"Karena Hidup memang susah ditebak"
Pagi ini kelas Ipa 1 yang tak lain adalah kelas Nadila berolahraga, tapi Pak Herman selaku guru olahraga berhalangan jadi kelas Nadila kosong.
Waktu itu dimanfaatkan oleh siswa siswi kelas Ipa 1 untuk pergi ke kantin, ada yang sekadar nongkrong di depan kelas, dan ada juga yang ke perpustakaan.
Nadila memilih berada di dalam kelas saja, sedangkan kedua sahabatnya Putri dan Indah pergi ke kantin. Tadi Putri dan Indah sudah mengajak Nadila untuk ikut ke kantin bersama mereka tapi Nadila menolak dengan alasan mager alias malas gerak, Nadila hanya memesan air mineral dengan cilok ke Putri.
Sambil menunggu kedua sahabatnya balik dari kantin Perempuan berhijab itu menyibukkan dirinya dengan membaca novel yang berjudul Laut Becerita bercerita sambil mendengar lagu dari penyanyi andalannya yaitu Novo Amor.
Tak berselang waktu yang lama Putri dan Indah datang membawa pesanan Nadila.
"Nih, cilok sama air mineralnya." Ucap Putri sambil menyodorkan sebotol air mineral dan satu bungkus cilok kepada Nadila.
"Macii Putri." Ucap Nadila diikuti dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
"Iya sama-sama."
"Yaampun hampir aja gue lupa, lo dipanggil sama Bu Monica ke ruang BK." Kata Putri panik. Hampir saja ia melupakan amanat dari guru paling ditakuti di sekolahnya.
"Ngapain?" Tanya Perempuan berhijab itu tidak mengerti kenapa Ibu Monica memanggilnya.
"Gak tau tuh, cepat sana nanti lo kena marah lagi secara kan Ibu Monica setiap hari naik darah mulu." Cercos Putri.
"Iya Nad mending loh cepat deh ke ruangannya ibu, daripada lo kena marah." Ucap Indah membenarkan kata Putri.
"Ih iya deh."
Kemudian Nadila berlari keluar kelas menuju ruang BK di mana Ibu Monica berada.
Nadila membuka pintu warna putih yang menapakkan wanita parubaya yang terlihat sangat serius dan di depannya ada seorang cowok, seperti tidak asing. Nadila kemudian membuka suara yang dari tadi hanya diam di depan pintu mengamati.
"Assalamualaikum." Ucap Nadila.
Mendengar salam dari Nadila, Ibu Monica langsung melihat dan menyuruhnya masuk sedangkan cowok yang duduk berhadapan dengan ibu Monica masih saja tunduk seperti posisinya yang semulah tanpa berminat untuk mangangkat kepalanya.
"Waalaikumsalam, masuk Nadila."
"Ada apa yah ibu memanggil saya?" Tanya Nadila dengan sopan diikuti dengan cowok yang memutuskan untuk melihatnya. Cowok itu ternyata adalah Aska, sang biang onar di sekolahnya. Anak baru yang sepertinya kedepannya akan sering berurusan dengannya.
"Saya mau kasih tugas ke kamu untuk mengawasi Aska dalam menjalankan hukumannya membersikan halaman belakang karena dia sudah merokok di jam pelajaran sekolah." Perintah Ibu Monica.
Aska yang dari tadi diam kemudian membuka suara.
"Bisa ganti hukumannya bu?" Ucap Aska tidak terima, berharap Ibu Monica berkenan untuk mengganti hukumannya.
"Gak ada, kamu harus selesaikan hukumun kamu, kalo saya dapat laporan dari Nadila, saya akan kasih tau orang tua kamu kalau kamu ngerokok lagi." Ancam Ibu Sartika.
"Ngelanggar mulu nih orang kerjaannya." Batin Nadila.
"Jangan Bu, baik saya akan bersiin halaman belakang sesuai perintah Ibu." Aska menyerah. Mendengar itu Nadila langsung berkata di dalam hatinya. "Kemarin katanya silahkan laporin gue ke guru bk gue nggak takut, kok sekarang kayak gini. Dasar berani dimulut doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijabers Vs Badboy
Teen FictionNadila Ummuatiah adalah siswi SMA Rajawali yang dikenal sebagai siswa berhijab yang tegas, pintar, manis, dan aktif dalam berbagai organisasi sekolah. bertemu dengan Aska Wiraka Sanjaya siswa paling ganteng dan berpretasi di SMA Rajawali yang terken...