Perjodohan Paksa

233K 4.5K 63
                                    

Tengah malam terlihat seorang gadis yang baru saja keluar dari supermarket. Tempat kerjanya selama hampir 2 tahun ini. Setelah lulus dari SMA ia tak lagi melanjutkan pendidikannya. Karena kurangnya biaya.

Akhirnya memaksa gadis cantik ini untuk langsung terjun pada dunia kerja. Ia sudah lelah dengan semua masalah yang ada. Tapi ia juga bukan gadis yang akan menunjukan kesedihannya.
Dia gadis yang begitu periang. Selalu tertawa dan menjadi kesayangan semua orang di tempat kerjanya.

Ya ditempat kerjanya. Karena di rumah dia hanyalah mesin pencetak uang.
Gadis cantik bernama Renata Kanya Putri adalah anak tunggal dari seorang pemilik restoran di Jakarta. Dulu hidupnya berkecukupan. Hidupnya bahagia. Tak ada cela.

Namun setelah kematian orang tuanya. Renata harus tinggal dengan tantenya yang pecandu alkohol. Karena Renata sudah tak punya siapa-siapa lagi.

Warisan Renata habis oleh tantenya yang selalu mabuk-mabukkan. Dan Renata bahkan hampir dijual tantenya di bar tempat tantenya suka minum. Untuk membayar hutang tantenya. Sebesar 10 juta.

Untunglah ada pria baik hati yang menolong Renata dan mau menebus Renata sebesar 12 juta. Itu saat Renata akan dipesan oleh pria hidung belang.

Sampai kini Renata selalu berharap untuk bisa bertemu dengan pria baik hati itu. Andai dia tak menolong Renata. Mungkin kini Renata sudah menjadi wanita jalang. Membayangkannya saja Renata begidik ngeri.
Renata lebih memilih hidupnya yang sekarang. Dengan menanggung hutang yang menggunung. Ulah tantenya yang tak bisa berhenti berhutang. Karena tantenya yang tak bekerja.

Renata lebih senang walau dia harus kerja di tiga tempat sekaligus. Dan setiap hari harus pulang larut malam. Setidaknya dia bisa bebas dari amarah tantenya setiap ada di rumah.
Karena dari pagi Renata sudah harus bersiap pergi kerja di restoran cepat saji. Lalu siangnya Renata pergi kerja disebuah cafe. Dan malamnya Renata kerja di sebuah supermarket.

Kenapa Renata bisa kerja di tiga tempat sekaligus. Itu karena pemilik dari ketiga tempat itu adalah sahabatnya. Beruntung bukan? Dengan gaji yang sama dengan karyawan lainnya.
Sahabat setianya dari dia kecil dulu. Miranda Tan gadis keturunan Cina-Indonesia. Mereka bersahabat dari kecil karena dulu orang tua mereka pun bersahabat.

Miranda Tan adalah gadis cantik bak boneka manekin. Cantik, tinggi, langsing dan dia sangat baik hati. Benar-benar sangat jauh dari Renata yang kusam, kumal tak terawat. Pakaian yang dikenakan juga itu-itu saja.
Kaos merah, celana jins belel. Kaos hijau, celana jins hitam, kaos hitam, celana jins biru. Selama satu minggu hanya itu saja yang melekat pada tubuh gadis bernama Renata.

Setiap Miranda akan membelikannya baju. Dengan manja Renata akan bilang. "Kasih uangnya aja ya, sayang tahu uangnya. Kan bisa buat nambah tabungan aku." selalu seperti itu.
Dan Miranda tak bisa membantah bila Renata sudah mengatakannya. Karena Miranda tahu perjuangan sahabatnya ini. Dia berjuang melunasi hutang yang mungkin tak berujung.

Pernah Miranda bilang akan melunasi hutang-hutangnya. Tapi Renata langsung mengancam akan memutus tali persaudaraan mereka.
Renata lebih senang kalau Miranda memakai jasanya. Dan dengan senang hati menerima uang upahnya. Dari pada Renata hanya ungkang-ungkang kaki tapi semua lunas. Renata tak suka itu. Tak suka berbalas budi.

**************

Renata akhirnya sampai di depan rumahnya. Dan bersiap untuk masuk. Namun samar-samar dia mendengar tantenya sedang berbincang dengan seseorang.
Renata masuk dan mendapati tantenya sedang mengobrol dengan seorang pria tampan nan gagah, dengan pakaian khas perkantoran.

