Hari yang aku lalui berjalan seperti biasanya. Jinyoung setiap pulang sekolah selalu latihan diagensinya dan Junho selalu menemaniku setiap pulang sekolah. Tidak ada yang berubah. Hanya saja setiap hari Senin dan Kamis aku memiliki jadwal les bahasa inggris, orang tuaku yang mendaftarkan. Kata mereka, bahasa inggris itu penting.
Sekarang aku berjalan keluar dari apotik, tadi aku sehabis membeli obat pereda nyeri karena kepalaku sedang sakit sebelah. Bukan penyakit serius, kadang 3 bulan sekali kepalaku seperti ini. Aku sudah biasa.
"Hyena?." Ucap seseorang. Aku tidak bisa melihat wajah seseorang itu dengan baik, sangat kabur.
"Kamu baik-baik saja?." Tanyanya lagi
Aku melihat wajah seseorang itu lagi. Ah kini sudah terlihat jelas wajahnya, dia ternyata Sejoon.
"Aku baik-baik saja Sejoon." Jawabku sambil menunjukkan senyum terbaikku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu mau kemana? Ah kau habis dari apotik?." Sejoon melihat kantong plastik putih bertuliskan nama apotik tempat aku membeli obat tadi.
"Aku mau pulang dan iya aku habis dari apotik. Aku duluan ya Sejoon."
Aku langsung berjalan cepat meninggalkan Sejoon. Masa bodo dengan kepalaku yang bertambah sakit, yang penting sekarang aku harus sampai apartemen.
"Tunggu Hyena, wajahmu sangat pucat. Aku takut kamu pingsan dijalan. Aku antarkan kamu sampai rumah ya?." Ucap Sejoon bertubi-tubi.
Sekarang ia mengikutiku dan meraih tanganku. Otomatis aku langsung menghentikan langkahku.
"Oh sh*t, mengapa Sejoon mengikutiku. Dan apalagi ini, sekarang ia memegang tanganku." Umpatku dalam hati.
"Rumahmu dimana? Akan aku antarkan."
"Aku tidak punya pilihan lain sekarang, mau tidak mau aku harus menjawab pertanyaannya." Eluhku dalam hati
"100-170 Hoehyeondong 1(il)-ga Junggu, cuma 5 menit dari sini. Jalan kaki sampai kok." Jawabku
"Oke aku akan mengantarmu kesana."
***
Aku sudah diantar sampai apartemen dengan selamat oleh Sejoon. Kini ia sedang berada di ruang tamu, tidak enak kan kalau aku langsung menyuruhnya pulang?
Sekarang aku sedang membuat minuman untuknya. Sebelum itu aku juga sudah meminum obat yang aku beli tadi, kalian jangan khawatir denganku okey?
"Kamu tinggal sendirian?." Tanya Sejoon saat menyadari suasana di apartemenku sangat sepi.
"Aku tinggal dengan kakakku. Dia sedang ada janji dengan temannya, mungkin sebentar lagi pulang." Jawabku sambil menaruh minuman.
"Oh kirain sendirian." Sejoon langsung menyesap minuman yang aku buat.
"Kenapa kalau sendirian?."
"Mungkin aku harus menemanimu, kasihan kalau perempuan ditinggal sendirian disaat keadaan sakit seperti ini." Ucap Sejoon tenang.
"What? Jangan harap Sejoon." Aku langsung membelalakan mataku, menjaga jarak dengannya.
"Haha aku hanya bercanda Hyena. Hmm terima kasih minumannya, aku pamit pulang ya." Sejoon berdiri dari kursi tamu dan berjalan ke pintu apartemen, aku hanya mengekori dari belakang.
"Kalau kamu butuh bantuanku tinggal bilang saja. Aku dengan senang hati membantumu." Sejoon tiba-tiba membalikkan badannya, membuat keningnya dan keningku bertabrakan.
"Oh shit sudah sakit kepala, sekarang keningku terjedut dengan keningnya? Kenapa sial sekali hari ini." Eluhku dalam hati.
"Awww..." Ringisku
"Ah maaf Hyena. Aku tidak sengaja. Apakah kamu baik-baik saja?." Sejoon langsung mengelus keningku. Terlihat dari raut wajahnya bahwa ia sangat khawatir sekarang.
"Ahh aku tidak apa-apa. Kamu pulang saja sana." Aku langsung membuka pintu. Kejadian tadi membuat aku merasa canggung dengannya.
"Oh oke, sampai ketemu di sekolah ya. Bye."
"Bye."
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejujurnya aku bingung siapa yang harus jadi visualisasi Sejoon. Tapi akhirnya aku menemukan pilihan yang tepat, ada yang kenal?
