DELAPAN

28 2 1
                                    

Kita selalu bersama, mustahil jika tidak muncul rasa yang sama
--------------------------------------------------------

Jillian bangun pagi-pagi sekali untuk mengantar orangtuanya ke Bandara, karena orangtuanya akan pergi ke Jepang selama tiga bulan.

Itu tidaklah waktu yang sebentar.

Tapi Jillian sudah terbiasa dengan hal ketidak adanya orangtua di rumah.

Sebenarnya Jillian tak ingin mengantar orangtuanya ke Bandara, karena itu hanya membuat hatinya sakit saja. Dan membuat ia seakan seorang anak yang rapuh.

Jillian bukan anak yang durhaka, tapi memang itu kenyataannya, ia tidak suka jika Ayah dan Ibunya selalu sibuk. Walaupun Jillian tau semua yang dilakukan oleh orangtuanya itu hanya untuk dirinya nanti. Tapi apa gunanya? Jika Jillian tak merasakan kasih sayang dari orangtua.

Sekarang Jillian menuju meja makan, karena Bi Atun sudah memanggilnya untuk sarapan terlebih dahulu.

"Ayo makan, Lian" ujar Ayahnya

Jillian yang mendengar itu hanya tersenyum singkat, sebagai balasan jawaban 'iya'

Tak banyak obrolan, setelah selesai makan, mereka segera menuju bandara.

"Bi Atun, Lian pergi dulu ya" pamit Jillian pada Bi Atun

Menurut Jillian Bi Atun adalah ibu keduanya.

"Iya, hati-hati. Li" jawab Bi Atun sambil melambaikan tangan

Di dalam mobil juga tak banyak percakapan.

Ayah dan ibunya hanya bertanya tentang.

Bagaimana di sekolah? Apakah nilai Jillian baik-baik saja?

Bagi Jillian itu hanyalah pertanyaan basa-basi.

Setelah sampai di Bandara, Jillian menyalami Ayah dan Ibunya.

"Hati-hati ya Yah, Bu. Cepat pulang"

"Iya" ujar Ibunya sambil memeluk anak gadisnya itu

"Ibu juga udah sampaiin amanat sama Fabio buat jaga kamu, jangan marah ya sama Fabio kalau dia nginep di rumah" ujar Ibunya

"Iya"

Setelah orangtuanya telah memasuki ruang tunggu, Jillian langsung pulang ke rumah.

----------------

Sesampainya di rumah, Jillian memasuki kamarnya.

Ia ingat kemarin Jillian mendapat hadiah dari Fabio, sebuah diary.

Mungkin sekarang waktu yang pas untuk mengisi diary tersebut.

Dear diary...

Pertama, terimakasih kepada FabFab udah kasih aku diary ini. Ternyata curhat sama diary itu lebih enak Fab, ke banding curhat sama lo. Soalnya diary ga kepo kaya lo. Heheh
Makasih juga karena lo gue bisa merasakan kebersamaan, dan makasih juga lo slalu ada buat gue. Gue mau kita selalu sama-sama ya Fab:)

Jaiden & JillianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang