Mimpi Indah (6)

176 29 4
                                    

Aku tidak lagi mau bertemu dengan Oh Sehun setelah itu. Atau lebih tepatnya, kami berdua seakan setuju untuk tidak lagi bertemu pandang setelah mengucapkan kalimat aneh kepada satu sama lain.

Setelah mengucapkan hal yang aneh dan memanggilnya Jenderal, aku melepaskan pelukanku dan menemukan Yukhei yang baru saja keluar dari ruang loker dan langsung mengajaknya pergi. Aku berusaha mengingat apa yang membuatku memanggilnya 'Jenderal' dan kenapa aku mengatakan hal itu padanya. Nihil, aku tidak bisa mengingat apapun.

Di Malam hari, aku melihat keluar jendela dan mendapati bulan yang tengah bersembunyi dibalik gerumbulan awan yang semenjak sore menguasai langit. Sebagian dariku ingin melihat bulan itu bersinar dan membawaku bertemu dengan Oh Sehun. Aku tidak tahu bagaimana caranya. Hanya saja, mungkin saja hal itu terjadi. Aku memiliki optimisme yang konyol terhadap Oh Sehun saat menatap bulan yang terang.

Di sekolah pun aku masih menghindari Sehun dan dia juga melakukan hal yang sama padaku. Baekhyun, Kyungsoo, dan Junmyeon tidak berhenti bertanya padaku tentang apa yang sebenarnya terjadi di antara Sehun dan aku. Aku tidak bisa menjawabnya karena aku sendiripun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara aku dan Sehun.

Sekalipun tim basket dan tim cheerleaders latihan dalam waktu yang sama di lapangan yang bersebalahan (kami mendapat lapangan yang jelek, terima kasih Oh Sehun), aku dan Sehun tidak menyapa atau bahkan saling bertatapan satu sama lain. Sepertinya kami berdua menghindari satu sama lain dengan cukup baik.

Rasanya menyakitkan.

Peran kami sebagai orang asing sayangnya tidak bertahan lama saat kami berdua berada di pesta Chanyeol. Baekhyun dan Kyungsoo sudah mabuk saat aku dan Yukhei datang, ya kami memang agak terlambat karena orang tuaku baru berangkat saat pukul Sebelas.

Chanyeol yang sudah dipeluk erat oleh Baekhyun menyambutku dengan suara yang amat kencang. Mungkin memang harus begitu karena musik yang diputar sudah melampaui kata kencang.

"JONG IN ! YUKHEI ! KUKIRA KAU MELEWATKAN PESTANYA, SELAMAT DATANG" teriak Chanyeol dari ruang tamu saat kami berdua memasuki dapur.

Bau alkohol menguar saat kami memasuki dapur yang berisi hampir setengah dari undangan Chanyeol. Dan saat aku mengatakan undangan Chanyeol, maka yang kumaksud adalah segerombolan atlit basket dari penjuru manapun dan beberapa anggota geng motor. Yukhei menemukan Capt yang sudah berdansa mabuk tersenyum bodoh saat melihat Yukhei menghampirinya.

"heiii sayangggg" ucapnya setengah sadar lalu mencium Yukhei dengan rakus.

Aku hanya tertawa melihatnya sebelum tubuhku dipeluk oleh laki-laki jangkung yang sudah mabuk dan menicumku dengan tiba-tiba. Saat aku sadar itu Sehun dan Sehun sadar itu aku, dia tampak menertawakan hal itu. Aku mengulas senyumku, mungkin aku sedang tidak ingin mengacaukan suasana hati Sehun yang terlihat sedang mangambang di atas awan.

"kau tampak sangat berantakan" ucapku padanya.

Sehun menutup salah satu matanya, dia tampak sangat mabuk dengan wajah yang merah dan mata yang lesu. Wajahnya mendekat padaku, melihatku dari atas ke bawah.

"dan kau tampak sangat ... menakjubkan" ucapnya setengah mabuk padaku.

Aku tidak memakai baju yang provokatif saat berada di sana. Kecuali jika kalian menganggap skinny jeans, kaos putih dan jaket merah provokatif, maka, ya, aku terlihat menggoda.

Kami berdua hanya bertatapan sambil sesekali aku melihat Sehun yang meminum birnya dengan lahap. Wooseok yang berjalan melewati kami berdua dengan Taeyong memberikan botolnya padaku, entah karena dia sadar ataupun tidak.

Lilac SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang