* Flashback on *
TRICIA POV
"Cinta tidak harus memiliki. Cinta itu di saat kita bisa melihat orang yang kita sayang hidup bahagia dengan pilihannya."
"Tapi-kan Tric? Aku sudah mengorbankan semuanya untuk dia."
"Iya aku tahu Han!"
Sedari tadi Hanna tidak berhenti menangis hingga menghabiskan 1 pack tissue dan membuangnya sembarangan di taman sekitar tempat kami duduk saat ini. Hingga banyak orang menatap kami heran, tepatnya bukan diriku tetapi Hanna.
"Sudahlah Han, jangan mena--"
"YEOBO!!"
Teriak seorang lelaki yang suaranya tak asing di telinga kami. Ia berteriak sambil merangkul kami dari belakang.
"Ya! Jin?!"
Omelku dengan mata melotot ke arah Jin.
"Wae? Wae?"
"Han? Kok nangis? Teriakkanku terlalu kencang ya? Mianhe!!"
Tanya Jin ketika ia sudah duduk bersila di depan kami, dengan wajah yang terlihat sedikit bersalah.
"Sstt!!!"
"Wae? Wae??"
"Oh JunHyo--"
"Oh JunHyo berkencan dengan Elle."
"Mwo?! Elle?--"
"Elleanor Smith?"
"Jinjja?!"
Seru Jin dengan wajah tak percaya, berharap itu semua hanyalah mimpi.
"Ne!"
Jawabku yang akhirnya membuat Hanna kembali menangis dan Jin berteriak hingga semua orang menatap kami dengan berbagai ekspresi. Ada yang tak suka, heran, kasihan, dan lain-lain tergantung pendapat mereka.
Sebenarnya, jika aku ada diposisi mereka, pasti aku juga tidak akan peduli dengan apapun atau siapapun lagi, selain menumpahkan segala rasa sakit yang dirasakan.
Bagaimana tidak?
Selama ini Hanna bahkan sudah rela meluangkan seluruh tenaga, waktu, bahkan uangnya untuk membantu Oh JunHyo, lelaki tampan, setampan boyband Korea yang sedang terkenal sekarang dan yang ia sukai selama ini, supaya ia tetap dapat melanjutkan studinya di universitas kami. Namun ketika si JunHyo itu sudah berhasil mendapatkan beasiswa penuh hingga lulus, tiba-tiba saja ada kabar kencan yang hampir mengguncang seluruh penghuni kampus kami. Bukan hanya para mahasiswa saja, bahkan hingga dosen muda si Tuan Handsome, sampai kepala deptartement kebersihan di kampus kami, juga ikut terguncang.
Ya!
Oh JunHyo ternyata sudah resmi berpacaran dengan Elleanor Smith, gadis asal Amerika, mahasiswi baru yang terkenal karena kecantikan dan kepandaiannya. Entah apa yang membuat Oh JunHyo dapat menaklukan hati gadis manis, yang menjadi pujaan Jin saat ini.
Tapi sayang, semuanya sudah terlambat, mereka, Oh JunHyo dan Elleanor Smith berhasil bersama, dan secara tidak langsung, kenyataan ini telah mematahkan kedua hati sahabatku.
"Sttt!! Sudah dong."
Ucapku berusaha menenangkan mereka kembali.
Bukannya diam, namun kelakuan mereka semakin menjadi-jadi. Sepertinya aku harus mengeluarkan jurus terakhirku untuk menyelamatkan mereka dari patah hati berkelanjutan yang bisa saja menjadikan mereka berada di sini hingga berhari-hari meratapi nasib mereka.
"Kalau kalian berhenti sekarang juga, aku akan traktir kalian daging panggang dan soju!"
Saat aku selesai berbicara, mereka berdua sejenak diam lalu menatapku dengan tatapan memelas khas mereka.
"Seriously?"
Tanya Hanna dengan wajahnya yang sudah kucel akibat menangis.
"Ne! But please, don't cry again babe!"
Mereka berdua kembali terdiam, hingga beberapat detik kemudian sebuah senyum tipis terbentuk di wajah mereka.
"Gomawo Tric!!!"
Teriak mereka berdua sambil berhambur memelukku, membuat diriku hampir kehilangan nafas.
"Let's go dear!!!"
Lanjut Jin setelah mereka berdua melepas pelukannya. Kami segera beranjak dan menuju sebuah mobil yang berada tak jauh dari tempat kami saat ini.
Mungkin uangku akan sangat berkurang hari ini, namun demi mereka, kedua sahabatku, aku tidak akan memperhitungkan hal itu sebagai kerugian. Karena bagiku mereka adalah bagian dari kehidupanku selama di Korea.
*Flashback off*
Ya!
Persahabatan kami sudah berjalan selama 3 tahun ini dengan berbagai kenangan yang terukir, baik senang maupun sedih. Walaupun banyak kekurangan yang kami miliki, namun kami saling melengkapi. Entah mengapa hal tersebut selalu teringat di benakku, terutama ketika melihat mereka berdua tertawa lepas tanpa beban di depanku. Seperti sekarang ini, saat di mana kami harus mulai berkomunikasi dengan dunia luar dan mencoba kerasnya dunia karir, namun lagi-lagi mereka berdua masih bisa tersenyum, bahkan bercanda, dan membuatku sedikit rileks sebelum memasuki pintu utama sebuah gedung ternama di Korea. Gedung Art & Creative milik seorang pengusaha muda, Kim JunMyeon.
"Tric! Santai dong! Kita ini mau magang, bukan mau dihukum."
Canda Hanna sambil merangkul lenganku lembut, setelah ia melihat wajahku yang terlihat tegang.
"Ne! Santai seperti ketika kita di kampus. Tenang saja, di sini tidak ada Prof. Liem."
Ucap Jin melanjutkan perkataan Hanna dan ia tertawa sendiri setelah mengucapkan kata-katanya. Mungkin ia sedang membayangkan bagaimana mimik wajah dan bahasa tubuh Prof. Liem jika ia sedang marah kepada mahasiswanya.
"Hanya beberapa jam saja, setelah itu kita akan kembali bebas!"
Balas Hanna riang, kemudian merangkul kami berdua supaya cepat masuk ke dalam kantor sebelum terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Presdir
FanfictionSeorang pria kaya raya, pintar, dan tampan. Kriteria yang sangat pas bagi seorang wanita. Tetapi, sayangnya ia memiliki sifat yang dibenci oleh semua wanita. Dingin dan kaku. Selain itu, sepertinya dia terlalu susah dimiliki. Apa kau masih tetap men...