3.MENGHINDAR

47 21 14
                                    

Sejak kejadian sore itu Aldi jadi anak yang tenang dikelas. Ia tak ikut lagi mengacaukan kelas dikala pelajaran kosong, Aldi enggan keluar masuk kelas kalau sedang belajar selama ini yang sudah menjadi hobinya. Yang ada dipikiran Aldi hanya Risa dan keanehannya serta mimpi-mimpi Risa itu yang biasanya muncul bersamaan dengan Almarhumma ibunya yang kini makin gencar. Apalagi Aldi, yakin ada sesuatu yang dirahasiakan Risa tentang ibunya, karena ketika Risa begitu terperanjat ketika Aldi mengatakan Risa banyak tau dan masih teringat dengan ibunya.

Namun Aldi belum ada keberanian untuk menanyakan karena Risa selalu menghindarinya.

Kebiasaan baru Aldi kini bangun kesiangan karena ia selalu tidur setelah lewat tengah malam. Ia menghindari bermimpi, tapi walau bagaimana pun mimpi-mimpi itu tetap hadir.

"Aldi! Pagi benar hari ini biasanya  telat terus" sapa Risa suatu pagi dan kebetulan Aldi datang pagi karena semalam ia tak tidur.

"Sekali-kali datang pagi, emang kenapa?"

Risa tersenyum "bukan begitu, gue cuman kaget dan sedikit kecewa karena hari ini gak ada lagi tontonan gratis kalau lo telat kan pasti dihukum berdiri didepan apa lagi hari ini pelajaran Bu Iis walikelas kita"

Risa melempar tasnya kemeja dan sesaat saja ia sudah akan keluar dari kelas.

" Risa tunggu!" seru Aldi beranjak dari kursinya dan menghampiri Risa. Gadis itu menoleh dan berhenti dimuka pintu kelas, ditatapnya Aldi dengan mata anehnya seolah ia mencari tau apa yang akan dikatakan Aldi.

"Gue mau ngomong" kata Aldi

"Tapi" Risa tampaknya dapat menebak apa yang akan dikatakan Aldi.

"Risa jangan ada tapi lagi. Gue tau lo mau menghindari gue lagi. Tidak bisa Ris, sudah cukup gue sabar menanti kesempatan seperti ini. Disaat tak ada orang melihat kalau gue mau memaksa lo."

"Beri gue waktu Aldi" ucap Risa rendah.

"Tidak! Selama ini lo banyak sekali alasan kalau gue mau bicara dengan lo. Sedang capeklah, banyak tugas Aldi atau lo bilang gue pusing Aldi lain kali aja. Sekarang lo bilang beri gue waktu Aldi. Sampai kapan? Sampai kapan Ris?"

Risa terdiam. Ia telah tersandar ditembok kelas didesak Aldi. Aldi tidak peduli pancaran mata tajam dan misteri itu menatap lekat seakan ingin menundukkannya. Aldi menantang pancaran aneh itu dan hampir saja ia tertunduk ketika wajah Risa sekilas berubah seperti wajah ibunya, namun Aldi tak perdulikan itu.

"Gue yakin lo udah mengenali gue ketika pertama kali lo memasuki kelas ini. Itu yang menyebabkan lo terkejut bukan? Gue tau kenapa lo sangat terkejut melihat gue dan sikap lo selanjutnya aneh bagi gue, kalau bukan ayah lo yang mengenali gue mungkin lo gak akan memberi tau gue bahwa lo adalah teman masa kecil gue dipulau batam dulu. Kenapa Ris? Dan lo selalu menghindari gue"

Risa hanya terdiam.

"Lo boleh bungkam, sebelum gue memaksa. Gue tau lo menyimpan suatu rahasia, tapi gue gak tau rahasia apa itu? Namun gue yakin rahasia itu ada hubungannya sama  gue"

"Gue gak nutupi rahasia apapun Aldi, apasih yang lo bicarakan ini?"

"Berbohonglah selagi lo bisa berbohong Ris, tapi walau bagaimana pun lo gak bisa mengelabuhi gue. Lo percaya dengan kekuatan gaib?" tanya Aldi.

Risa mendongak "iya"

"Mungkin lo heran bila gue sudah berjumpa dan bicara dengan lo seminggu sebelum lo benar-benar datang kekelas ini, kemudian kita berpandangan dan lo terkejut. Sayang waktu itu gue gak tau kalau nama lo Risa. Lo menyadarinya bukan? Jangan heran Ris itu terjadi dalam mimpi gue, dan sekarang itu udah jadi nyata."

"Lo sering datang dalam mimpi gue bersama Almarhumma ibu" ucap Aldi seketika Risa terkejut, wajahnya nampak tegang.

"Dia telah mengatakan sesuatu kepada gue Ris" ucap Aldi.

"Siapa?"

"Lo"

"Gue?" Risa mengerutkan dahinya.

"Tentu lo terkejut karena dialam nyata ini lo belum pernah mengatakan sesuatu rahasia apapun ke gue, tapi sayang disana pun jiwa lo gak ngomong dengan jelas. Jiwa lo menyuruh gue bertanya pada lo, gue bingung apa yang harus gue tanyakan? Tapi hati gue ingin sekali bertanya pada lo. Saat gue bingung ibu gue muncul dari dalam laut, dia mengajak lo pergi. Lo berteriak-teriak mengatakan sesuatu pada gue, tapi ketika gue tersentak bangun gue gak ingat sedikitpun apa yang lo katakan itu. Mimpi itu sepertinya terjadi ditepi pantai pulau batam"

Risa tertegun.

Kemudian menunduk sambil memperhatikan kertas-kertas bertebaran. Ia terus diam seolah sedang mengalami kekosongan pikiran.

Aldi memperhatikan perubahan raut wajah gadis itu yang cantik, tanpa disadari ia terpesona menatapnya. Dia teringat dengan gadis dalam mimpinya yang diciumnya ditepi danau. Pipinya, rambutnya sangat mirip dengan Risa, tapi mata gadis itu tak setajam mata Risa.

"Mungkin semua mimpi itu hanya firasat, tapi firasat macam apa itu? Gue tak mengerti. Namun gue yakin ada hubungannya dengan lo dan semua sikap aneh ini" gumam Aldi sendiri.

"Risa!" sentak Aldi seketika "bicaralah, Lo menyembunyikan sesuatu rahasiakan?" desak Aldi.

"Ah Aldi.." kata Risa seperti memelas "beri gue waktu untuk memikirkannya"

"Memikirkan apa lagi?"

"Gue harus memikirkan setiap kata yang akan gue ucapkan ke lo" kata Risa pelan.

Kini Aldi yang bingung, tapi dalam hati ia gembira karena tanpa sadar Risa telah mengakui ada rahasia dibalik keanehan dirinya dan mimpi-mimpi itu.

"Risa" panggil Aldi lembut setelah lama saling diam.

"Hmm" Risa mendongakkan wajah tepat didepan Aldi.

Tampaknya Risa tidak memikirkan apa-apa, pandangannya kosong.

"Mungkin gue mencintai lo" kata Aldi seketika.

Haii guys, penasaran kelanjutannya? Ikutin terus ceritanya.

Salam, Parsi

Mystery girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang