Jaejoong sudah berdiri pada satu ruang yang di maksud, tepat didepan pintu dengan gambar angka sembilan berbalut cat emas. Gerutuan terkulum dalam hati, sedang ketukan tangannya sudah bergerak untuk ketiga kali. "Permisi Tuan, saya mengantar minuman Anda." –dan balasan dari dalam tetaplah sama seperti lima menit yang lalu, sepi. Mungkin tidak ada orang didalam atau mungkin si pengunjung sudah pergi, dengan sendirinya kepala Jaejoong mulai berspekulasi.
Terlalu fokus pada gerutuan, Jaejoong bahkan tidak sadar seseorang sudah berdiri tepat dibalik tubuh, dengan satu senyum mengembang menyeramkan.
"Jadi kau bekerja disini, Kim Jaejoong?"
Damn!
Tanpa perlu menoleh, pun Jaejoong mengenal suara bass dibelakangnya, ditambah sebuah tangan merengkuh lehernya kuat dari belakang dan membuat ia sulit bergerak bahkan hanya untuk berbalik.
"J-jung Yunho?" Jaejoong bertanya memastikan, meski nyata ia tahu.
Dari posisinya Yunho menyeringai puas. Ia tidak tahu bagaimana bisa dirinya begitu berjodoh dengan Jaejoong hingga semesta memberinya takdir sebegini bagus. Katakanlah ia percaya diri, tapi siapa perduli, bukankah Yunho memang sudah menetapkan Jaejoong menjadi miliknya? –and this beauty will be.
"Ayo masuk." itu bukan ajakan dari Yunho karena nadanya terdengar seperti sentakan perintah tak terbantah di telinga Jaejoong yang mulai berdesing.
"Yun, a-aku harus bekerja." Jaejoong menahan langkahnya dari dorongan Yunho tepat ketika pintu dihadapannya terbuka. Gerak kepala Jaejoong menoleh ragu pada Yunho yang wajahnya tak menyiratkan ekspresi apapun.
"Masuk sendiri atau aku harus memaksamu?"
Jaejoong tahu ia sudah tidak ada celah, tidak ada jalan keluar juga tidak ada pilihan lain kecuali menuruti Yunho. Sambil bersiaga jika Yunho mencoba membalas untuk menghajarnya, Jaejoong sudah siap juga untuk membalas. Namun sepertinya hal itu tidak sesuai dengan dugaan.
Yunho melepaskan rengkuhan lengannya dileher Jaejoong, membiarkan pemuda cantik itu sedikit menghela nafas mengurangi rasa tegang tepat saat mereka sudah didalam ruangan. "Kau bisa meletakkan baki itu di meja." Yunho berseru dan Jaejoong mengikuti tanpa banyak bicara. Ia berbalik cepat setelahnya, memastikan Yunho tidak akan berbuat hal diluar pikiran jika ia berlama-lama memunggungi pria itu.
"Sudah, izinkan aku keluar."
"Duduklah dulu, kita bicara." bunyi klik pada pintu yang dikunci Yunho mengernyitkan dahi Jaejoong hingga langkahnya reflek mundur satu langkah. "Aku tidak akan macam-macam kalau kau menurut." Yunho menyambung.
"Sudah kukatakan! Aku harus bekerja."
Ada beberapa pertanyaan dikepala Yunho, perihal Jaejoong yang menolak menemaninya minum siang tadi. Itu membuat ia berpikir bahwa Jaejoong adalah pria baik-baik. Tapi apa yang dilihatnya kini begitu mengejutkan, bagaimana bisa Jaejoong malah bekerja sebagai pengantar minuman ditempat karaoke seperti ini yang sebagian pengunjungnya pastilah pria kelebihan hormon. "Bukankah ini juga bagian dari pekerjaanmu? Menemani tamu minum? Apa kau juga memberi pelayanan special?" pertanyaan Yunho menguar dalam satu tarikan nafas, tak terjeda dan begitu menohok lawan bicara.
"Jaga mulutmu, Tuan Jung! Katakan lagi dan akan kuhajar kau." nafas Jaejoong terputus-putus, rasa kesalnya menumpuk dan siap meledak kapan saja. "Aku hanya bekerja sebagai pengantar minuman! Apa kau selalu merendahkan orang lain seperti ini?"
Wajah merah dan alis yang hampir menyatu, serta sentakan Jaejoong jelas menggambarkan bagaimana pria cantik itu tidak terima. Yunho tersenyum dibalik seringai tipis yang ia sembunyikan, pikiran buruknya yang ternyata tidak benar menguap begitu saja mengundang perasaan lega. "Aku hanya bertanya, kenapa kau serius sekali Jae?" itu pertanyaan retoris dari Yunho yang langkahnya tegap menuju sofa panjang yang kemudian ia duduki bak penguasa. Kegiatan Yunho tak sekalipun luput dari pandangan Jaejoong yang masih siaga jika Yunho melakukan hal yang tidak akan ia duga.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Secretary [✔]
FanfictionTidak ada pilihan selain menjadi sekertaris Jung Yunho bagi Kim Jaejoong. Ia punya alasannya. Dan jika tidak karena alasan itu, sudah dipastikan Jaejoong tidak harus bertemu beruang jelek ini, dengan tatapannya yang mesum meski pekerjaan yang ditawa...