Pertama kali Steve Rogers dikhianati, ialah oleh tubuhnya sendiri. Ia takkan bisa bermain berlari sebebas anak-anak lain seusianya. Ia takkan bisa menikmati salju dan keceriaan musim dingin kecuali ia mau disiksa pneumonia. Sarah Rogers takkan bisa membeli gaun musim panas yang diliriknya tiap mereka melewati toko busana di pinggir jalan, karena ia harus membeli obat-obatan untuk puteranya.
Steve pernah terbaring tak berdaya diatas kubangan kotor dalam salah satu gang gelap Brooklyn. Seekor tikus bahkan sempat menggerogoti sepatu lusuhnya. Ini semua hanya karena Steve berusaha melindungi seekor anjing yang dipukuli sekelompok anak dengan tubuh dua kali lebih besar darinya.
Anjing itu berhasil selamat melarikan diri walau terpincang-pincang, dan sebagai gantinya Steve harus menerima pukulan dan tendangan di wajah dan punggungnya.
Kali ini tidak ada Bucky, karena keluarga Barnes berlibur ke sudut lain kota New York hingga hari Senin nanti. Sarah Rogers takkan kembali hingga pukul sepuluh malam. Steve tak mempedulikan sorot terkejut dan iba dari orang-orang yang melihatnya menyeret diri menuju apartemennya.
Ia membersihkan dirinya, melempar pakaian kotornya ke dalam keranjang yang baru saja di kosongkan. Mereka masih menyimpan perban dan antiseptik di atas westafel. Steve sudah cukup ahli dalam hal ini, ia berpikir untuk menjadi dokter atau perawat seperti ibunya.
___
Kedua kali Steve dikhianati, ialah oleh Bucky Barnes, sahabatnya sendiri. Berulang kali Steve menggelengkan kepalanya tak percaya jika Bucky bisa berbuat setega ini padanya. Bucky sudah berjanji—bahkan bersumpah—untuk tidak memberitahu Sarah Rogers bahwa dirinya lah yang mengirim Hector dari kelas sebelah keatas ranjang pesakitan yang ditangani oleh Sarah.
Lagipula, itu adalah sebuah ketidak-sengajaan! Steve hanya merunduk saat Hector melayangkan tinju ke wajahnya, dan anak malang itu terjatuh menabrak sudut tajam bangku penonton; menyobek pipinya.
"Aku mengharapkan lebih darimu." Dengus Steve sembari menabrak bahu Bucky saat ia melangkah kasar menuju kamarnya. Sarah Rogers melarangnya untuk keluar (kecuali untuk sekolah) hingga dua minggu kedepan. Ia juga takkan mendapat uang saku.
___
Ketiga kalinya Steve dikhianati, ia mulai paham jika hal macam itu hanyalah apa yang terjadi pada semua orang. Jadi Steve melemparkan portfolionya kedalam tempat sampah, dan mencoret nama koran lokal yang menolak ilustrasinya. Dengan sesopan mungkin mereka menyuruh Steve untuk get the f-ck outta here, lad!
Bucky Barnes yang pulang dari dok kapal sore itu menuangkan setengah gelas bir untuknya, dan turut bersulang atas keberhasilan Steve dalam menyunting perusahaan-perusahaan koran paling bobrok di New York.
Kata Bucky, ia masih bisa mencoba menggambar komik superhero, seperti yang dilakukan banyak ilustrator akhir-akhir ini. Tapi Steve memilih untuk meneguk minumannya.
___
Bahkan kematian mengkhianatinya. Steve memukuli kantung sak itu penuh emosi. Hampir semua orang yang ia kenal telah mati, atau terbaring di pesakitan seperti Peggy. Ia ingin berteriak, menangis, meminta maaf. Tapi pada siapa?
Dia hidup, tapi harus menghadapi yang lebih parah ketimbang mati.
Nick Fury menawarkannya pekerjaan dalam SHIELD, memukuli orang yang pantas dipukul, mempertahankan perdamaian dunia, bla bla bla. Seperti yang biasa ia lakukan kemarin; puluhan tahun lalu. Pikir Steve, seolah ada hal lain yang bisa ia lakukan.
Avengers adalah sekelompok orang-orang (dan dewa! Holy sh-t!) aneh yang dipercaya untuk menjaga bumi dari penyimpang yang berasal dari dalam bumi, maupun ruang angkasa. Seberapa dramatis pun hal itu terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Old Lie
FanfictionDia berada di puncak apartemen kumuhnya di Brooklyn. Angin yang berhembus dan menyisir rambutnya begitu tercemar dengan asap dan benda-benda busuk. Seseorang memanggil namanya dari bawah. Tampak senyum hangat dari Becca, dan Steve di belakangnya. Me...