SYAHADAT

4 0 0
                                    


Aku sudah melaksanakan ujian nasional,sudah bayak yang ku pelajari tentang islam ,dan akhirnya tepat hari jum'at aku memutuskan untuk masuk islam

"Mad, aku ingin masuk islam, bagaimana caranya ya?" tanya ku.

"Oke,nanti akan aku antarkan ke ustadz dekat rumahku yaa, dia selalu mengislamkan para mualaf".jawabnya.

Aku senang sekali mendengarnya,  "Oke mad, terima kasih banyak"jawabku.

Atas saran Ahmad, aku mendatangi seorang ustadz di dekat rumah Ahmad, untuk mengislamkan aku .

" Apa alasan kamu masuk islam?"

Demikianlah ustadzitu menanyakan alasanku masuk islam. Dan yang kukatakan padanya bahwa motif keislamanku murni karena ingin masuk islam.

Tanpa memakan banyak waktu, tercatatlah kemudian aku sebagai muslimah. Untuk pengubahan nama tidak akan kulakukan, karena itu adalah pemberian orangtuaku

Banyak perubahan dalam hidupku, jiwaku berangsu-angsur tenang.Tetapi aku belum berani menceritakan semua ini kepada orangtuaku, ketika aku pulang kerumah, aku diam-diam melaksananakan sholat. Aku sangat bersyukur masuk islam .

Bahkan tiba-tiba aku ingin berpuasa,menyadari teman-teman yang lain menjalani puasa Ramadhan.

"Aku mau puasa,"kataku pada Ahmad.

Ahmad kaget sekali mendengarnya. Ketika menjalani puasa, ketenangan hidup semakin kurasakan, bahkan malamnya aku membaca surah-surah pendek sambil menghafalkannya.

Tanpa terasa sudah banyak surat pendek yang kuhafal. Namun yang membuatku terkesan adalah saal aku membaca surah al-Kafirun,aku gemetar,gemetar sekali.

Ayat ini bak skenario hidup yang kujalani , penegasan bahwa tuhan yang disembah nabi Muhammad dan kaum muslimin tidaklah sama dengan tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir, begitupula cara peribadatannya.

Jadi, selama kurang lebihdelapan belas tahun aku tidak menyambah allah.

Tak henti-hentinya rasa syukur aku panjatkan kepada Allah swt. Maka, tak ingin kebahagiaan kusimpan begitu saja,aku mengabari berita ini kepada orangtuaku.

Aku katakan kepada mereka bahwa kehidupanku sangat berjalan baik, terutama setelah aku menjadi seorang muslim.

Namun, rupanya mereka tidak menerima keputusanku, mereka malah memintaku untuk segera pulang, dengan janji bahwa aku akan diberi suatu bisnis. Tak hanya itu, mereka pun melontarkan kata-kata bahwa aku semakin bodoh,bikin susah,bikin malu keluarga.

Tapi,sesakit apapun ucapan mereka, selalu kujawab dengan kata-kata baik. Sebab aku ingat bahwa islam melarang kelas untuk menghardik orangtua.

Akhirnya untuk sementara waktu aku tinggal di rumah Ahmad dan belajar tentang islam dengannya dan orangtuanya, karena orangtua Ahmad adalah seorang guru agama islam.

Tapi cepat atau lambat,suatu hari nanti aku akan menghadapi masa sulit yaitu, tindakan apa yang harus kulakukan ketika orangtuaku meninggal.

Dalam tradisi cina, setiap anak harus memegang dupa untuk sesembahan dan doa-doa. Padahal, jagankan memegang dupa,mendekati hal itu saja islam melarang, tidak mungkin aku melakukan hal musyrik tersebut.

Namun lama kelamaan, orangtuaku mau memaafkan aku, dan mereka menghargai keputusanku, walaupun mereka tetap bersikukuh tidak akan masuk islam.

Aku juga tidak bisa memaksakan mereka untuk masuk islam, karena untuk masuk islam tidak boleh dipaksakan.

Akhirnya lima tahun kemudian,setelah mendengarkan aku mengaji orangtuaku langsung ingin masuk islam, aku sangat terkejut mendengarnya. Mereka sangat tertarik dengan semua ajaran islam.

Aku segera mengantarkan orangtuaku ke ustadz yang pernah mengislamkan aku . aku menangis penuh kebahagiaan, karena orangtuaku masuk islam.Dan Alhamdulillah, akhirnya mereka melakukan semua perintah allah swt.

Tepat satu tahun kemudian setelah aku lulus dari SMA. Aku dan orangtuaku menunaikan ibadah haji bersama, tidak lupa aku mengucapakan syukur kepada allah swt, karena menjadikan keluargaku sakinah mawaddah warahmah.


The Two FaithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang