Muka Pucat

57 5 0
                                    

    Kumpul dengan orang,teman,keluarga asik bukan? Tapi tidak dengan ku pasalnya aku pernah mengalami kejadian yang membuatku tidak nyaman. Sekitar jam 9 keluarga ku,eyang ku dan teman ayahku yang pernah mengobati sepupuku itu sedang berkumpul di teras rumahku. Mereka sedang membicarakan pengalaman yang pernah berhubungan dengan hal hal ghaib. Aku sesekali menanyakan kepada teman ayah ku itu tentang ‘’mereka’’ yang tak terlihat.

Saat aku menoleh ke kanan aku melihat bayang bayang putih di belakang rumah tetangga. Di belakang rumah itu tidak ada cahaya lampu jadi bayang putih itu bukan dari sorotan cahaya lampu. Aku perhatikan lama lama semakin jelas berbentuk badan tapi masih tetap bayang bayang. Seketika membentuk baju hingga kepala tetapi masih tampak tidak jelas kemudian seketika hilang. Terlintas gambaran sosok di kepalaku rambut lebat dengan pakaian compang camping.

“yan…ada apa ngeliatin ke sana terus” panggil  eyang dari tadi memerhatikan ku.

“em..ada itu rambut nya panjang” jawab ku entah kenapa badanku terasa lemas sekali pundak ku terasa pegal tubuhku sudah dipenuhi keringat dan kakiku terasa tak bertulang. Semua yang berada di dekat ku melihat kearah yang aku lihat tadi.

“mengapa badan kurasanya pegal sekali” gumam ku.

“itu karena kamu belum terbiasa lihat mereka, jadi dia menyerap energi kamu sehingga membuat mu lemas” kata teman ayah ku yang berada di sebrang ku. Apa aku harus menunduk saja agar tidak lihat ‘’mereka” tapi aku akan menabrak orang ketika berjalan.

Tapi untung nya aku tidak terlalu jelas melihat akan wujud nya hanya bayangan nya saja. Di keluarga ku hanya kakek uyut ku yang bisa lihat makhluk ghaib. Apa benar menurun ke aku? Tapi mengapa harus aku? Dan mengapa Cuma aku? Banyak sekali pertanyaan di benak ku. Mau tidak mau aku harus menerima ini tapi masih ada harapan semoga suatu hari kemampuan ini bisa hilang. Tuhan itu adil setiap orang punya kekurangan dan kelebihan pasti semua itu ada hikmah nya.

     Siang hari aku merasa bosan aku tidak tau apa yang mau ku lakukan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke rumah kakek ku tempat itu jadi tepat favorit saat aku bosan dan tidak tau apa yang aku lakukan. Di sana terlihat bibi sedang melayani pembeli bibi memang punya usaha warung kecil kecilan itung itung lumayan sebagai pemasukan ekonomi. Lalu aku menuju ruang tamu dan mengambil posisi duduk di atas sofa. Aku asik melihat tv yang menampilkan film yang aku suka di arah depan terlihat sebuah kamar bekas kakek yang tidak terpakai mungkin bisa di bilang itu gudang, kamar itu sudah tak terurus semenjak kakek meninggal.

Pintu kamar itu selalu terbuka tapi entah mengapa aku tertarik memerhatikan kamar itu. Tiba tiba mataku menangkap bayangan perempuan dengan rambut menutupi satu mata nya sambil melirik kearah ku sontak aku berpindah pandangan malah aku melihat bayangan yang semakin lama aku perhatikan semakin jelas membentuk kuncup di atas dan badan lurus seperti sosok pocong aku langsung merinding segera aku fokus ke layar tv lagi. Seringkali ku masuk ke kamar itu udara nya sesak aura nya beda sekali rasanya seperti ada yang memerhatikanku di sudut tembok.

Semakin aku besar mataku mulai sensitif terhadap “mereka” apalagi jika di tempat gelap. Sekarang mataku sudah mulai melihat tidak lagi mendapat gambaran sosok yang tiba tiba muncul di kepalaku. Kalian mau lihat tempat di mana pocong itu? tempat nya masih utuh sampai sekarang.
    

     Yang pertama kali nya aku melihat “mereka” pada saat jam pelajaran berlangsung. Pada waktu itu jam istirahat ke dua aku sehabis menunaikan ibadah sholat dan bel masuk berbunyi aku segera masuk ke kelas. Tempat duduk ku di barisan depan yang kelihatan pintu tiba tiba guru bahasa Indonesia masuk  yang mana wali kelas ku sendiri. Beliau  mulai menerangkan pelajaran di papan tulis aku masih memerhatikan nya.

“catat apa yang di papan tulis ke dalam buku catatan” kata bu guru yang sambil berjalan ke arah singgasana nya.

“iya bu” jawab murid serempak.
Saat aku sedang fokus mencatat tiba tiba ada bayangan putih yang lewat dari luar menuju pintu kelas ku.

“kew liat deh depan pintu” kataku memanggil teman sebangku ku. Dia yang fokus menulis langsung melepas pulpen nya dan melihat ke pintu kelas.

“gk ada apa apa”

“fer..depan pintu” panggil ku pelan kepada teman perempuan ku yang duduk di sebrang ku. langsung dia menoleh ke pintu. Terlihat di wajah nya yang keheranan.

“yaudah biarin aja” aku segera lanjut menulis karena guru sedari tadi melihati ku berbicara.

Aku yang tadi nya fokus mencatat malah teralihkan dengan bayangan yang berhenti di depan pintu pada saat aku melihat pintu kelas ku tiba tiba terlintas sosok laki laki berpakaian kemeja kotak kotak merah yang di padukan dengan rompi berwarna kuning tua yang sudah compang camping terdapat darah di baju nya.

Dengan wajah yang pucat ke abu abuan darah yang mengering di wajah nya. Mengenakan celana levis kuning tua yang terlihat kotor. Aku dengar dengar pada saat pembuatan sekolahku salah satu kuli proyek nya jatuh dari lantai 4 dan meninggal tak tertolong. Apa mungkin itu dia?

Terkadang suka takut sendiri di saat aku sedang bermain ponsel tiba tiba ada bayangan lewat aku menoleh untung nya tidak ada apa apa.  Aku juga sekarang menjadi orang yang kagetan contoh nya aku sedang berjalan pada saat ingin belok ada orang dari arah berlawanan ingin belok juga aku terlonjak kaget. Apakah kalian ingat sosok pocong yang pernah aku ceritakan?

Dia masih menempati kamar bekas kakek ku aku kira ia sudah tidak menempati tempat itu. Aku sering bicara pada ibuku memberi saran, sebaiknya sosok itu di usir dari tempat itu atau hanya sekedar menanyakan mengapa bisa berada di tempat ini karena aku tidak bisa komunikasi dengan “mereka”.

Tapi aku tidak ingin bahas itu lagi kerena hampir setiap hari ketika aku pergi ke rumah kakek pasti sosok itu berada di dekat jendela. Aku berpikiri jika aku mengetahui penyebab nya pasti ini bisa di atasi, tapi sampai saat ini jawaban itu nihil.

SIXTH SENSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang