Pagi ini, Jenny tak bisa lagi menikmati tidur tanpa gangguan alarm. Lagu Drag Me Down dari One Direction sudah di-set Jenny sebagai alarm "Pengganggu Tidur".
I've got fire for a heart
I'm not scared of the dark
You've never seen it look so easy
I got a river for a soul
And baby you're a boat
Baby, you're my only reasonHape China Jenny yang tergeletak di meja tepat di samping tempat tidur berdering kencang. Ditambah dengan getarannya yang membuat hape berwarna rose gold itu bergerak pelan menuju ujung meja. Dengan malas, Jenny berusaha mematikan alarm di hape.
Jam dinding menunjukkan pukul 05.07 pagi hari, Jenny hendak menutup kembali matanya. Pikirannya belum move on dari liburan. Sekejap, Jenny tersentak dan matanya langsung terbelalak. "Astaga, udah masuk sekolah!".
Jenny menarik nafas dengan panjang, dan kembali mengeluarkannya sekaligus dengan cepat. Masih dengan mata yang dipaksakan terbuka, Jenny berusaha bangun dari tempat tidur.
"Ahhhhh malesss......!" gerutunya.
Mau tak mau, Jenny harus bangun. Perlahan ia berjalan pelan, tangan kanannya meraih handuk ungu yang tergantung di dekat pintu. Ceklek, Jenny membuka kunci pintu kamar dan berjalan ke arah kamar mandi.
Setelah memakai seragam putih abu, Jenny lalu duduk di ujung ranjang. Dengan malas, ia megambil sepatu Converse hitam putih di kolong ranjang. Kedua kaki Jenny sudah memakai kaos kaki warna putih polos. Jenny bangkit dan mengambil tas Jansport warna biru di atas meja belajar. Sebelum keluar dari kamar, Jenny menengok cermin yang menempel di dinding dekat pintu, hanya untuk memastikan rambut hitam sebahu sudah rapi.
---
Mobil Suzuki X-Trail perak berhenti sebelum gerbang masuk sekolah. Jenny yang duduk di belakang membuka pintu mobil.
"Jenny duluan," Jenny sedikit berteriak kepada Ibu dan Ayahnya.
"Hati-hati, yang semangat sekolahnya," balas Ibunya sambil tersenyum ke arah Jenny.
Tak lama mobil yang agak lusuh karena belum mandi selama seminggu itu pun melaju pelan, dan menghilang di belokan pertama tepat di persimpangan sekolah.
Jennifer Larasati -- Jenny-- terdiam di depan gerbang dengan barisan pagar berwarna biru muda. Plang besar bertuliskan SMAN 71 Bandung menyambut langkah pertama Jenny kembali masuk halaman sekolah sejak dua minggu terakhir.
"Jen!" panggil Mila sambil menepuk pundak Jenny.
"Kemarin liburan kemana aja Lo?".
"Sialan lo mil, ngagetin aja. Ya gitu deh, Cuma ngemall sama main ke rumah temen-temen SMP palingan. Kalo lo kemana?" tanya jenny.
"Cari cogan dong, gua kan gak mau jomblo terus hahahhahaha,".
Jenny dan Mila berjalan masuk ke area sekolah. Beberapa siswa dan siswi pun tampak saling bersanda gurau di beberapa sudut halaman sekolah.
"Eh gua di kelas 7 kan, sekelas lagi ma Lo?" tanya Mila.
"Iya sama, tadinya sih gua mau minta pindah kelas," kata Jenny.
"Emangnya kenapa Jen?" Mila keheranan.
"Males gua sekelas terus ma jomblo kaya lo hahahaha," canda Jenny.
"Sialan lo," kesal Mila sambil menepuk pelan pundak Jenny.
Jenny dan Mila Astriana memang teman sebangku waktu di kelas X. Sekarang, mereka pun kambali bersama di kelas XI – 7 Ilmu Sosial.
"Eh Jen, nanti istirahat kita beredar yuk," ajak Mila sambil berjalan bersama Jenny di lorong antara kelas dan lapang basket.
"Emang mau ngapain Mil, istirahat mendingan makan,".
"Yailah Jen, kita cari anak kelas sepuluh lah, siapa tau ada cogan!" Mila serius.
"Ya ampun Mil, lo sekarang pindah ke berondong?" tanya Jenny sambil tersenyum.
"Gak ada rotan akar pun jadi, siapa tau ada anak kelas sepuluh yang mau pacaran ama seniornya hahahhaa," Mila berkelakar.
Jenny dan Mila pun masuk ke kelas barunya. Jenny kaget melihat Boni Radika duduk di bangku paling kiri di barisan ketiga.
Boni tampak santai sambil mengobrol dengan teman sebangkunya, Arya Wibisana. Boni, cowok hitam manis yang berambut kriting dengan lesung pipit di kedua pipinya, memang dikeceng Jenny sejak masuk SMA.
"Ehmmmm... pasti lo semanget kan bisa sekelas ma Boni, secara udah setahun lo ngecengin dia," kata Mila.
"Sssstttt jangan keras-keras, kalo dia tau gua bisa malu," Jenny melotot ke arah Mila, telunjuk jari kanannya ditempelkan di mulut Mila sampai terlihat jadi agak manyun.
"Malu tapi mau kan hahahhaha. Eh apa kita duduk di belakang atau pinggir si Boni aja, biar lo bisa melototin dia ampe puas, gimana?" mila mengedipkan mata kirinya.
"Enggak!" Jenny kesal sambil menarik Mila dan duduk di bangku paling depan di barisan paling kanan.
------
Ini belum mulai loh ceritanya.
Lanjut baca ke part berikutnya yah. Pasti lebih seru.
Jangan lupa Votement, karena satu suara kalian sangat berarti bagi saya ...hahhahaa.
Trims
YOU ARE READING
Jeruk Nipis & Kudanil
Teen FictionJenny, remaja yang jatuh cinta sebelum berpandangan dengan calon pacarnya. Jenny sudah luluh, bahkan sebelum ia tahu siapa calon pacarnya. Setelah tau siapa yang sudah meluluhkannya, Jenny malah dilema. Jadian atau?