04. Terpaksa

11.2K 550 5
                                    

Nadila mengucak-ngucak matanya. Perlahan-lahan mengumpulkan semua kesadarannya, lalu melihat jam di dinding kamarnya.

"Ya Allah gue telat!" Teriak Nadila.

Dengan secepat kilat ia bersiap untuk ke sekolah. Tadi sebenarnya Nadila sudah bangun untuk sholat subuh tapi karena kantuk yang tidak tertahan jadi ia memutuskan untuk tidur kembali. Semua itu karena tadi malam Perempuan berhijab itu menyaksikan sepak bola piala dunia jagoannya yang main yaitu Brazil yang melawan Mexico bersama ayahnya sampai jam 3 subuh. Ibunya sudah memperingatkannya untuk tidak usah menonton tapi ia tidak bisa jika sudah menyangkut sepak bola. Jadi beginilah jadinya ia terlambat bangun untuk ke sekolah.

"Ayah Ibu, Nadila pamit yah." Pamit Nadila buru-buru mencium pungung tangan ayah dan ibunya.

"Gak sarapan Nak?" Tanya Mirna yang tak lain adalah Ibu Nadila.

"Gak sempat Bu, udah telat soalnya Nadila pamit Assalamualaikum." Ucap Nadila sambil lari-lari keluar rumah menuju ke garasi.

"Waaikumsalam, hati-hati Nak." Ucap Mirna kepada anak perempuannya itu.

"Iya Bu." Ucap Nadila sedikit berteriak.

Kedua pasangan suami istri itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan tingkah anak bungsunya itu.

⭐⭐⭐

Nadila mempercepat laju motornya, tapi alhasil ia tetap terlambat, pagar sekolahnya telah tertutup.

"Pak bukain dong, please sekali ini aja." Rengek Nadila kepada Pak Suryono yang tak lain adalah satpam sekolahnya.

"Gak bisa Neng, nanti saya kena marah sama kepsek lagi." Tolak Pak Suryono.

"Pak kali ini aja." Nadila memohon.

"Maaf yah Neng gak bisa." Pak Suryono kukuh pada pendiriannya.

"Yaelah bapak, entar Nadila traktir kopi deh kalau dibukain." Bujuk Nadila, masih berusaha bernegosiasi dengan Pak Suryono.

Nadila masih sibuk memohon-mohon, tiba-tiba sebuah mobil ferrari warna merah datang. Nadila mengenali mobil itu, pengemudi mobil itu adalah Aska. Dengan cepat Pak Suryono membuka pagar dan mempersilahkan mobil itu untuk masuk. Tidak heran karena Aska adalah anak dari pemilik sekolah. Mobil ferrari merah itu berhenti, menampakkan cowok mancung yang turun dari mobil kemudian menghampiri Nadila.

"Bapak pilih kasih kok dia dibukain sih, kan dia juga telat." Ucap Nadila tidak terima saat Pak Suryono kembali menutup pagar sekolahnya.

"Serah gue." Ucap Aska dengan muka datarnya.

"Dasar nepotisme!" Kata Nadila dengan muka kesalnya. Aska tersenyum sedikit melihat muka kesal Nadila. Menurutnya seru sekali rasanya mengganggu cewek aneh ini.

"Sekretaris osis kok telat." Aska sengaja menyinggung Nadila.

"Lo gak usah sok tau deh." Nadila sungguh-sungguh kesal dengan Aska. Hal itu membuat Aska tambah semangat untuk menggagunya. "Seru juga." Batin Aska.

"Mau dibantuin masuk?" Tanya Aska.

"Emangnya lo bisa?" Nadila sebenarnya sudah malas meladeni cowok mancung itu.

"Bisa, tapi ada syaratnya." Ucap Aska.

"Apa syaratnya?" Tanya Nadila.

"Lo harus jadi pacar pura-pura gue selama 2 minggu." Tawar Aska sambil menggerakan kedua alisnya naik turun.

"Hah? Apa lo bilang ogah! gak usah ngadi-ngadi deh." Tolak Nadila. Bisa-bisanya cowok dingin itu memberikan tawaran diluar nalar menurutnya.

"Oh yaudah, gak usah masuk." Ucap Aska yang berniat untuk pergi. Nadila berpikir cukup keras, apakah ia harus menerima tawaran gila dari Aska agar bisa masuk atau bagaimana?

Hijabers Vs BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang