Prolong

11.2K 426 32
                                    

"Dasar Bitch."

Rara hanya memejamkan matanya saat mendengar nada tinggi dari bundanya. Rara mencoba menguatkan dirinya kalau bunda sayang kepadanya.

"Ra, Bunda marahin Lo itu karna sayang sama Lo."

"Dasar wanita. pembawa sial, Lo tau lo itu hanya bisa nyusahin Gua nyesel pernah ngelahirin Lo andai waktu itu gua milih gugurin Lo ketimbang ngerawat Lo". teriaknya keras.

Yang bisa di, lakukan oleh rara. hanya diam dan menangis dalam diam Hatinya, terluka tapi. Rara gak bisa membenci bundanya bagaimana pun dia lah wanita yang sudah melahirkan dirinya.

Sedang kan, wanita yang. memaki rara pergi setelah melukai ulu hati rara yang paling dalam Setelah melihat, bundanya pergi. Rara menangis meraung meratapi nasibnya. Seorang art yang, bernama Leha itu menghampiri nona mudanya.

"Non? Non gak apa-apa kan apa ada yang Luka? Sinih biar bibik obatin." tanya bi leha

"Luka apa, yang bibi maksud? Luka yang ada di pungung ku yang kemarin bunda cambuk? Karna yang lebih sakit yang aku rasakan itu hati aku. TerLuka tapi tak berdarah Sakit rasanya Bi."sahutnya lirih

Bik leha, mengangukan. kepalanya Dia juga merasakan apa yang di rasakan oleh nonanya bik leha membantu, non rara berdiri. dan menuntun dirinya ke atas menuju Kamar milik, Non rara Yang berada di lantai atas.

"Non istirahat, ya besok pagi.kan Non ada mata Kuliah jadi Non tidur ya." Suara bik leha yang terdengar lembut di, telingganya. andai Yang melakukan itu semua adalah  bundanya. 

Bik leha, meninggalkan. kamar Non rara setelah memastikan bahwa Rara telah tertidur, dengan nyenyak. Bik leha kembali ke kamar nya untuk beristirahat.

Rara membuka, matanya saat. dirinya merasakan Mata hari yang mengenai wajahnya, lantas rara. bangun dan bersiap untuk pergi ke kampus setelah merasa rapih rara turun dan melihat. bik leha yang, sedang menyiapkan sarapan pagi Rara menghampiri, bik leha untuk berpamitan.

"Bik aku berangkat Kuliah dulu." Suara datar Rara mengejutkan Bik leha yang kebetulan sedang menata makanan.

"Gk sarapan dulu Non bibi udah siapin sarapan Loh?."Tanya bi leha

"Gak usah bi makasih." Rara pun pergi setelah mengucapkan salam dan masuk ke dalam mobilnya,

Setelah sampai, Rara memarkirkan. mobilnya lalu turun tak lupa buku yang selalu, di bawa nya. Seluruh Siswa dan siswi menatap Rara yang terlihat, Cantik Rara.yang sudah terbiasa hanya acuh dan, melewati mereka.

"Gila Rara makin hari makin cantik aja."

"Eh Neng Rara Mau kemana nih boleh aa Jaka nemenin Neng."

"Jangan Mau Ra, si jaka jarang mandi." Celutuk yuda membuat Jaka kesal

"Kamvret Lo, mana ada Fitnah tuh Ra gua sering kok mandi."ucap jaka

"Boong Tuh Ra, Si jaka cuma pencitraan doang."Sambung Dylan

Godaan Dari, salah satu siswa. yang terkenal nakal tak di hirau kan olehnya, rara terus berjalan. melewati mereka Semua yang sesekali mengodanya. Rara tampak, acuh setelah berbelok ke arah kanang naik terus, menaiki tangga.kebetulan Kelas Rara berada di lantai atas  setelah sampai di kelasnya, rara duduk paling pojok sisi kiri.

Terlihat yeyen, teman bangkunya sepertinya.yeyen tak menyadari kehadiran dirinya Rara seperti Biasa acuh lalu, duduk dan. manaroh tasnya mereka fokus dengan pelajaran. yang di terangkan, oleh buk Wenda guru mtk Yeyen yang tak tau caranya menyengol Rara. Sedang kan Yang di sengol tampak serius dengan mata pelajaran.

"Ssstt Ra." Rara menoleh saat Yeyen menyengol dirinya cukup keras Rara menatap yeyen dengan sorot mata dingin dan menggerutkan keningnya bertanda Rara bertanya pada yeyen.

"Lo paham gak sama nomer ini sumpah ya gua gak paham sama sekali?."bisik yeyen pelan,

Rara menjelaskan, semuanya apa. yang tidak di mengerti oleh yeyen. Jam pelajaran. pun usai semua, murid keluar dan berlomba-lomba untuk ke kantin. Begituh Pun Rara yang ikut berdiri dan membawa sebuah Novel tak lupa Earphonenya, lalu keluar menuju tempat biasa dia beristirahat.

****

Taman belakang, yang ada. pohon rindang di jadikan oleh rara tempat Favoritnya. karna tempat, ini tak terlalu banyak orang dan jarang di kunjungi oleh siapa pun suasana yang tenang, membuat Rara. betah berlama-lama di tempat ini taman ini tak jauh. dari kantin Rara, memang tak memiliki teman mana ada Yang betah berteman dengan dirinya?

Kalau pun, ada mereka hanya. singah sebantar lalu pergi atau hanya penasaran. bukannya ingin, berteman Rara tak terlalu pusing soal teman toh dirinya sudah terbiasa dengan sendiri bukan. Rara melihat Gengs jaka dan teman temannya. yang tadi rara, lihat sewaktu ingin ke kelas dan satu cowok yang belum pernah rara melihat rara, mengedihkan. bahunya acuh lalu kembali dengan dunia nya sendiri.

"Eh Taik Lo ngapain tadi hah bilang kalau gua jarang mandi."teriak jaka kesal

"Santai. dong mas bro, jangan ngegas Itu fakta kali Jak iyakan yud?." Ujar Dylan pada yuda. sedang kan, yuda hanya mengacungkan jempolnya.

"Eh Ar, Kita boleh kali main ke rumah Lo ya."

"Ngapain?."

"Selow dong nyet. Kita kita tuh kangen sama Adik imut Lo itu hehe." Balas Jaka

"Lo bukan kangen sama Adiknya. Tapi lo mau numpang WI-FI'an kan?." Ujar Azka

"Hooh lo kan gak modal."

"Udah jarang mandi maunya gratisan Mulu."

"Tai nistain gua aja terus ampe upin ipin gede." Pekik jaka kesal

"Dih baperan Lo nyet."Ucap Azka terkekeh kecil

"Tau ke cewek aja Lu." Balas Yuda

Karna malas, mendengar. ocehan para sahabatnya, Arkan memilih pergi dari. mereka Azka yang melihat Arkan pergi mengejar Arkan yang tampak ingin, menaiki motor. ninjanya Di ikutin oleh jaka yuda dan Dylan yang juga menaiki motor milik mereka, masing-masing. Padahal jam Kuliah belum usai mereka sudah meninggalkan area kampus,

Jam istirahat, sudah usai. Rara pun beranjak dari duduknya dan meninggalkan. area taman, menuju ke kelas Seperti biasa setiap rara lewat pasti Rara akan selalu mendengar. godaan dari, para pria dan sindiran dari para perempuan. Rara sebenernya, risih tapi apa boleh buat Rara hanya bisa diam acuh.

Rara melihat yeyen yang di bully oleh Sani menghampiri yeyen yang ingin di tampar oleh sani tapi saat tangan sani ingin menampar pipi yeyen ada sebuah tangan yang tak lain tangan Rara sani terkejut melihat Rara gadis yang tak pedulian ini menghentikan asi bullynya.

"Ini kampus buat belajar, Bukan buat ajang kekerasan." Suara dingin Rara membuat nyali Sani menciut dan tatapan Dingin Rara membuat lutun sani lemes

🍃🍃🍃

Follow akun di bawah ini⬇
raranatallie
Arkanleonard
Wattpadvi
Devanofernandez
Pianatasya_
Keylasisillia
Piya08_

Biasakan untuk memvote setelah membaca:")
Kasih kritik yak hehe😊

RAKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang