OMSO part 1

485 31 2
                                    

Hari ini Luhan benar benar kewalahan pasal nya ia terlambat bangun pagi dan telat masuk kelas.

Ia benar benar seperti mayat hidup setelah mendengar bahwa ia benar benar dijodohkan oleh ibunya dengan seorang laki laki yang bahkan batang hidung nya pun tidak pernah Luhan lihat.

Luhan dihukum berdiri di lapangan hingga 3 jam sebelum bel pulang sekolah berbunyi.

Ah menjengkelkan.

"Kenapa jadi se menyedihkan ini sih aku" gumam Luhan tak karuan meracau dalam hati dan sekali kali seperti berbisik pada dirinya sendiri.

Tidak perduli pada siapapun yang menganggap nya gila karena berbicara sendirian di lapangan di bawah terik matahari siang bolong.

Setelah hukuman selesai Luhan tidak perduli ia langsung membolos  dan pulang. Se sampai nya dirumah Luhan malah terkejut.

"Astaga ibu, kau kenapa?"

"Hmm" nyonya xi menoleh.

"Ibu kenapa? Matamu benar benar semakin tidak terlihat, bengkak sekali astaga ibu !"

"Perusahaan ibu dan ayah semakin menjadi jadi rugi lu ! Ibu sudah benar benar bingung harus bagaimana lagi"

"Yatuhan ibu masih saja memikirkan perusahaan dan harta harta ibu"

"Sebaiknya ibu mati saja lebih baik ibu bunuh diri saja"

"Heol, apa ibu sudah benar benar gila?! Jangan aneh aneh Bu !!!"

"Tidak, biarkan saja ibu mati !!!"

Saat itu nyonya xi benar benar memecahkan vas bunga dan ingin menorehkan pecahan vas bunga itu ke urat nadi nya.

"Tidak ibu !!! Astaga !!!! Baiklah ibu baik !!!! Aku mau di jodohkan !!! Puas ????"

"Lu, benar kah?" Luhan tahu, ini akting yang disengaja ibu nya.

"Iya, aku mau. Meskipun terpaksa." Tidak apa lah, ia berkorban demi ibu dan ayah nya. Mungkin menjadi anak yang baik harus perlu perjuangan dan pengorbanan tersendiri pikirnya.

Kali ini Luhan benar benar pasrah, semoga saja nasib baik benar benar sedang berpihak padanya.

"Ibu menyayangimu lu" nyonya xi segera membuang pecahan vas bunga yang ada ditangan nya dan memeluk anak semata wayang nya itu.

Ah tidak,
Lebih tepatnya, mesin uang ibu nya.
Pikir Luhan begitu.

Ibu mu memang tidak jahat lu, percaya lah ia hanya ingin Luhan hidup dalam ke sempurnaan.

Siapa tau nantinya kau bahagia karena mau menurut mengikuti keinginan ibu mu, siapa tau kan.

Semoga saja lah.

"Baik kalau begitu, ibu akan menelpon rekan bisnis ibu dan mulai besok hingga seminggu setelah nya harus sudah benar benar ibu persiapkan pernikahan kalian. Hanya seminggu, lu. ibu tidak akan kerepotan dibuatnya percayalah.

Luhan hanya bergumam "hm" dan melepas pelukan nya pada nyonya xi kemudian memanggil asisten rumah tangga nya untuk membersihkan pecahan vas bunga itu dan mengantar ibu nya berisitirahat ke dalam kamar.

"Mungkin takdir ku memang begini, aku hanya berharap saja semoga meskipun aku tidak pernah melihat siapa nanti yang akan jadi calon suamiku. Setidaknya aku pernah bertemu dengan nya atau bahkan mengenal nya. Agar aku tidak terlalu mati rasa meskipun hanya untuk sekedar bergurau dengan nya."

Semoga :)

O M S OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang