04 [Sebuah Alasan]

420 1 0
                                    

"Selamat siang, semuanya."

"Loh Demian?!", batin Bella berteriak

***

"Perkenalkan, saya Demian, pengganti Pak Bowo untuk beberapa minggu ke depan.", sapa Demian.

"Wah ganteng ya.", bisik beberapa mahasiswi.

"Iya ya, gila ini sih gapapa deh si killer itu ga masuk-masuk kalo yang gantin dia, macem begini.", balas mahasiswi lainnya.

"Sebelumnya, saya diberi kabar oleh Pak Bowo kalau minggu lalu ia memberi tugas. Silahkan kumpulkan di depan.", ujar Demian.

Semua mahasiswa yang sudah mengerjakannya, mengumpulkan tugas mereka termasuk Lara.

"Siapa yang belum mengumpulkan tugas?", tanya Demian.

Bella dan beberapa mahasiswa lainnya mengacungkan jari.

"Bagi yang belum mengerjakan tugas, setelah jam saya selesai ikut ke ruangan saya.", lanjut Demian sambil menatap Bella.

Bella memutar matanya malas dan menurunkan tangannya. Setelah itu, Demian mulai melanjutkan pelajaran.

***

Setelah 120 menit berputar, jam pelajaran Demian habis dan bunyi bel berdering.

"Baik semuanya, cukup untuk hari ini. Sampai bertemu di pelajaran berikutnya. Untuk mahasiswa yang belum mengumpulkan tugas, saya tunggu di ruangan saya ", ucap Demian sambil mengambil bukunya dari meja dan berjalan keluar pintu.

"Sialan, gue males banget.", ujar Bella sambil memasukkan buku ke dalam tas.

"Gue perhatiin dari tadi, si dosen pengganti perhatiin lo terus, Bell. Kalian kenal atau gimana?", tanya Lara.

"Gue gak kenal sama dia sebenernya, tapi Demian itu ketua dari The Collins, Lar.", jawab ku dengan berbisik.

"HAH? LO SERIUS?", tanya Lara lagi sambil berteriak.

"Apanya yang serius?", tanya Dom tiba-tiba dari pintu.

"Eh enggak. Gue dipanggil dosen ke ruangannya, gue duluan ya Lar, Dom.", ucap Bella sambil mengedipkan mata ke Lara.

Ia berharap Lara tidak berbicara apapun dengan Dom, karena Bella sangat hafal peringai Dom. Pasti Dom akan semakin memperketat pengawasannya kepada Bella.

Bella segera mengetuk ruangan Demian yang sudah diisi oleh beberapa mahasiswa yang juga belum mengumpulkan tugas.

"Masuk.", ucap Demian dari dalam ruangannya.

Bella membuka pintu dan segera duduk di kursi.

"Kalian sudah tau kan alasan saya panggil?", tanya Demian dengan nada santai.

"Iya pak.", ujar Bella dengan mahasiswa lainnya.

"Saya ingin kalian memperkenalkan diri dengan nama lengkap, serta alasan kalian tidak mengumpulkan tugas.", ucap Demian sambil memandang Bella.

Mahasiswa lain telah mengucapkan namanya dan alasan mereka, tinggal Bella yang belum.

"Stop, cukup. Untuk yang sudah menjelaskan alasan kalian, bisa keluar dari ruangan saya. Besok, saya ingin kalian mengumpulkan tugas di atas meja saya dengan 30 lembar informasi mengenai akuntansi yang dikliping.", ujar Demian.

"Untuk kamu, tunggu di sini." lanjut Demian sambil menatap Bella.

Setelah mahasiswa lainnya sudah keluar, Bella menatap bingung Demian dan dibalas oleh Demian.

"Saya tau kamu siapa dan alasan yang mungkin akan kamu katakan. Kamu Azabella Brianna kan? Saya yakin kamu tidak lupa siapa saya.", ucap Demian sambil menatap Bella.

"Maaf pak, saya tidak bermaksud lancang. Tapi kenapa bapak menyuruh mereka keluar?", tanya Bella.

"Karena saya ingin berbicara empat mata denganmu.", jawab Demian.

"Bapak ada urusan apa dengan saya?" Tanya Bella lagi.

"Saya sudah lihat rekapan hasil nilaimu, dan ku rasa cukup untuk dibilang di atas rata-rata.", jawab Demian.

Bella hanya menatapnya tanpa ada keinginan untuk membalasnya. Ia ingin cepat selesai dengan Demian dan keluar dari ruangannya.

"Aku ingin kau menjadi asistenku, selama aku menggantikan dosen lamamu.", lanjut Demian.

"Apa kau gila? Aku tidak punya banyak waktu untuk menjadi asistenmu. Lagi pula kenapa aku diperlakukan berbeda? Yang lain mendapatkan hukuman yang rasional, mengapa aku harus menjadi asisten mu?", ujar Bella kesal.

"Jadi kau lebih memilih mendapatkan hukuman seperti itu daripada menjadi asisten ku?", tanya Demian.

"Tentu saja. Aku tidak ingin memperpanjang urusan kita.", jawab Bella langsung.

"Tapi bagaimanapun kau akan tetap berurusan dengan ku selama aku menjadi dosen pengganti di sini." Ucap Demian sambil menatap Bella.

"Kalau begitu aku tidak mau memperpanjang urusan tugas ini. Kau silahkan berikan aku tugas apapun, selain menjadi asistenmu."

"Baiklah, aku ingin kau menemaniku selama sebulan ke depan. Aku tidak menerima bantahan apapun. Kau bisa pilih mengikuti hukumanku atau mendapat nilai D dalam tugas kali ini.", tegas Demian sambil menatap Bella.

"Kau apa-apaan sih? Apa hubungannya tugas ku dengan hukuman yang baru saja kau berikan?", tanya Bella kesal.

"Sudah ku bilang, aku tidak menerima bantahan apapun. Kau bisa pilih, mengikuti hukuman dariku atau mendapat nilai D dalam mata kuliahku.", ujar Demian.

"Baiklah, baik! Aku akan menemanimu selama sebulan kedepan. Ingat ya, hanya sebulan!", jawab Bella sambil keluar dari ruangan Demian.

To Be Continued
12 Juli 2018

Sebuah AlasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang