[25] Nenek sihir

1.7K 106 2
                                    

Tiba di ujung malam, pesta Halloween akhirnya berakhir, semua siswa satu per satu mulai kembali ke asrama untuk beristirahat, sehabis puas memeriahkan pesta Halloween, tak jarang rata-rata semuanya sudah menguap dan sudah tak tahan lagi dengan mata beratnya, karena menahan kantuk.

Baru saja keluar dari bangunan sekolah untuk melangkahkan kaki menuju ke asrama, samar-samar pandangan Hikari terahlihkan ke samping pada suatu objek memcurigakan di ujung sana, tepat dibalik koridor yang gelap dan sedikit di sinari oleh cahaya rembulan yang menyelinap di ujung sana.

Hikari pun segera berhenti dan menatap ke koridor yang sepi dan tak jelas terlihat itu. "Hei! Apa yang kau buat! Ayo kita kembali ke asrama! Aku sudah mengantuk!" Seru Atsuko yang sudah berjalan beberapa langkah duluan, sembari sesekali menguap.

Hikari yang menyadari ucapan Atsuko itu pun segera meresponnya. "Oh iya" ucap Hikari dan segera memutuskan untuk menghadap ke depan lagi untuk melanjutkan langkahnya, pikirnya mungkin tadi hanya halusinasinya saja mencurigai bahwa ada suatu objek yang berinteraksi di sana, ia pun memutuskan untuk kembali.

Tetapi untuk memastikan, Hikari mencoba menengok sekali lagi ke koridor yang tidak terlalu jauh dari posisinya itu, hanya sekitar tiga atau empat meter. Dan pandangannya pun akhirnya terpaku pada sedikit pantulan benda yang bercahaya serta kain yang berwarna merah dibagian merah di bawahnya dan hitam di atasnya.

Seperti sebuah jubah yang diseret menuju koridir gelap itu, dan Hikari sepertinya mengenali jubah tersebut, tepat seperti yang dipakai salahsatu siswa dalam pesta Halloween yang ia lihat tadi. Hikari pun semakin merasa curiga, seperti ada sesuatu yang tidak beres. Tekadnya pun mulai muncul ingin segera menghampiri koridor itu.

"Hei! Hikari! Apa sebenarnya yang kau lakukan! Mengapa kau berdiri di situ! Ayolah cepat, kita segera kembali ke asrama, apa kau tidak mengantuk?" teriak Atsuko kembali yang sudah terlihat sangat lelah dan matanya yang rasanya terlihat sudah ingin tertutup.

"Oh, begini Atsuko! Kau duluan saja ke asrama, nanti aku menyusul, ada sedikit hal yang ingin aku urus!" Hikari segera merespon ajakan Atsuko yang sudah merengek sedari tadi.

"Urusan apa?" tanya Atsuko yang masih sempat memikirkannya kebingungan.

"Ada, sedikit urusan di koridor, kau duluan saja yah! Aku harus cepat!" seru Hikari dengan sesekali menatap ke koridor, dalam perasaannya jangan sampai ia ketinggalan jejak hal mencurigakan itu.

"Baiklah! Aku duluan" balas Atsuko segera lalu segera berbalik dan melanjutkan langkahnya. Hikari pun segera memutuskan menghampiri koridor yang gelap itu, tetapi ia masih bisa melihat ke ujung sana yang disinari oleh cahaya rembulan. Dan, benar dugaannya, tentang ada hal yang mencurigakan itu, dari belakang dapat dipastikan terlihat sesosok wanita berjubah panjang sedang menyeret sesosok gadis yang dikenali oleh Hikari.

Hikari pun segera tercengang kaget dan menutup mulutnya dengan tangan agar ia tidak mengeluarkan suara, dan wanita itu pun menghentikan langkahnya, tubuh Hikari pun tak sanggup menahan kakinya yang mulai bergetar, sembari berpindah posisi ke dinding, dan salahsatu kakinya keseleo kemudian menimbulkan suara hak sepatu yang berbunyi kecil.

Mata Hikari pun segera membelak sempurna, bukan karena ia merasa kakinya sakit, tetapi karena merasa waniat itu mendengarnya, terlebih saat wanita itu mulai berbalik ke arahnya, Hikari pun memutuskan untuk segera merubah sepatunya menjadi sepatu olahraga yang tidak akan menimbulkan suara lagi. Dan betapa terkejutnya Hikari, saat ia mendapati wajah wanita itu sangat menakutkan, terlihat seperti nenek sihir, Hikari pun belum bisa mengambil kesimpulan atas apa yang dilihatnya.

The Magic School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang