Malam hari, waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat, tapi tidak di rumah Lala, suasana panik menyelimuti rumah itu.
"Papaah" Lala berteriak histeris dengan Air mata yang sudah membasahi pipinya.
Rahman-papa Lala- langsung berlari menuju Lala yang berada dikamar Rahman.
"Mamahh.. bangun mah, bangun, jangan buat Lala takut" lirih Lala yang memangku kepala mamahnya.
Rahman datang dan langsung meraih Nia -mama Lala- mengangkat Nia menuju ke dalam mobil. Lala mengekor dibelakang Rahman dengan airmata yang terus mengalir.
Mereka menuju rumah sakit.
Sampai dirumah sakit Nia segera ditangani oleh dokter, Lala dan Rahman menunggu di luar.
Lala terus menangis. Rahman memeluk erat putri satu satunya itu. Rahman pun terpukul dengan keadaan ini, tapi sekuat mungkin ia tidak meneteskan air matanya, dia harus kuat, putrinya tidak boleh melihatnya lemah.
"Mama sakit apa Pa?" Tanya Lala terisak
"Mama terkena kanker darah stadium Akhir La. Lala doa untuk mama ya nak" jelas Rahman
"Kenapa Papa gak bilang sama Lal, Pah? Kenapa di sembunyiin Pah. Mamah pasti selama ini nahan sakit sendiri kalau papah kerja. Kenapa Lala gak di kasih tau pah?" Ucapnya terisak
Rahman mengecup puncak kepala Lala, mengelus punggung Lala.
"Maafin papah. Ini mamah yang mau. Mamah gak mau kamu gak fokus sama sekolah kamu karena terlalu memikirkan mamah" Rahman mengeratkan pelukkannya.
"Lala gak mau kehilangan Mamah, Pah. Lala takut" tangisnya makin kencang.
"Kamu sholat ya, doain mamah"
Lala mengangguk lalu berjalan menuju musholla yang ada di rumah sakit itu.
Tak lama setelah sholat, Nia dipindahkan ke ruang ICU karena kritis.
"Lala, sudah malam nak. Kamu pulang ya, besok kamu harus sekolah" ucap Rahman pada Lala
Lala menggelengkan kepalanya pelan.
"Besok Lala izin aja Pah""Enggak sayang, mamah gak pernah mau Lala gak masuk karena tau mamah sakit, Lala harus tetap masuk nak. Ada papah yang jagain mamah."
Lala terdiam.
"Pak ujang sudah di depan jemput Lala, Lala pulang ya, Istirahat"
Lala menganggukkan kepalanya lalu mencium punggung tangan Rahman.
Dalam perjalanan pulang Lala hanya diam. Kejadian tadi terus berputar di otaknya.
Flashback On*
Seharian ini sejak Lala pulang sekolah ia tidak bertemu dengan Mama nya.
Dan malam harinya Lala masuk ke kamar Mamah nya berniat menceritakan sekolahnya hari ini. Karena memang sudah menjadi kebiasaan bahwa ia harus menceritakan harinya pada sang ibu.
Lala berjalan dengan riang menuju kamar mamah nya. Saat membuka pintu senyum Lala berubah, matanya berkaca kaca. Mamahnya tergeletak di lantai kamar seperti menahan sakit lalu tak sadarkan diri.
Lala langsung berteriak memanggil Rahman yang berada di ruang keluarga.
Tangisnya pecah, ia takut, ia takut mamah nya pergi
*Flashback Off
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHA
Teen FictionSEQUEL HE IS MINE --o0o-- Daffa Atharizz Ghifari. Lelaki dengan sejuta pesona yang mampu membuat wanita disekelilingnya terjerat dalam pesonanya. Sifat Ramahnya yang membuat beberapa wanita salah memahaminya...