"Ya Allah, kuingin bersujud di rumah-Mu, juga menjejakkan kakiku di negeri yang pernah disebut Nabi-Mu, Turki."
Pagi-pagi Azhar sudah memacu motornya menuju kantor sebuah perusahaan furniture di kawasan Tebet Jakarta Selatan. Ia diminta segera datang pagi itu oleh pemiliknya karena ada kabar penting buatnya.
Di perusahaan furniture itu Azhar mengisi kajian agama buat para direktur, staf dan karyawan atas permintaan pemiliknya yang memang sudah lama mengenal Azhar. Mereka mengkaji kitab hadits Riyadhusshalihin dan sudah berjalan setahun lebih. Alhamdulillah, para peserta kajian sangat antusias. Tak lupa ia pun selalu menyelip doa semoga Allah berkenan memberinya keberkahan dengan menyampaikan hadits-hadits Rasul-Nya.
Dahulu, para ulama banyak memberi nasihat dengan ungkapan-ungkapan yang penuh motivasi tentang keutamaan mempelajari dan mengajarkan hadits Nabi. Mereka sendiri telah termotivasi oleh sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
"Semoga Allah membuat berseri-seri wajah orang yang mendengarkan sesuatu dari kami, lalu menyampaikannya sebagaimana ia mendengarnya. Betapa banyak orang yang menerima seruan itu lebih paham dari pada yang mendengar (langsung)."
Dan Imam Ibnu Qayyim menjelaskan dalam kitabnya, Miftaah Dar as-Sa'aadah bahwa yang dimaksud dengan kata nudhrah (berseri-seri) dalam hadits Nabi di atas adalah keelokan yang menghiasi wajah karena pengaruh iman, batin yang bergembira, kebahagiaan hati, serta keceriaannya.
Azhar pun selalu berharap keberkahan pada setiap kajiannya.
Dan pagi itu...
"Insya Allah tahun ini saya mau memberangkatkan jama'ah umrah buat para direktur perusahaan. Dan saya juga mengajak Ustadz untuk turut serta membimbing mereka. Termasuk saat berkunjung ke Istanbul."
Tergetar hatinya saat kata-kata pemilik perusahaan furniture itu menyapa dua telinganya. Semoga ini salah satu berkah mengajarkan hadits-hadits Rasulullah. Ia langsung teringat seseorang yang mampir dalam mimpinya.
Dan ternyata, mimpinya tersebut merupakan jembatan yang mengantar harapan dan cita-citanya yang ingin berkunjung ke Kota Madinah dan Mekkah, juga berpetualang menjelajah artefak Kota Istanbul.
Sudah sejak lama dua kota Rasulullah itu hadir menghiasi dinding-dinding hatinya. Saat membayangkan dalam shalat dan doa-doanya, seolah ia berada di sana. Ia bisa merasakan damainya sudut Raudhah, lalu segarnya air zamzam yang setiap saat bisa diminum di dalam masjid, berdiri shalat di Hijr Ismail dan Maqam Ibrahim, memanjat doa-doa ampunan di depan Multazam, lari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwa sambil membayangkan bagaimana dahulu Ibunda Hajar merenda kesabarannya mencari air untuk Ismail yang meraung-raung kehausan, dan juga menumpahruahkan air mata penyesalan dan pengakuan atas dosa-dosa saat wukuf di bukit Arafah. Bila sudah merasakan dirinya hadir di tempat-tempat itu, biasanya ia pun tak kuasa menahan tangis-tangis rindunya.
Rasa rindu ke tanah suci pun selalu menyapanya.
Ia sering mendengar nasihat kawan-kawannya yang sudah pergi haji atau umrah, bahwa ibadah haji dan umrah haruslah diniatkan dengan diikuti bukti nyata berupa tabungan haji. Sesekali di antara mereka ada yang sampai menafikan kemungkinan bisa berhaji bila tak ada bukti nyata berupa tabungan.
Azhar tak hendak menolak nasihat itu. Namun ia merasa ada yang berlebihan dengan mengatakan bahwa ibadah haji itu pasti terlaksana karena adanya bukti menabung uang. Ya, memang betul bahwa Allah ingin melihat bukti kesungguhan hamba-Nya dalam mengejar cita-cita. Namun menjadikan sarana sebagai salah satu syarat keberhasilan adalah tipuan setan. Sebab setan ingin mengantar manusia pada sikap kibr52 yang dilarang Allah.
Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?
Ia coba memberikan bukti bahwa orang yang sama sekali tak punya kuasa apa pun maka justru kadang Allah jamin pertolongan-Nya. Bukankah Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan dalam haditsnya bahwa doa orang yang terzalimi (mazlum) itu tak ada penghalang?
YOU ARE READING
HADIAH CINTA DARI ISTANBUL
Romancekisah cinta yang penuh pengorbanan tergambar dalam novel ini. betapa rasa itu bisa menjadi sumber kebahagiaan dan kesedihan. butuh kelapangan untuk dapat memahami dan menerima rahasia kehidupan yang sedang menimpa kita. tak hanya kisah asmara yang h...