™™™
Jungkook meraba pelan nakas mejanya terlalu gelap hingga ia tidak bisa melihat apapun. Kegelapan pekat yang membuatnya merasa tidak nyaman dan kekhawatiran yang menghinggapi dirinya.
PRANKk
Jungkook mundur satu langkah saat sebuah bingkai foto di meja jatuh. Perlahan sebuah cahaya putih mulai menerangi kamarnya. Foto dirinya dan Saeron tergeletak dilantai dengan serpihan kaca yang melukai kaki kanannya.
Perasaannya semakin memburuk sekarang. Seperti intuisi bahwa suatu hal yang buruk akan terjadi. Jungkook memungut foto tersebut sebelum pergi ke toilet untuk membersihkan lukanya yang mulai mengeluarkan darah segar.
™™™
Hujan badai menerpa Seoul malam ini. Jungkook menatap langit Seoul dari apartemen BTS dengan wajahnya yang di tekuk. Ia punya janji dengan Saeron. Seharusnya ia berada di apartemen miliknya bersama gadis itu sekarang. Tapi karena badai ini managernya-Sejin Hyung- melarangnya keluar dan menyita kunci mobilnya. Ia masih punya sebuah motorsport. Tapi Jungkook tahu ia tidak akan sampai tujuan dengan selamat dalam badai seperti ini.
Jungkook menghidupkan penghangat ruangannya. Hujan badai dan petir diluar sana membuat perasaannya memburuk. Dan meninggalkan gadis itu sendirian di apartemennya ditengah badai seperti ini semakin membuat otaknya berpikiran liar.
Pria itu akhirnya memutuskan untuk bergabung bersama member lain agar otaknya bisa berhenti menciptakan serangkaian pikiran-pikiran bodoh.
"Ya! Ada apa dengan wajahmu ?" Hoseok mengacak pelan rambut sang maknae yang tiba-tiba duduk disebelahnya dengan wajah kusut.
"Ini sedang badai hyung. Dan Saeron sendirian disana"
"Kau bisa menelponnya Jeon Jungkook. Apa itu saja harus kuajarkan ?" Jimin menghela napas pendek. Dan dalam hitungan detik Jungkook sudah menghubungi Saeron. Ia merasa bodoh karena tidak menghubungi gadis itu dari tadi.Panggilan pertama dan kedua tidak diangkat. Rasa takut menghinggapi dirinya. Membuatnya frustasi
"Annyeong. Kau masih berhubungan dengan putriku ternyata" Jungkook membulatkan matanya dengan napas tercekat saat sebuah suara menjawab panggilannya. Suara ini. Suara yang paling tidak ingin Jungkook dengar terutama dari ponsel Saeron. Suara pria berusia empat puluh awal. Pria yang selama ini membuat wajah dan tubuh kekasihnya penuh lebam. Pria gila yang rela menyakiti putrinya sendiri demi uang.
"Apa yang kau lakukan ?! Dimana Saeron ?!"
"Kenapa kau berteriak ?! Apa ini sikap seorang calon menantu ? Aku tidak akan membiarkanmu menikahi Saeron kalau kau bersikap seperti ini"
"Brengsek ! Katakan dimana Saeron ?!" Teriakan penuh marah dari Jungkook membuat Jimin dan yang lain ikut was-was. Sesuatu yang buruk pasti telah terjadi.
"Tenangkan dirimu. Aku hanya sedikit menghukumnya karena selama ini dia terus menghindariku. Bagaimana bisa ia menelantarkan ayahnya sendiri diluar sana. Kusarankan padamu untuk tidak mengencaninya. Dia bukan gadis yang baik. Padahal aku hanya ingin meminjam sedikit uang darinya"
Jungkook meninju keras tembok dengan amarahnya yang memuncak. Ia muak dengan cara bicara tanpa dosa pria itu.
"Jangan mencoba menyentuhnya atau aku akan membunuhmu!"
"Oh tidak. Kau tidak perlu khawatir. Aku hanya sedikit menghukumnya. Kupikir ia masih bernapas di dalam sana"
"Brengsek !"
"Kau tidak pernah bisa tenang rupanya. Kalau begitu sampai jumpa. Katakan pada Saeron untuk menghasilkan uang lebih banyak dan jangan menelantarkanku lagi. Arraseo ?" Kim Jang Hyun memutuskan panggilan telepon setelah itu.
"Sial !" Jungkook mengumpat dengan marah. Pria itu lalu menarik kunci motornya dengan terburu-buru saat Jin menghalanginya untuk keluar.
"Minggir Hyung ! Aku harus kesana sekarang"
"Apa kau gila ?! Diluar badai!"
"Pria gila itu disana ! Dia menyakiti Saeron! Aku harus kesana !" Jungkook sudah mengepalkan tinjunya bila kali ini Seok Jin tetap melarangnya keluar. Tapi tidak. Pria tertua dalam grup itu malah menarik kunci mobil miliknya.
"Aku akan mengantarmu" satu kalimat yang membuat Jungkook dan yang lain ikut bergegas keluar. Tangan Taehyung dan Hoseok meraih pemukul baseball bersama mereka. Mereka siap menghajar bila pria gila yang disebut Jungkook masih berada disana.Kali ini jalanan cukup sepi. Mereka bisa menancap gas dengan kekuatan penuh. Yah hanya mereka tujuh pria gila yang keluar ditengah badai dan menancap gas dengan penuh.
Jungkook mengacak rambutnya frustasi. Ia menyesal membeli apartemen yang cukup jauh dari apartemen bts. Dalam hati ia berdoa semoga Tuhan melindungi gadis itu. Sekaligus mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi gadis itu.'Please god. Just this once. Please save her.'
~~~
Hello! Long time no see.
Maaf updatenya lama, mana pendek lagi ceritanya. Lagi di usahain nyari inspirasi buat ending-nya. Dan juga kemaren sempet sibuk pindah rumah jadi yahh begitulah...
chapter untuk next update udah ada tinggal di publish tapi mungkin ku updatenya minggu depan lagi ya..
Biar penasaran hehehe..
Thanks
Jangan lupa vote , comment , dan follow.