Kenapa disaat gue udah nyaman sama lo yang selalu ngebuat suasana jadi lebih berwarna, tiba-tiba dengan mudahnya lo ngehancurin itu semua?
Gue udah jera berhubungan dengan cowo yang gak tau diri. Dan gue memutuskan untuk TIDAK AKAN PERNAH menjalin s...
Disini ada sahabat² gue dan keluarga gue (except bang Ari). Mereka berpakaian selayaknya akan pesta. Tapi anehnya, orang serba hitam tadi udah menghilang.
Bunda gue bawa red velvet cake with white chocolate ganache, tak lupa lilin dengan angka 15. Yap, hari ini gue genap berusia 15 tahun. Entah sesuatu apa yang ngerasuki pikiran gue, sampe gue lupa kalo hari ini gue ulang tahun.
"Bun, bang Ari kemana ya? " tanya gue ke bunda
Bunda tak merespon.
Dooor
Gue kaget dan meluk ayah yang daritadi disamping gue.
"Suara balon meletus aja takuut"
Kek nya gue kenal suara itu. Pas gue ngedongak, orang serba hitam itu datang lagi. Tapi anehnya, semua orang disini terlihat biasa aja kecuali gue.
Perlahan orang itu membuka topi, kacamata, dan masker hitamnya.
"Hai dek"
"Njir, tega lu bang ama adek sendiri" Ternyata orang serba hitam tadi adalah bang Ari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Waahhh, ganteng banget abangnyaa~ readers -Biasa aja kaliik-_- ~ Sheina
Back to story
" Ini semua rencana abang dan sahabat² kamu na" jelas ayah
"Terutama saya om" saut Fendi
"Yeilaahh, yang ngerencanain pertama aja gue" sewot bang Ari
"Eh, iya kak maaf" sesal Fendi
"Haha, santai aja kaliii" jawab bang Ari
"Sheina, gimana perasaan kamu tadi? " tanya Sofi
"Sumpah, gue tadi cuma bisa pasrah Sof. Gue kira gue bakal mati dengan keadaan gak layak. "
"Husssss, mulutnya dijaga" saut Ayah
"Sebenarnya, ayah sama bunda gak nyetujuin rencana abang kamu ini, karena terlalu bahaya. Tapi abang kamu gak nyerah, dia bawa sahabat² kamu buat ngeyakinin ayah sama bunda kalo ini bakal baik² aja. Dengan bujukan mereka, yaudah ayah & bunda setujuin aja, lagian bunda gak tega ngeliat puppy eyes mereka." jelas bunda