Saat aku melihat pelaku penculiknya Sella aku disorot balik oleh cahaya yang dibuat si pembunuh dan itu membuat mataku silau, tak ada yang bisa kulakukan sama sekali. Aku hanya mencoba menutupi kedua mataku dari cahaya yang disorot oleh pembunuh Sella. walau sesungguhnya aku sudah melihat siapa pelaku tersebut tapi aku tidak yakin apa benar pembunuh itu adalah Dia. ada satu cara yang bisa kulakukan, aku mencoba mengeluarkan mindfuture lalu kugunakan, cahaya benderang yang sangat silau mulai redup saat kugunakan mindfuture. aku merasa seperti ditarik oleh sebuah portal yang pernah aku rasakan sebelumnya. oh tidak! aku ingat. ini portal yang dihasilkan oleh mindfuture, kali ini bukan aku yang menginginkan membuka portal ini tapi ini keinginan seseorang. yap saat itu pula suara yang tak asing berteriak padaku, meminta padaku untuk pergi dari situasi berbahaya ini.
"Pergi dari sini ki!!!!." ya tak lain itu adalah suara Sella. pikiranku mulai bersinkron dengan mindfuture, kakiku terasa sangat sakit karena terkena lemparan pisau sang pembunuh, hatiku tak karuan karena aku ingin menyelamatkan Sella dari sebuah takdir yang akan menghapusnya dari dunia ini. Portal sudah terbuka sepenuhnya, saat itu entah mengapa Sella tiba-tiba melawan si pembunuh lalu mendekat dan menendangku ke dalam portal dengan sengaja. Aku pun terlempar kedalam Portal yang sudah terbuka lebar. Kepalaku mulai pusing dan aku pun mulai tak sadarkan diri, dalam hatiku aku bergumam betapa bodohnya aku. disaat masa lalu memberikan kesempatan kedua, tapi inilah yang terjadi. aku rasa aku emang ga pantes buat hidup didunia ini. entah apa yang akan terjadi pada Sella disana, mungkin dia sudah mati....
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
••••••••••••••••••
Matahari silau menyorot wajahku dengan tajamnya. Badanku terasa sangat berat dan kakiku sangat perih karena luka goresan akibat lemparkan pisau saat sebelum terlempar kedalam portal. Aku pun membuka mataku, melihat sekitar. Aku merasa mataku tidak berfungsi seperti biasanya. mataku sedikit kabur saat melihat sekitar, entah apa yang terjadi tapi tak kupikirkan lebih panjang lagi. Ternyata ini tempat yang tak asing, Aku saat ini berada di sebuah gang kecil dengan semua penyesalan yang ada didalam benakku. aku penasaran ditahun berapa kah aku terlempar dari portal yang kubuat sebelumnya. Aku sedikit was-was karena aku takut kembali kepada Tahun dimana aku dituduh membunuh Profesor Dirja. Aku segera melihat ponselku aku tercengang karena aku berada di tahun 2026 dimana ibuku akan meninggal, seminggu yang akan datang hari hari ini beliau akan meninggal.
Sial!!! Betapa tak karuannya perasaanku saat ini. seketika aku mencoba membuka Google untuk memastikan daftar penculikan dan pembunuhan yang pernah terjadi dalam 10 tahun terakhir, untuk memastikan bahwa Sella tidak mati. Aku tak kepikiran ibu, karena masih ada waktu satu minggu untuk mencoba menyelamatkan ibu juga dari kematiannya. Didalam Search Engine Google pasti adanya kesalahan itu hanya 0,2% sisanya pasti sangat akurat. yang kulihat dihasil pencarianku tidak ada sama sekali situs/blog yang menyediakan sebuah daftar bahwa pernah terjadi penculikan dan pembunuhan selama 10 tahun terakhir. Apa Sella masih hidup? ataukah kematiannya disembunyikan? Aku pun mulai berpikir ada sesuatu yang janggal yang membuat pikiranku semakin jelas bahwa ada yang aneh dengan mind future pemberian Professor Dirja, dan kemungkinan terjadinya itu sangat kecil. Daripada banyak berpikir lebih baik kita cari tahu saja.
Aku sedang berada di dekat sekolah masa kecilku, aku sedang berjalan menuju arah rumah Sella. Aku sangat khawatir dengan apa yang terjadi sebelumnya karena aku tidak sempat untuk menyelamatkan Sella. Di perjalanan menuju rumah Sella Aku berlari dalam keadaan kebingungan, lelah karena berpikir terlalu banyak, menahan rasa sakit karena luka. Sedikit bertindak adalah kebodohan, dan banyak berbicara adalah sebuah kesalahan fatal. Maka dari itu tolong jangan sampai kamu sama sepertiku. Aku tidak lain adalah sebuah kegagalan yang sebenarnya terlalu banyak diharapkan orang-orang. Maka dari itu Berjuanglah!
Aku pun sampai didepan pintu gerbang rumah Sella. Rumahnya percis sama seperti kondisi saat terakhir aku datang kesini. Didepan rumahnya terdapat sebuah pohon rindang dengan hiasan sebuah ayunan yang terikat dengan pohon tersebut. Gerbang yang tidak terlalu tinggi dihiasi oleh beberapa rumput sebagai penyegar lingkungan rumahnya, walau pun cat rumahnya yang sudah kusam karena terik matahari dan juga debu yang bertebaran menempel di setiap dinding yang ada, disana terdapat sebuah kenangan keluarga yang sempat bahagia pada masanya. Mengapa aku tahu sebegitu detailnya? Sella dan keluarganya selalu kuperhatikan saat aku masih duduk di Sekolah Dasar karena jalan pulangku selalu melewati rumah Sella disitulah aku bertemu dengan Sella juga. Sella ada di sekolah yang sama denganku. Kala itu dia adalah seorang yang sangat ceria. dia yang pertama kali menyapa dan mengajakku bermain, aku sebenarnya tidak ingin bermain dengannya tapi aku mau saja asalkan dia mau membantu untuk menyelesaikan PR Matematikaku. Mengapa? Karena aku sangat tidak pandai matematika alias bodoh. Kami dulu sangat dekat setelah berkenalan akan tetapi saat masuk SMP dia berubah drastis dan tidak ada satu orang pun yang ingin berteman dengannya. Tidak dengan aku, aku setiap harinya selalu menyapa dia jika bertemu walau sebenarnya selalu saja dia mengabaikan aku. Itu semua terjadi karena ibu Sella meninggal dan ayahnya mulai mabuk-mabukan serta berjudi pula. Tak sampai disitu dia sering sekali mendapat Bullying dari beberapa teman wanitanya dan laki-laki juga. Walau begitu dia tetap semangat dan menjalani hidupnya dengan muka datarnya mulai saat itu. Singkat cerita ya seperti itu pertemuanku dengan Sella.
Aku pun memasuki halaman rumahnya, suasana saat memasuki halaman rumahnya sangat berbeda dibandingkan saat aku menolong Sella yang hampir mati saat itu.
Didepan pintunya yang tingginya kurang lebih 2 meter, aku ketuk dan mengucapkan salam
"Assalamualaikum, selamat siang." Salamku
tak lama kemudian suara yang tak asing menjawab
"tunggu sebentar" Yap benar sekali itu suara Sella.
Pintu pun dibuka, lalu saat kulihat...
"wah Zacki!!!" dia terlihat sangat bahagia, tidak dengan aku. Kenapa? Aku malah kebinggungan. Dia sangat ceria, wajahnya bersinar layaknya matahari pagi, rambutnya yang di urai, lalu postur tubuh yang sangat berbeda menandakan bahwa dia sangat sehat sekali.
oh iya satu hal lagi, dia menggendong seorang Bayi laki-laki yang sangat lucu dan pipinya yang tembem, dengan mata sayu sama percis seperti Sella.
"Zacki apa kabar? Kamu kemana aja? Udah Setahun lamanya kita gak ketemu nih! Hahaha" Tanyanya dengan penuh semangat
"Aku sibuk banget sama kerjaan aku. Maaf ya." Jawabku kebingungan.
"tuh liat om Zacki nengok kamu de!" Sella berbicara pada anak yang di gendongnya, seketika bayi tersebut tertawa dan mengayunkan kedua tangannya meminta aku menggendongnya.
"wahhh liat tuh ki? Dia ingin kamu gendong"ujar Sella
aku pun menggendong Bayi tersebut.
"Kenalin ini Anak aku sama Kevin. Namanya Peter Novaldi." Sambung Sella dengan senyum khasnya.
Aku terdiam bisu. Hatiku seperti tercabik-cabik. Perlahan rasa bahagiaku setelah melihat Sella baik-baik saja memudar karena mendengar bahwa Kevin sahabat baikku telah menikah dengan Sella seseorang yang sangat aku cintai, dan mereka sudah memiliki seorang Bayi tampan bernama Peter. Impian yang sangat kuinginkan sedari dulu telah direngut oleh takdir yang tidak berpihak padaku sama sekali.
aku mencoba mendinginkan yang panas, yaitu emosi. Aku mulai berpikir tenang dan Aku ingin menjadi seorang yang Positif dengan segala kejadian yang akan terjadi pada hidupku, apapun itu. Mungkin mencintai itu tidak harus memiliki seutuhnya, karena melihat seseorang yang kita cintai tersenyum bahagia dengan kehidupannya masa kini, disitulah kebahagiaanku akan hidup.
"wahhh namanya bagus banget Sel. Cocok kaya kaya ayahnya Ganteng."Jawabku tersenyum
"makasih ya ki." Sella balas tersenyum.
"ayo masuk dulu ki kita minum teh sambil menunggu Kevin pulang mengajar dari kampus." Sambung Sella.
tanpa basa basi kujawab
"aku harus pulang. Ada kerjaan yang harus aku kirim sore ini. Jadi maaf ya aku gabisa mampir dulu." Maafku pada Sella
raut wajah Sella seperti kecewa karena dia mungkin ingin banyak bercerita padaku tentang kehidupannya setelah menikah. Aku tau itu tapi aku menghindari hal tersebut, menjauhi dari rasa egois karena ingin memilikinya.
"yaudah kalau gitu lain kali mampir kerumah ya ki kalau gasibuk, kita ngobrol kaya masa SMA lagi." Ujar Sella dengan senyuman manisnya.
ah sial. Kenapa kamu harus senyum seperti itu---- begitulah dalam hatiku.
tak lama saat aku kembalikan Peter kedalam pelukan Sella, dia tiba-tiba menghampiriku perlahan dan memelukku.
Aku...
tidak bisa berkata-kata...
hangatnya pelukan ini sudah aku nantikan sedari dulu
inginku memeluknya erat
tapi ku urungkan niatku,
dia bukan milikku saat ini,
dan tidak akan pernah menjadi milikku.
lalu Sella berbisik pelan padaku "Terimakasih atas segalanya, Zacki."
begitulah ucapan terakhir Sella yang kudengar, perlahan dia melepaskan pelukannya.
aku tidak ingin banyak berbicara tentang perasaanku, karena pada akhirnya kalian sendirilah yang menilai semua ini. Sudah kalian dengar saja tentang cerita ini, aku sangat berterimakasih. Mari kita lanjutkan~
Aku pun pamit, kami saling melambaikan tangan, seperti mungkin ini terkahir kalinya aku dan dia akan bertemu. Tapi aku bahagia, karena dia sekarang memilki kehidupan layak, yang seharusnya dia miliki sejak dulu. Aku sangat Bahagia.
...
YOU ARE READING
Time Leap
Randomdi dunia ini hal yang paling dekat dengan manusia itu adalah kematian. dan hal yang paling jauh dengan manusia adalah masa lalu. lalu kenapa semua orang selalu ingin mengambil langkah kembali ke masa lalu? padahal sudah jelas, hal yang perlu di per...