NOTE : TATJANA itu di bacanya TATYANA atau TATIANA sama aja lah ya tapi panggilan dia emang Jia😁.
Enjoy!!
______
"Papa!" Gadis kecil dengan dress merah muda berlari dan memeluk kaki Nathaniel Bertrand ketika pria itu pulang.
"Hi, sayang. Sudah makan?"
"Sudah Papa, Mama membuatkan pizza mozzarella yang sangat lezat."
Nathan tersenyum lalu mengangkat putri kecilnya kedalam gendongannya. Ia menyadari beberapa hal seperti, putrinya yang sudah semakin besar dan berat. Dan gadis kecil itu semakin lancar berbicara. Nathan merasa bangga kemudian ia mengecup pipi bulat putrinya.
"Dimana wanita kesayangan kita, Bethany?" Nathan mencari cari sosok wanita yang sudah lama tidak ia temui sambil menaiki tangga.
"Mama menunggu di kamar, dia terlihat lelah setelah memasak pizza untukku." Bethany Bertrand- putri kecilnya menjawab.
Nathan dibuat gemas dan pria itu ingin sekali mengecup bibir merah putrinya. Pippa mendidik Bethany dengan baik, pikirnya.
Pria itu menurunkan Bethany kemudian membuka handle pintu kamarnya. Nathan tersenyum ketika melihat punggung wanita yang ia cintai sedang berbaring di atas ranjang. Sebelumnya ia sempat memperhatikan Bethany yang berlari kecil menuju kamar gadis itu.
"Pippa,"
Nathan mencium pundak Pippa yang terbuka. Wanita itu berbalik menatap Nathan.
"Sayang," Pippa membelai wajah Nathan. "Kamu pulang."
"Kamu tempatku pulang, sayang." Nathan mengecup telapak tangan Pippa yang membelai wajahnya.
💎💎💎
Xevyra dengan senang hati mendengarkan ocehan Tatjana ketika wanita itu sedang kesal. Seperti sekarang, Xevyra dengan wajah antusiasnya mendengarkan setiap kalimat penuh emosi yang keluar dari bibir Tatjana.
"Vyr saya benar-benar tidak mengerti jalan pikiran pria itu! Seharusnya dia sendiri yang datang dan memohon lagi kepada saya untuk memberikan separuh hak Blanc and Black, kenapa dia harus mengirim adiknya yang sama sekali tidak saya kenal?!"
"Bapak Nathan pasti punya alasan yang membuatnya tidak bisa hadir Bu,"
Tatjana begitu penasaran mengenai alasan apa yang membuat pria itu tidak datang. Padahal sebelumnya, Nathan rajin sekali menghubunginya atau datang ke kantor Tatjana untuk memohon kepada wanita itu.
Hari ini Tatjana sudah berniat untuk menyetujui ide gila Nathan yang ingin menguasai separuh hak Blanc and Black. Tapi ketika melihat pria itu tidak hadir, keputusannya berubah.
"Vyr saya akan memberikan hak yang pria itu minta kalau dia datang kemari dan memohon kepada saya. For the last time."
"Lalu apa yang akan Anda lakukan setelahnya?"
"Create my dream castle, L'étiquette Rose."
"Di Jakarta?"
"Di Perancis."
**
Tatjana pulang ke rumahnya begitu jam menunjukkan pukul 23.30. Dua tahun lalu ketika Tatjana pulang, maka ia akan langsung di sambut oleh berbagai hidangan lezat yang di masak oleh suaminya.
Aku benci terus mengingat apa yang mantan suami aku lakukan, pikir Tatjana ketika ia melangkah menuju dapur bertema monokrom di rumahnya.
"Sial sekali aku lapar." Tatjana bermonolong lalu membuka kulkas dan wanita itu hanya menemukan tiga buah paprika yang hampir menguning.
Ia mendesah kemudian membuka aplikasi go-food pada ponselnya. Kedai nasi goreng adalah satu-satunya tempat makan terdekat yang masih buka, Tatjana memesan satu porsi nasi goreng super pedas dan ia harus menunggu sekiranya tiga puluh tiga menit hingga pesanannya tiba.
"Terimakasih." Tatjana berkata sambil memberikan selembar uang lima puluh ribu kepada pengantar makanannya.
Wanita itu kembali menuju dapur tapi tidak langsung memakan nasi gorengnya. Melainkan hanya berdiri, terdiam di samping meja makan yang kemudian menariknya ke masa lalu. Masa yang begitu Tatjana rindukan, sebetulnya.
"Aku sudah menyiapkan chicken ball soup dengan nasi panas untuk makan malam kamu." Nathaniel kala itu berkata dengan suaranya yang lembut kepada Tatjana.
Tatjana tersenyum penuh arti kepada Nathan dan mendudukan dirinya tepat di hadapan pria itu.
"Makan yang banyak, aku tau kamu sibuk sekali hari ini." Sekali lagi, Nathan berkata dengan sangat lembut. Kini disertai usapan penuh kasih di puncak kepala Tatjana.
"Terimakasih, Nathan."
"Iya sayang."
Nathaniel Bertrand adalah pria yang sangat baik dan begitu menyayangi Tatjana. Ia selalu memperlakukan wanita wanita itu sebagaimana seorang raja mencintai ratunya.
Tapi itu dulu, Jia. Kamu sudah melepaskannya.
Tatjana menggelengkan kepalanya dan mendesah. Kemudian duduk dan menikmati makan malamnya dalam keheningan yang di balut rasa kesepian.
"Kenapa kamu beli nasi goreng sepedas ini, Jia? Kamu bisa sakit perut." Nathaniel merebut dan membungkus lagi nasi goreng super pedas yang baru saja dibuka Tatjana.
Wanita itu mengerang kesal, "Aku sangat ingin memakan nasi goreng itu, Nath. Kembalikan!"
"Kamu sedang mengandung, sayang. Tidak baik memakan makanan pedas dan tidak sehat seperti ini."
"Kamu mengkhawatirkan aku atau anak kamu sebenarnya?"
"Both of you sweetheart. Dan itu bukan hanya anak aku, tapi anak kita."
Tatjana melempar sendok yang nyaris saja masuk kedalam mulutnya. Kenapa aku selalu mengingat kelakuan manis pria itu, sialan. Wanita itu kembali menatap ke sekelilingnya dan tidak menemukan siapapun, kecuali kursi kosong yang biasanya ditempati Nathan saat menemaninya makan malam.
Aku selalu melihat bayangan kamu disana Nath. Nyatanya pria itu tidak ada disana. Tidak menemani Tatjana makan malam, tidak melarang wanita itu memakan nasi goreng super pedas, dan tidak mengatakan bahwa pria itu khawatir Tatjana akan sakit.