas ranselnya dan memutuskan untuk turun ke lantai dasar untuk bergabung dengan anggota keluarganya yang lain. Dengan semangat Nadila menuruni anak tangga untuk sarapan bersama Ayah, Ibu, dan Reza Saputra kakak laki-lakinya yang kata orang-orang ganteng kuadrat. Reza masih kuliah di salah satu univesitas negeri tempat tinggalnya.
"Pagi ayah, ibu, kakak." Sapa Nadila sambil mencium pipi kanan kiri ayah, ibu, dan kakaknya. Itu adalah rutinitas setiap pagi yang tak pernah hilang.
"Pagi sayang, kelihatannya semangat banget hari ini." Kata Mirna yang sedang mengoleskan selai coklat pada roti.
"Iya dong Bu, kan hari ini pertama masuk sekolah lagi, bosan di rumah. Aku udah rindu banget sama teman-teman." Nadila begitu antusias, nampak sekali di raut wajahnya.
"Masa sih? siapa tuh yang biasanya senang banget kalo udah libur?" Ejek Reza sambil mencomot roti yang sudah diolesi dengan selai cokelat.
"Hehehe kan ini liburnya satu abad kak, biasanya kan liburnya cuman satu hari doang." Canda Nadila.
"Hahah bisa aja lo bocil." Reza menjentikkan jarinya ke dahi Nadila pelan.
"Iih kak....sakit tau." Nadila pura-pura sakit.
"Sok drama lo, padahal pelan banget."
"Cepat sarapan nanti telat loh ke sekolahnya." Tegur Fikri yang tak lain adalah Ayah Nadila.
"Iya yah." Ucap mereka kompak, lalu kembali menghabiskan roti masing-masing.
Setelah sarapan Nadila pamit dan berangkat ke sekolah dengan menggunakan motor fino warna hitam putihnya dengan kecepatan rata-rata. Perempuan berhijab itu nampak sangat menikati perjalanannya. Udara pagi kali ini sangat menyegarkan, mungkin karena semalam turun hujan jadi polusi-polusi di jalanan menghilang. Di tengah aktivitasnya mengendarai motor tiba-tiba tanpa diduga oleh Nadila ada mobil ferrari warna merah melaju cukup kencang melewatinya dan sang pengemudi seperti sengaja menginjakkan salah satu ban mobilnya pada genangan air yang berada tepat di samping perempuan berhijab itu. Cimpratan air mengenai seragam Nadila. Dengan spontan Nadila berteriak ke pengemudi mobil itu.
"Woii!!! kalo bawah mobil hati-hati dong, baju seragam gue jadi kotor nih!" Teriak Nadila.
Mobil merah itu berhenti saat mendengar teriakan Nadila. Pengemudi tersebut keluar dari mobilnya lalu menghampiri Nadila dengan tatapan sangat dingin.
"Apa lo teriak-teriak?" Tanya pengemudi mobil itu.
"Lo masih nanya? Lihat baju seragam gue kotor gara-gara ulah lo." Jawab Nadila kesal.
"Ooh baju seragam lo kotor yah? bodo amat kan itu baju seragam lo bukan punya gue." Laki-laki itu tersenyum sinis ke arah Nadila. Sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ish gak sopan banget sih lo jadi orang, udah cimpratin air ke gue. Gak minta maaf lagi." Geram Nadila.
"Buat apa gue minta maaf? siapa suruh lo disamping genangan air itu saat gue lewat." Ucap cowok itu tak ada sedikit pun rasa bersalah di raut wajah dinginnya itu. Membuat Nadila tambah geram.
"Nih orang emang udah gak punya otak yah. Gak pernah diajarin sopan santun yah sama orang tua lo?" Nadila sudah sangat emosi. Pagi ini adalah pagi yang paling apes dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijabers Vs Badboy
Teen FictionNadila Ummuatiah adalah siswi SMA Rajawali yang dikenal sebagai siswa berhijab yang tegas, pintar, manis, dan aktif dalam berbagai organisasi sekolah. bertemu dengan Aska Wiraka Sanjaya siswa paling ganteng dan berpretasi di SMA Rajawali yang terken...