[ Taehyung ]
05
•••
Sudah sekitar tiga puluh menit Taehyung berbicara dengan Misun yang sudah tenang tertimbun didalam tanah. Taehyung tidak akan lelah. Karna baginya, tiga puluh menit bukanlah apa-apa untuknya. Justru, ia butuh setahun untuk ia melepas rindu dengan gadis itu.
Taehyung menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit untuk menangis, di tiga puluh menit itu. Ia menangis tersedu-sedu dan berceloteh apa saja menyuarakan kerinduannya. Dan sekarang, waktunya ia menceritakan kesehariannya pada gadis itu.
"Ah aku hampir lupa!" Seru Taehyung menepuk pelan kepalanya."kau dapat salam dari Jimin. Kau masih kenalkan dengan Jimin? Ituloh, lelaki yang sering kau katai bantet, juga lelaki yang sering mengganggu acara romantis kita." Taehyung tertawa diakhir ucapannya mengingat kenangan-kenangan lucu.
"Kasihan lelaki tampan itu." Ujar seorang wanita pelan dari kejauhan, masih dapat didengar oleh Taehyung.
"Dia pasti sangat mencintai wanita itu." Ujar wanita itu lagi, yang dapat taehyung liat wajahnya lewat ekor matanya.
"Sudahla..ayo kita pergi. Kita sudah selesai mengunjungi ibu, jadi ayo pulang." Ajak lelaki wanita itu, yang entah kekasihnya atau suaminya.
Taehyung mendengar langkah mereka kian menjauh, ia pun menghela nafas setelah merasa tidak ada orang lagi di sekitarnya.
"Misun-ie..apa aku terlihat seperti orang gila?" Tanya Taehyung menatap nanar kearah batu nisan Misun.
"Bahkan Jimin tanpa sadar sudah mengataiku gila beberapa kali." Taehyung terkekeh,"anak itu, bahkan terlalu khawatir dengan kondisiku yang sering lupa makan."
"Kemarin aku memanggil ibumu. Aku tiba-tiba merindukan japchae mu, dan teringat tentang perkataan mu yang bilang rasa japchae mu dengan ibumu sama. Jadi, aku memanggilnya kerumah untuk memasak. Dia bilang bangga padaku loh.." cerita Taehyung panjang lebar, tersenyum tipis.
Tak lama setelah itu, rintik air hujan mengenai Taehyung, membuat lelaki itu sadar dengan cuaca yang sedaritadi mendung. Ia mendongak menatap langit, dan beralih pada batu nisan Misun.
Ia terlihat khawatir dan kebingungan secara bersamaan.
"Misun-ie..hujan. Kau paling tidak suka hujan, apa tidak apa-apa membiarkan mu terkena hujan seperti ini?" Tanya nya panik dan khawatir. Ia pun beranjak berdiri, dan meletakkan buket bunga mawar putih dengan hati-hati diatas tanah.
"Misun-ie..aku akan membelikan mu payung! Kau bisa kehujanan!" Ujarnya, lalu berlari kecil meninggalkan perkara ngan makam. Ia berlari menuju mobilnya, hendak menjalankannya untuk membeli payung seperti niatnya tadi.
Namun, saat kunci mobilnya hampir ia masukkan kemasukan kunci, ia berhenti membiarkan tangannya menggantung diudara. Tatapannya kosong. Suara Jimin masuk ke telinganya dan menyadarkannya tentang sesuatu.
'Bila kau menjadi Misun, apa kau bisa tenang saat Misun menjadi dirimu yang hampir gila?'
"Gila.." gumam Taehyung pelan, menyadari bahwa Misun tidak butuh payung. Misun tidak apa kehujanan. Misun sudah tidak ada.
Perlahan, air mata lelaki itu mengalir kembali.
Ia tersedu sendiri didalam mobil, dengan wajah terbenam diantara kedua tangannya yang menangkup diatas setir mobil.
"Misun.." rengek nya kecil disela isakan tangisnya.
•••
Misun merapihkan barang-barangnya sebelum ia pergi bekerja. Ia memasukan barang penting seperti ponselnya dan dompet kedalam tas selempang, yang akan dia bawa bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taehyung✔️[ completed ]
RomanceTaehyung hampir gila karna kehilangannya. Dyudyu - Shortstory