Kemeja biru muda dan celana bahan warna hitam. Terdapat ikat pinggang yang mengkilat di pinggangnya.
Jas nya tergeletak di samping tempat duduknya. Serta tas kerja. Sepatu kerja yang terlihat mewah seakan menunjukan siapa pria dihadapannya ini.
"Ehem." Suara deheman tantenya langsung mengusik lamunan Renata. Dengan sigap Renata masuk ke dalam kamarnya.

Setelah mengganti baju Renata berniat untuk mengambil air minum. Tapi ketika baru melangkah keluar kamar. Renata dipanggil oleh tantenya. Renata pun menghampiri dan lagi-lagi dia melirik ke arah pria tampan itu.
Pria itu terlihat acuh, tak peduli. Seakan Renata tak ada. Dan Renata pun tak peduli. Tapi Renata tak bisa pungkiri kalau dia tak bisa kalau tak melirik pria tampan itu.

"Duduk," pinta tantenya. Renata pun duduk di samping tantenya. Dan mulai menjelaskan ada apa sebenarnya.
"Ren, tante sudah menjual rumah ini dan tante sudah mendapatkan uangnya," jelas tante nya cuek. Seakan-akan itu bukan apa-apa.
Renata terbelalak tak percaya. Bagaimana mungkin tantenya bisa setega itu. Menjual rumah nya tanpa sepengetahuanya. Lalu bagaimana nanti Rena tinggal. Apakah dia akan menjadi gelandangan.
"Lalu, Renata bagaimana tante?" Tanyanya bingung.
"Bodoh. Tentu saja kamu menikah dengan pria tampan ini," ujar tantenya.

Bagai tersambar petir. Dada Renata bergemuruh. Rasanya hatinya sakit. Semudah itu? Semudah itu tantenya mengatur hidup dan matinya. Tak bisakah ia menghargai pendapat Renata.
Mengambil semua harta nya.
Menjadikannya mesin ATM
sekarang menyuruhnya menikah !

Seburuk itu kah kehidupannya hingga ia tak bisa menjalani kehidupannya sendiri. Air mata Renata mengalir deras. Tak kuasa menahan gemuruh hatinya. Rasanya sesak.
Bukan. Bukan karena ia akan dipaksa menikah dengan pria tak dikenal. Lebih kepada perilaku tantenya yang begitu tak bertanggung jawab. Dengan seenaknya menelantarkannya. Padahal Renata sudah banting tulang untuk menutupi hutang-hutang tantenya.

Tanpa pernah Renata merasakan uang hasil jerih payahnya.

"Lupakan air mata sialan mu itu!" bentak tantenya. Pria itu masih saja tak bergeming. Menjenuhkan. Gumam pria tersebut. Tante Renata langsung berjalan ke arah kamar Renata. Meninggalkan Renata dengan pria tampan yang bagai patung. Datar tanpa ekspresi.
Renata terus menunduk. Tak mau lagi menatap pria di depannya. Enggan. Entahlah, rasanya Renata ingin meluapkan emosinya pada Pria di depannya. Tapi itu hanya mimpi. Menatapnya saja dia tak berani sekarang.

Tak lama terdengar suara tantenya membanting pintu kamar. Dan melempar tas ransel ke arah kaki Renata. Renata terperangah. Tak percaya.
"Apa ini, Tante?" Tanya Renata
"Kau buta !" Bentak tantenya. "Itu baju-baju mu, ikut pria itu malam ini. Karena aku sendiri akan pergi dari sini, pagi ini," jelas tantenya kasar.

Renata menatap ke arah pria tampan di depannya. Seakan minta penjelasan. Harus kah malam ini juga?
Pria tampan itu justru hendak bangkit dari duduknya. Mengenakan jasnya dan mengambil tasnya. Kemudian menatap Renata enggan.
"Ikut, aku," perintahnya dengan penuh nada perintah.
"Ke mana?" Bodohnya Renata bertanya.

Mata pria itu pun langsung berubah menjadi kilatan yang menakutkan. Seakan dia ingin mematahkan tulang-tulang Renata.
"Ikut saja bodoh !" Bentak tantenya.
"Ke rumah kita. Besok kita akan menikah," jelas pria itu. Menyela ucapan tantenya. 

Entahlah Renata enggan berfikir lebih dalam. Entah kenapa juga Renata memilih diam dan menuruti ucapan pria asing itu. Dan mengambil tas ranselnya lalu menyeretnya mengikuti langkah pria tersebut.
Sudahlah Ren... lupakan impianmu. Lupakan siapa dirimu. Kau memang hanya patung yang dapat di pindah sesuka hati. Atau bahkan di buang bila sudah usang. Kau memang tak berguna.

♥️♥️♥️

Siapa yang rindu mereka?? Hehehe

PLAYBOY ITU SUAMIKU (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang