3. Akashi x Kuroko (Kuroko no Basuke)

257 30 17
                                    


Ia hanyalah kekasih bayangan bagi sosok nyaris sempurna bernama Akashi Seijuurou. Tetsuya sudah begitu paham hingga ia rasa tak punya hak untuk melakukan aksi protes.

Ia dipanggil ketika Seijuurou merasa sepi. Nyaris setiap hari, hanya berdua. Kehadirannya hanya Seijuurou yang boleh tahu. Hanya Seijuurou yang boleh sadar.

Menunduk di bawah tiang lampu jalanan, udara yang dingin sama sekali tak membuat Tetsuya beranjak. Hanya menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya saat suhu kian membekukan. Mungkin Seijuurou akan segera datang, setelah tadi pergi begitu saja tanpa menggenggam lengan Tetsuya untuk ikut serta bersamanya.

Mungkin juga Seijuurou akan lupa jika ia sedang berkencan dengan Tetsuya.

Sesak yang menyakitkan membuat dada Tetsuya sakit. Suhu di awal musim gugur tak begitu berpengaruh padanya, tapi lemas akibat ditinggal oleh sang kekasih—Tetsuya nyaris menyerah.

Abaikan beberapa pejalan yang lalu lalang di taman. Abaikan juga embusan angin yang membuat bulu romanya berdiri. Abaikan juga perasaan tak nyaman akibat dunia seolah pilih kasih pada kehadirannya. Tetsuya sudah telanjur kebal dianggap sebagai bayangan.

Bayangan di lapangan.

Kehadirannya nyaris tak dirasakan.

Ia juga hanyalah kekasih bayangan bagi cinta pertamanya.

Melangkahkan kaki, Tetsuya memutuskan untuk pergi dari tempat semula. Menuju bangku taman dingin yang tak diduduki oleh bokong-bokong para pengunjung yang datang. Merapatkan jaket, kemudian duduk.

Menerawang, matanya lurus menatap cakrawala yang kini mulai menggelap saat sang surya turun dari singgasananya. Lampu-lampu di beberapa titik taman mulai dinyalakan. Hingar bingar kota sama sekali belum surut, melainkan rupanya berganti jadi sesuatu yang lebih liar—menggoda.

Coba Tetsuya ingat kembali, berapa kali dirinya ditinggalkan dalam kencan. Pertama ketika Seijuurou mengajaknya pergi ke pasar malam sebagai penebus kesalahan setelah si raja gunting melupakannya nyaris satu bulan penuh. Bergelut dengan kerja, juga sosok Mayuzumi Chihiro yang jadi asisten.

Pernah Tetsuya berpikir, jika sebenarnya sang kekasih lebih menyukai Chihiro ketimbang dirinya. Tapi Seijuurou membantah. Apalagi Chihiro sudah berpacaran dengan Shuuzou. Makin keras Seijuurou menyanggah.

Tapi kemungkinan selalu ada. Bisa saja, kan?

Awalnya kencan terasa manis karena Seijuurou begitu perhatian. Membelikan Tetsuya tiga gelas vanila kocok juga memberikan kalung baru bagi Nigou. Seijuurou juga mengajaknya naik bianglala, kemudian pergi untuk mendapatkan boneka di stand tembak.

Namun semua berubah ketika panggilan dari Chihiro mendadak masuk. Membuat Seijuurou seketika pergi tanpa sekalipun menoleh ke belakang.

Atau ketika mereka berjalan-jalan menghabiskan akhir pekan di pusat perbelanjaan, Seijuurou melepaskan genggaman tangannya dan berujung dengan mereka yang tak bertemu hingga dua minggu kemudian.

Helaan napas panjang keluar dari mulut Tetsuya. Manik biru bulat tampak kosong, dan sulit dibaca emosinya.

"Sei-kun," ucap Tetsuya kala melihat foto seorang lelaki muda tampan yang menatap tajam ke arah kamera. Pandangannya seolah mampu menghapus batas yang ada, dan membuat Tetsuya 'tertusuk' untuk yang ke sekian kali. "Apa aku ini benar-benar hanya kekasih bayanganmu saja?"

... jika iya, maka Tetsuya memilih pergi sebelum jadi lebih terluka.

"Iya, kau memang kekasih bayanganku," suara berat terdengar lelah dengan engahan di antara penggalan kalimat. Mengembuskan napas lumayan keras, kedua tangan berada di lutut dengan tubuh membungkuk.

Seijuurou ada di hadapannya, Tetsuya kaget meski tak tampak.

"Seijuurou-kun, kenapa ada di sini?" Padahal Tetsuya pikir kalau dirinya ditinggalkan (lagi).

Seijuurou tampak sedikit kacau dengan rambut merahnya yang tampak mencuat akibat terkena angin kala berlarian, tiga kancing teratasnya sudah dibuka. Pun dengan lengan kemeja yang dilinting asal sampai siku. Belum keringat yang mulai menghiasi rupa si tunggal Akashi.

Meraih lengan pucat yang jauh lebih kecil, Seijuurou menarik Tetsuya ke dalam pelukannya. "Sudah kubilang, sebaiknya kita berkencan di rumahku saja!"

"Sei—"

"Tetsuya kadang terpisah denganku jika kita jalan di daerah ramai, lalu akan kehilangan Tetsuya karena baru sadar saat sudah jauh dari Tetsuya!" Suara berat si merah sedikit meninggi, "Tetsuya juga tak pernah mau diam di tempat jika sudah terpisah dariku. Hingga berakhir dengan aku yang tak pernah bisa menemukan Tetsuya!"

"Sei—"

"Diam, aku belum selesai!" Menarik napas, embuskan. Tarik, buang lagi. "Tetsuya tahu? Aku khawatir hingga nyaris mau mati setiap kali kehilangan Tetsuya—dalam arti yang sebenarnya. Aku nyaris gila hingga mengelilingi daerah sini sebanyak tujuh putaran. Tetsuya ini—" dekapan hangat melingkupi si biru muda—"Tolong jangan menghilang tiba-tiba, aku takut."

Seijuurou selalu was-was jika kekasihnya mulai minta kencan di luar. Tetsuya yang bisa menghilang dengan mudah nyaris berhasil membuat Seijuurou terkena serangan stroke padahal usianya baru seperempat abad.

Seperti anak kecil, jika pergi ke luar dengan Tetsuya maka Seijuurou harus terus menggenggam lengan si penguin biru muda. Memastikannya tak lepas, atau ia akan merasakan jantungnya lolos ke perut sementara kewarasannya amblas ke perut bumi.

Jika bukan untuk meredakan kecemburuan Tetsuya pada Chihiro, Seijuurou takkan menyetujui kencan ke pusat kota di hari libur—di mana orang-orang yang punya tujuan sama dengannya lebih membeludak ketimbang hari kerja.

(Padahal Seijuurou sudah menjelaskan hingga mulut nyaris berbusa. Kalau ia dan Chihiro tak terlibat dalam hubungan romantis seperti yang dipikirkan oleh si biru muda menggemaskan. Demi Tuhan, cinta Seijuurou hanya satu dan sudah dimiliki oleh Kuroko Tetsuya)

Tetsuya mengarahkan kedua tangannya untuk menepuk-nepuk punggung lebar sang kekasih. Mengusap lembut untuk beberapa kali. "Maaf, Seijuurou-kun. Tapi aku juga mau merasakan pergi ke luar denganmu, seperti yang dirasakan Mayuzumi-san setiap hari. Aku ...."

Seijuurou keburu kesal. Dibungkam saja bibir mungil itu dengan bibirnya. Peduli setan jika mereka sedang berada di tempat terbuka. Ciuman dari Seijuurou lebih dari cukup untuk menjadi jawaban.

"Cintaku hanya satu dan itu punya Tetsuya."

#

N A N O (2)Where stories live. Discover now