Entah apa yang membuat Yunho begitu terpesona akan Jaejoong. Membuat sebagian akal sehatnya menggila begitu saja sampai Yunho sendiri bahkan tak sadar kalau ia sudah mengungkung gerak Jaejoong dengan tangan pada masing-masing sisi. Pemuda ini berbeda –ahh, berapa kali Yunho harus mengatakannya. Yang pasti, Jaejoong mampu mengambil alih semua afeksi, bahkan tanpa make up tebal atau pakaian sexy.
"Mundur, Yunho. Kau m-mau apa?"
"Kau, Jae. Aku menginginkanmu."
"Apa kau gila?" Tidak perlu membayangkan apa yang akan terjadi. Kepala Jaejoong terlalu cepat membaca situasi. "Kau ingin ku banting lagi, ha? Menjauh Jung!"
"Benar. Kurasa aku sudah gila, but you make it worth." bisikan penuh godaan dilayangkan Yunho. Sebagian wajahnya berada pada sisi kiri si korban kungkungan yang tidak lagi mampu bergerak banyak. Hembusan nafas pria dewasa itu bahkan terasa hangat di telinga hingga Jaejoong sendiri tak kuasa menahan gejolak geli yang menyenangkan. "Kurasa aku tertarik padamu, Kim Jaejoong. Jadilah kekasihku."
Pernyataan Yunho jelas melayangkan wajah terkejut hingga kening berkerut, pemilik mata bulat disana bahkan semakin membulatkan doe-nya sebab tak yakin akan pendengaran sendiri. Jadi apa?" –ia mengulang, memastikan tidak salah mencuri dengar setiap patah kata.
"Kekasihku." Yunho mengulang, tarikan senyumnya mengembang, "Akan kuberikan apa saja yang kau mau. Kau hanya tinggal mengatakannya. Bagaimana?"
Jaejoong mendesah, bernostalgia sebentar akan perilaku Yunho yang sebelumnya. Ingatannya akan perilaku mesum Yunho tentu bukan hal mudah untuk disingkirkan dari kepala. "Kalau aku menerimanya, lalu kau mau apa? Meniduriku?" Jaejoong hanya bersarkasme tapi mampu mengundang tawa pelan Yunho yang semakin mempersempit gerak tubuh.
"Kalau kau mau, aku tidak keberatan."
"Tidak! Menjauh dariku! YAK!"
Teriakan Jaejoong mendengung di telinga, berdesing menyakitkan namun tak memungkiri itu tingkah yang mengundang tawa. Begitu polos dan menggemaskan, dan Yunho semakin jatuh hanya untuk pemuda yang masih menatapnya tajam dengan tangan pada dada bidangnya dan mulai memberi dorongan.
"Kau–"
"–Tuan Jung." seseorang datang, berdiri pada anak tangga tanpa berniat mengambil jarak lebih dekat. Yunho dan Jaejoong mengalihkan pandang bersamaan. "Maaf mengganggu tapi makanan anda sudah siap."
Cepat sadar akan fokus Yunho yang juga berkurang, Jaejoong mengumpulkan sedikit lebih banyak tenaga untuk mendorong dada bidang milik pria dihadapannya. Berhasil, langkah Yunho terdorong satu langkah dan ia sukses keluar dari kungkungan yang membuat jantungnya tidak sehat sebab bekerja lebih cepat. Tatapan tajamnya masih disana, menusuk Yunho yang terlihat tidak perduli dengan keadaan canggung sang manager Song yang baru memergoki kegiatan mereka.
"Ayo, Jae."
"Tidak. Aku kehilangan nafsu makan. Aku akan langsung pulang saja." memilih berbalik, kaki jenjang milik Jaejoong beranjak tak sabaran menuju tangga turun. Tentu Yunho tidak sebodoh itu membiarkan, tangannya mulai menahan jalan tepat di lengan, membuat Jaejoong kembali mengalihkan pandangan dengan jenuh. Entah apa lagi yang pria ini mau, Jaejoong membatin heran.
"Akan aku antar. Tidak ada penolakan, Kim Jaejoong." intruksi sudah dititahkan, dengan nada memaksa yang tidak mungkin ditentang. Atensi Yunho beralih setelahnya, pada manager Song setelah memastikan Jaejoong pada akhirnya bersedia menunggu.
"Bungkus saja makannya, Manager Song."
"Saya mengerti, Tuan Jung. Permisi."
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Secretary [✔]
FanfictionTidak ada pilihan selain menjadi sekertaris Jung Yunho bagi Kim Jaejoong. Ia punya alasannya. Dan jika tidak karena alasan itu, sudah dipastikan Jaejoong tidak harus bertemu beruang jelek ini, dengan tatapannya yang mesum meski pekerjaan yang ditawa...