02. Pilihan

13.6K 622 8
                                    

Karena hidup adalah sebuah pilihan

"Gue sekertaris osis disini, kalo lo gak bersihin tuh toilet lo berurusan sama gue." Tantang Perempuan berhijab itu sambil menunjuk dirinya sendiri.

Cowok itu hanya tertawa menyepelehkan. Tawa yang malah membuat Nadila merinding. Tapi sebisa mungkin Nadila berusaha tidak menampakkan itu.

"Gue anak pemilik sekolah ini, lo mau apa?" Tantang cowok itu tidak mau kalah.

"Bodo'! mau lo anak pemilik sekolah ini kek, anak presiden kek, anak tukang kebun kek, yang namanya aturan yah tetap aturan!" Nadila berteriak lantang.

"Tapi kalo gue gak mau, lo mau apa?" Tantang cowok itu lagi sambil memengan kedua pinggangnya.

"Gue laporin lo ke guru BK." Ancam Nadila yang menunjuk ke arah pipih Aska.

"Silahkan gue gak takut." Kata cowok itu masih setia dengan mimik dinginnya.

"Lo itu berhijab tapi sikapnya kayak macan." Cowok itu berlalu meninggalkan Nadila. Ia sangat kesal karena rencananya digagalkan oleh perempuan berhijab itu.

"Woii apa lo bilang kayak macan? Muka lo tu kayak macan." Teriak Nadila kepada cowok itu.

⭐⭐⭐

Sorak-sorakan siswi diluar kelas yang tengah melihat cogan-cogan SMA Rajawali yang akan bermain basket. Doni Anugrah, Kelvin Barata, Dio, Candra, dan Axel. Dan diantara kelima orang itu ada dua sahabat dari Aska Wiraka Sanjaya yaitu Kelvin dan Doni.

"Masya Allah genteng banget."

"Kelvin manis banget ada lesung pipihnya."

"Doni juga hitam manis."

"Dio, Candra, Doni, Kelvin, Axel, i love youuuu."

"Neng siap deh dinikahin secepatnya gakpapa kalo sama mereka."

Dan begitulah komentar dari siswi-siswi saat melihat ketiga cogan itu. Apa lagi saat melihat Doni yang dengan genitnya mengedipkan sebelah matanya di tengah lapangan. Membuat siswi yang menonton berteriak histeris.

Teriakan-terikan itu bertambah saat Aska berjalan mendekati lapangan. Dengan muka dingin dan mata tajam andalannya tidak mengurangi ketampanannya. Yang bisa dibilang di atas rata-rata. Aska sama sekali tidak menghiraukan teriakan-teriakan mereka.

"Kok lo balik bukannya tadi lo bilang mau bolos?" Tanya Kelvin saat Aska datang menghampiri mereka yang akan bermain basket.

"Cewek rese." Jawab Aska sangat singkat.

"Maksud lo?" Tanya Kelvin tidak mengerti. Doni juga ikut menyimak.

"Dia gagalin rencana gue."

Kelvin dan Doni benar-benar geram dengan Aska yang sangat irit bicara itu. Mereka bukan psikolog atau peramal yang bisa mengartikan semua kata yang keluar dari mulut cowok dingin itu.

"Bisa gak sih lo jelasinnya yang panjang-panjang, kasihan otak Doni yang hanya berapa mb doang."

"Enak aja lo kalau ngomong. Gue bukan goblok yah hanya belum pintar aja." Kata Doni keberatan.

"Itumah sama aja dodol."

"Beda yah. Gue laporan lu sama nyokap gue bilang anaknya goblok."

"Hmm iya deh Doni yang belum pintar." Pasrah Kelvin.

Aska hanya team menyimak jika terjadi adu mulut antara kedua sahabatnya itu.

Kelvin kembali beralih ke Aska.

Hijabers Vs BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang