Betapa indahnya ketika dirahim ibunda mendengar lantunan ayat suci alquran, betapa senangnya ketika lahir mendengar kumandang azan dari ayahanda.
Hal itu tidak mungkin didapatkan olehku karena aku dilahirkan dari orangtua non muslim. Ya, keluarga ku berasal dari Jepang dan beragama Budha.
Perkenalkan namaku Yuuki Shiraisi aku keturunan campuran dari jepang dan Indonesia. Dulu aku tinggal di jepang tapi begitu mau kelas 3 SMA aku putuskan untuk pindah ke Indonesia.
Aku tidak pernah menyesali dan membenci ayah dan ibuku karena mereka orangtuaku,mereka telah merawatku hingga aku sekarang berumur 18 tahun.
Aku sangat mencintai mereka.
Aku bersekolah di sekolah internasional yang didalamnya anak-anak bangsawan yang sudah dijamin kehidupannya.
Ketika aku sekolah dasar aku tidak diperbolehkan bergaul bersama teman-temanku. Rumahku juga agak terpisah dengan masyarakat yang lain dan rumahku memiliki pagar yang tinggi. Sehingga orang-orang diluar sana enggan untuk bermain ke rumahku. Aku pernah menanyakan hal tersebut kepada ibuku.
" Ibuku kenapa rumah kita jauh ama yang lain, bukankah enak kalau rumah kita saling berdekatan?".
"Aduh....sayang....mereka itu rakyat jelata...dak pantes lah...ama kita".
Pada saat itu aku hanya percaya saja kata-kata ibuku tanpa pikir panjang lagi. Tetapi ketika usia ku menunjukkan angka ke 12 tahun aku bertanya-tanya tentang agamaku. Orangtuaku memberi kebebasan untuk memeluk agama asal jangan islam. Karena kata ayahku
"Keluarga kita dibebaskan untuk memilih agama asal jangan islam, karena menjadi orang islam membawa kesialan dan membuat hidup menjadi miskin dan satu lagi mereka adalah teroris".
Pada saat itu aku hanya mengiyakan saja kata-kata ayahku. Oleh karena itu, aku memiliki dua agama, budha dan Kristen katolik .
Maka dari itu,aku merayakan Natal dan juga merayakan waisak, karena sebagian keluargaku ada yang beragama katolik dan adapula yang beragama budha. Mula-mula aku sangat senang mengikutinya, namun lama kelamaan aku merasakan tidak ada perbedaan yang berubah dalam diriku, aku mulai merasa bosan dengan agama yang kujalani.
Aku merasa apa manfaatnya ritual yang selama ini aku jalani,tidak ada yang berubah dalam hidupku !. Maka, saat smp, aku tidak percaya akan agama. Yaaaaah aku merasa seperti seorang atheis.
Ketika mau kelas 3 SMA aku mau pindah sekolah di Indonesia, aku meminta orangtuaku agar aku kos di kota Jakarta saja,karena aku ingin hidup mandiri.
"Yah, boleh enggak aku pindah sekolah ke Indonesia, aku dah bosen di Jepang bolehkan yah?".
Ayahku mengerutkan dahinya.
" Buat apa? Bukankah disini enak, semua fasilitas sudah terpenuhi?".
Aku tersenyum, " Iya sich yah, aku mau hidup mandiri aja..boleh ya yaaah....".
Ibuku langsung ikut ngobrol "Nanti kamu ama siapa?".
Aku lebih memelas lagi "Tenang aja buuu, aku bisa jaga diri kok".
Dengan berat hati , akhirnya kedua orangtuaku mengijinkan aku untuk sma keluar kota.
Terik matahari Memberikan salam manis pada dunia.Hembusan angin lembut Menyapa hari yang cerah ini. Hiruk-pikuk keramaian jalan Langkah kaki tiada henti. Didalam keramaian kotaTersirat sebuah harapan kecil...
Aku pun berangkat ke bandara bersama kedua orangtua ku yang menemani k uke Jakarta.
Aku telah sampai di kota, dan tentu saja aku diantarkan oleh kedua orangtuaku.