5) -Rumit-

165 19 2
                                    

Halo?Masih ingat saya?

"Lagi?Kumohon bicaralah lagi ji??"Pinta myungsoo masih memeluk tubuh jiae tanpa balasan

Jiae diam tak menjawab lagi

Kemudian myungsoo memegang bahu jiae dan menatap lekat jiae yang masih menunduk itu

"Ji...kenapa berubah lagi?aku merindukan suaramu sungguh?1 tahun aku tak mendengarnya,aku begitu merindukan suara itu ji?Kenapa kau kembali bungkam?bicaralah?"Ucap myungsoo menatap lekat jiae

Jiae tetaplah jiae dia hanya diam tak bergeming bahkan kembali menatap myungsoo pun tidak ia terus menundukkan kepalanya

Myungsoo menghela nafas kasar lalu melepas tangan dari kedua bahu jiae

"Baiklah mungkin yang tadi itu kesempatan langka bagiku,harusnya tadi aku merekamnya agar bisa mendengar suaramu terus walaupun hanya satu kata...Aku tak akan memaksamu bicara lagi ji,berbahagialah aku ingin pamit pulang karena sudah semakin sore..baik-baik yaa...cepat sembuh uri dongsaeng aku merindukanmu..annyeong"

Cup

Setelah mengucapkan kalimat berpamitan tadi dan mengecup punggung tangan jiae ia berbalik dan keluar dari ruangan jiae itu.Karena mengingat waktu juga ia tak merasakan bahwa ia bicara cukup lama sampai tak terasa sudah sore,awalnya ia tak akan sampai sore disini karena ia harus ke sungai han seperti kebiasaannya kalau pulang sekolah ataupun dari rumah sakit ia akan berakhir sebentar disungai han lalu baru pulang seperti itulah kebiasaannya.Tapi ia rasa tetap ke sungai han walaupun ia harus pulang malam hari ini karena itu kebiasaan rutin kim myungsoo rasanya sungai han lah suatu tempat ia bisa bercerita panjang lebar tanpa ada orang yang  mendengarnya ia hanya bicara sendiri disungai han sambil melempar batu kerikil ke genangan air disana

Setelah myungsoo hilang dibalik pintu barulah jiae mendongakan kepalanya

"Maaf oppa...maaf...aku tak tau harus bicara apa,aku sudah bilang kalau mulutku seakan bisu ingin mengucapkan kalimat panjang itu,karena aku tidak ingin membuka mulut bukan karena tuhan yang menguncinya."Lirih jiae dan satu tetesan air mata lolos dari pelupuk matanya

"Yoongi bisakah kau mengunjungiku kesini??Aku merindukanmu..walaupun aku tau kau sudah sangat membenciku...Aku tau kau ingin menceritakan hal sebe arnyakan pada oppa??aku tau kau pasti akan menyalahkanku dihadapannya...aku tidak apa-apa kau menyalahkanku memang faktanya aku yang mengecewakanmu...Namun sayangnya oppaku terlalu mengkuti egonya bukan hatinya.Ku harap kau belum pergi jauh sebelum mendengar cerita sebenarnya dariku..."Lanjut jiae masih menatap lurus pintu yang sudah tertutup bahkan sudah tak ada orang dibaliknya

***

Tiga hari berlalu semuanya berjalan kembali seperti semula seperti keadaan sebelum-sebelumnya.Myungsoo yang menjalani aktifitasnya sebagai murid iblis disekolahnya dan suzy menjalani sekolah dengan kebersamaan bersama teman-temannya yang telah menyandang sebagai sahabatnya karena semuanya telah baik-baik saja,emmm--tapi jiyeon masih menutup mulut soal kenapa ia menganggap suzy mati dibunuh kemarin itu?Ia masih menutup rapat mulutnya soal itu dan kedua sahabatnya suzy juga soojung seakan tak ingin mengungkitnya lagi biarkan saja!Toh jiyeon sudah melupakannya kan?

"Kalian akhir pekan besok ada acara tidak?"Tanya soojung

"Kenapa?"Tanya jiyeon

Suzy hanya diam menyimak lagian untuk apa bertanya sedangkan pertanyaannya sudah diwakilkan jiyeon tadi.Suzy hanya mengaduk ice apple teanya dan sesekali menyuapkan makanan yang sudah dipesannya tadi,ya mereka tengah berada dikantin saat ini dan mengisi perut lapar yang sedari dikelas bernyanyi tadi

The Path of Destiny (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang