📋 menu 2

936 168 48
                                    

menu 2:
kerja lembur bagai kuda.

ㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

besoknya, kafe sengaja diliburkan karena pegawainya mau bersih-bersih. iya, seniat itu mau bersih-bersih cuma gara-gara kemarin ada seekor kecoak terbang.

jisung datang paling awal. selesai memarkirkan motor, dia bergegas membuka pintu kafe kemudian langsung tancap gas ke dapur. mau ngupi-ngupi cancie dulu sebelum bertempur melawan debu. daniel dan seongwoo datang tak lama kemudian. dua manusia yang selalu kemana-mana berdua itu celingukan mencari siapa gerangan yang sudah datang sepagi ini tapi tak nampak batang hidungnya.

"cari di dapur, nyel." usul seongwoo. daniel mengangguk lalu segera menggeret ransel seongwoo, membuat cowok dengan tiga tahi lalat di pipi itu tertarik ke belakang begitu saja.

"kak jisung kok udah ngupi-ngupi!" seru daniel. jisung nyaris tersedak kopi panasnya. dia berbalik, memicing menatap tajam daniel, "salam dulu, kek!"

daniel tak merespon. cowok tinggi besar itu malah berjalan melewati jisung begitu saja dan menuju lemari kaca besar tempat menyimpan alat makan. dia mengambil dua cangkir keramik kemudian menyendok kopi bubuk ke dalamnya. walau barista, tetap aja cowok itu malas meracik kopi kalau bukan untuk pelanggan.

"pagi semuanya!"

tiga cowok itu dapur itu reflek menolehkan kepalanya ke pintu di bagian barat dapur. disana ada lee daehwi, si manis berjuluk cabai sunda. seperti yang sudah-sudah, daehwi masuk masih dengan jaket, sarung tangan dan masker di tubuh kurusnya. katanya takut gosong. padahal panasnya jam enam pagi itu seperti apa?

bae jinyoung menyusul tak lama kemudian. kalau daehwi datang dengan masih berpakaian ala ibu-ibu, jinyoung datang masih dengan helm kura-kura bertengger di kepala. entah apa fungsinya, tapi jaehwan dengan sok tahunya menjawab, "buat ngelindungin kepala tuh. kan, baejin kalau jalan nunduk. takutnya nanti tabrakan sama kaca."

selepas itu, serbet hwang minhyun dan gelas plastik kang daniel langsung mendarat di muka jaehwan.

peraturan 101 café nomor sekian: dilarang berbuat tidak senonoh pada bae jinyoung.

duo sosis pink datang bersamaan dengan pakaian dinas mereka; jaket warna pink. daniel sering komplain, kenapa dari sekian banyak warna harus merah muda yang dipilih? woojin menjawab, "pink itu lembut dan kami penuh kelembutan!"

panci ha sungwoon langsung mendarat detik itu juga di pantat woojin.

"penuh kelembutan apanya," cibir sungwoon. padahal woojin itu sadis. apalagi dalam perihal mengurus daging. cowok itu bakal mengayunkan pisaunya kencang-kencang untuk menebas daging alot di hadapannya. bunyi pisau dan cutting board yang dihasilkannya kadang sampai diluar dapur.

よく食べる ➳wanna one✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang