Rangkaian Kejadian Membingungkan di Dunia Nyata (5)

175 30 6
                                    


Oh Sehun terdiam sesaat setelah menanyakan kabarku. Sedangkan aku hanya menatapnya, mata tajam itu tidak berpaling dariku. Aku merasa bahwa aku sudah gila, tapi aku seolah mengenal tatapannya. Aku berusaha mengingat tatapan itu, kerinduan yang diutarakan di dalamnya. Mataku hampir mengeluarkan bulir air matanya jika saja aku tidak mendengar tepukan tangan Wooseok saat itu.

Kami berdua mengalihkan tatapan kami. Sehun tampak bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Dia menuruni tangga dengan bola basket di tangannya sambil sesekali menengok padaku. Aku masih menatap pundaknya yang berjalan menjauh dariku. Jika saja aku bisa memeluknya, entah karena apapun alasannya, pasti aku tidak akan segelisah ini.

"kau, kenapa ?" tanya Yukhei, aku hanya bisa menggelengkan kepalaku sambil kembali melihat Sehun yang sudah lincah bermain di sana.

Aku terduduk di samping Yukhei, mataku masih mengikuti Sehun yang berlari ke sana kemari dengan menggiring bola di tangannya. Dia tampak tidak terusik lagi dengan apa yang baru saja terjadi.

Yukhei menggenggam tanganku, lalu saat aku menatapnya, dia hanya tersenyum. Yah, dia pasti mengerti apa yang sekarang kurasakan.

"jadi, bisa kau jelaskan padaku apa yang baru saja terjadi padamu, dan dia memanggilmu Kai, aku tidak ingat kau mengenalnya saat SMP ?" desak Yukhei masih dengan pandangannya yang tertuju pada Sehun dan teman-temannya.

Aku bisa merasakan wajahku memanas hanya karena mengingat tatapan Sehun yang belum lima menit lamanya ia berikan padaku.

"aku benar-benar tidak mengerti Yukhei" jawabku masih menerawang pada potongan mimpi misterius itu.

"dan bukan, Sehun bukan temanku saat SMP"

Bel masuk kelas berbunyi, kami berdua kembali ke kelas saat Chanyeol meneriakiku. Dia menghampiriku lalu memberiku sebuah kartu hitam dengan dua garis silver di salah satu sisinya.

"aku mengundang beberapa orang untuk berkumpul di rumahku besok malam, orang tuamu selalu ke luar kota tiap Sabtu kan Jong In ? Mungkin kau harus datang besok. Bawa sepupumu juga, itu kartu untuk masuk ke salah satu kamar di rumahku, jangan sampai hilang, kau mungkin akan menggunakannya"

Setelah mengerlingkan mata kepadaku Chanyeol pergi begitu saja menyusul teman-temannya. Saat aku melihat Chanyeol yang pergi mataku tidak sengaja bertatapan dengan Sehun, tapi si jangkung itu hanya mengalihkan tatapannya dan kembali mengobrol dengan Wooseok sembari berjalan keluar.

Bukannya bagaimana, hanya saja aku sedikit berharap bahwa dia akan, entahlah, menghampiriku. Oh tutup mulutmu Jong In kau tahu itu tidak akan terjadi.

Aku dan Yukhei keluar setelah mereka, saat menyusuri koridor aku bertanya pada Yukhei,

"Yukhei, apa ada sebuah tempat yang ingin kau kunjungi tapi kau tidak tahu bagaimana caranya ?"

"kau tahu apa yang gila ?" tanyanya balik padaku.

Yukhei menghentikan langkah kakinya saat kami baru saja akan memasuki kelas. Saat aku mengikuti arah pandangnya, aku melihat Capt yang berjalan dari arah berlawanan sambil membawa dua kantong plastik besar dengan tulisan 'Cambino' di salah satu sisi kantong itu. Capt menatapku sebentar lalu mengurungkan niatnya untuk menghampiriku saat melihat Yukhei yang berdiri di belakangku. Mata Yukhei pun masih mengikutinya saat Capt memasuki kelas.

"apa yang gila ?" tanyaku membuyarkan lamunannya.

"bahwa entah bagaimana aku akan bisa mengunjungi tempat itu lagi, tanpa harus memejamkan mataku" ucap Yukhei masih dengan tatapannya pada gadis tinggi itu.

Yukhei kemudian menepuk pundakku dan melewatiku masuk ke dalam kelas. Aku baru akan mengikutinya saat sebuah tangan menggenggam pergelangan tanganku.

Lilac SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang