23. Edinburgh - Skotlandia

771 52 6
                                    

udara dingin menerpa kulit gue kala gue keluar dari pesawat. setiap orang mengeluarkan sepatah kata, pasti keluar juga asap dari dalam mulut mereka. kita disambut dengan bodyguard papah yang sudah menunggu diambang pintu keluar bandara terkenal disini.

kita jalan beriringan dengan satu sama lain. kak hansol didepan, karena dia yang punya pengalaman lebih lama disini. kita menaiki beberapa mobil yang sudah di siapkan di parkiran. kita berpencar masuk kedalam mobil masing-masing.

gue memilih bersama keenam cewek itu dan anak cowok yang ikut ialah kak jaehyun. dia selalu nempel sama gue dengan asalan 'kaka di suruh jagain kamu. gak usah banyak omong oke? oke'.

kita tiba pukul 15:24. mobil kak hansol jalan duluan dan kedua mobiln yang gue tumpangi. entahlah berapa mobil untuk mengangkut penumpang sebanyak gue dan member NCT. sheren, kesah dan mayang yang berada di kursi tengah sedang mencoba beberapa alat untuk di gunakan disana.

sementara gue, jihyun, dan nayeol yang berada di posisi paling belakang cuma bisa menahan laper sejak tadi di pesawat.

kruk kruk~

jihyun memegangi perutnya dan memejamkan matanya. kita semua menoleh sampai kak jaehyun pun menoleh ke arah jihyun, "gak usah liatin dong. gue malu anjer," ucap jihyun terus sembunyiin mukanya di balik punggung gue.

"kayak elo doang. gue juga laper tau." jawab gue ketus.

gini nih kalo laper.

laper ganas, kenyang bego.

dan itu gue banget.

"sabar ya." ucap kak jaehyun yang kita jawab anggukan.

mungkin perjalanan menuju rumah profesor samuel 1 jam an. karena macet itu juga, mungkin kalo engga cuma 45 menit.

kita memasuki komplek dengan gerbang tinggi berwarna hitam. para mobil menelusuri jalan menuju rumah profesor. lalu kita berhenti di rumah bernuansa putih dan abu-abu muda dengan pager warna biru muda yang sangat senada dengan warna rumahnya. atap yang terbilang seperti outdoor itu sangat mendominasi lingkungan rumahnya.

gerbang itu terbuka secara otomatis. satu persatu mobil pun masuk menuju pintu utama rumah ini. terlihat seseorang dengan pakaian santai di ambang pintu dengan kedua tangan yang di masukan kedalam kantung celananya.

mobil kak hansol berhenti lalu dia keluar mobil dan memeluk orang itu erat. kita semua juga ikut keluar. "udah dong, sesek nih gue" kak hansol melepas pelukannya dan berbalik badan menemukan kita yang lagi bengong ngeliatin mereka berpelukan.

kak hansol ngakak, "udah yuk. masuk-masuk,"

cowok di samping kak hansol mangguk lalu mengiring kita untuk duduk di ruang tamu miliknya dengan bernuansa putih dan memiliki banyak gambaran unik lainnya. "ganteng banget anjir cowoknya," bisik nayeol yang gue jawab anggukan.

"gue gebet ah." lanjut nya. gue melotot.

"mark gimana anjir?"

"yaelah die doang. gampang."

"dasar player." cibir gue yang mendapat kekehan dari nayeol.

terlihat orang putih, tinggi, dan berdada bidang itu membawakan nampan yang berisi makanan dan gelas-gelas. di belakangnya ada kak hansol yang bawa nampang juga. "silahkan di coba," ucapnya halus.

tangan kanan gue di remes nayeol, "ganteng anjir." gumamnya.

tangan kiri gue di remes jihyun, "putih banget sialan." umpatnya.

gue cuma bisa memejamkan mata menahan rasa geli bercampur rasa sakit dari mereka berdua. disangka gue bantal apa ya?:)

"kenalin dong." kak hansol menyenggol tangan orang itu.

Terlibat Kasus | Jung Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang