Part 1

2.6K 204 8
                                    

Huruf miring bisa jadi Flashback atau ngomong dalam hati. TYPO BERTEBARAN HARAP ABAIKAN SAJA.

Happy Reading!!

**

Dua orang pria terlihat cemas menunggu di depan ruang operasi yang ditempati oleh wanita yang mereka cintai. Hingga tidak lama kemudian terdengar suara tangis bayi terdengar di salah satu ruang operasi itu dan tak seling beberapa detik suara tangis juga terdengar di ruang operasi yang lainnya.

“anakku!” seru dua pria itu bersamaan. Mereka saling pandang kemudian berpelukan. Keduanya saling mengenal, mereka bersahabat dan entah bagaimana bisa istri mereka melahirkan bersamaan di rumah sakit yang sama pula. Dan kini, anak mereka lahir seperti sepasang bayi kembar.
“pastikan bayimu perempuan…” kata salah satu dari mereka.

15  year later.

“APPA KYUHYUN MENCURI MAKAN SIANGKU!!” seorang gadis dengan seragam sekolah menengah atasnya memasuki rumahnya dengan teriakkan nyaringnya. Di belakangnya seorang pria dengan seragam yang sama mengikutinya sambil cekikikan sendiri.
“tidak bisakah kalian akur sedikit saja, Shin Jaera.. Cho Kyuhyun?”, ucap seorang pria paruh baya yang sedang menikmati minuman herbalnya bersama pria paruh baya lainnya yang tertawa kecil memandang putra-putri mereka itu. Shin Jaera, dia berlari ke arah ayahnya yang meminum herbal itu sedangkan Kyuhyun hanya berdiri dengan kedua tangan dalam sakunya.
“Kyuhyun mengambil makan siangku, padahal tadi aku lapar sekali. Dia kan sudah memiliki makanannya sendiri. Kenapa pula mengambil punyaku?” adunya pada sang ayah yang hanya menanggapinya dengan anggukan. Kyuhyun segera menyangkalnya.
“aku juga kelaparan, appa Shin. Dan bekal Jaera masih banyak jadi aku memintanya bukan mengambilnya. Dia saja menggunakan kata yang kasar untuk menuduhku” katanya dengan seringaian di bibirnya.
“dia berbohong appa!!”
“Jaera kau berteriak di telinga appa” Jaera cemberut mendengar ucapan ayahnya itu. Dengan menghentakkan kakinya ia masuk ke dalam rumah masih dilingkupi perasaan kesal. Di dalam ada ibunya yang sedang sibuk membuat kue di dapur.
“omma..” dengan manja Jaera memeluk ibunya yang terkejut dengan kedatangannya itu. Wanita itu sudah mendengar suara putrinya di depan, tapi dia tidak sadar kalau putrinya itu sudah di dalam.
“kau sudah sampai, sayang. Lapar?” Jaera menggeleng.
“Kyuhyun mengambil makan siangku, aku kesal padanya!” nyonya Shin tersenyum lembut seraya mengusap rambut anaknya itu masih dengan posisi Jaera memeluk tubuhnya dari belakang.
“biasanya juga kalian saling berbagi, kenapa kau marah-marah?”
“masalahnya aku lapar sekali tadi siang dan dia mengambil sebagian banyak bekalku!”
“baik-baik, omma mengerti. Lainkali omma akan buatkan bekal yang banyak untukmu” Jaera langsung melepaskan pelukannya karena merasa perkataan ibunya tidak sesuai dengan keinginannya.
“kenapa omma hanya bilang begitu? Seharusnya omma memarahi Kyuhyun!”
“sayang, kalian ini tidak pernah akur sejak kecil. Padahal omma dan appa inginnya kalian jatuh cinta dan menikah” Jaera sentak menjauhi ibunya sambil membentuk tangannya menjadi X di depan dadanya dengan wajah tidak suka.
“aku tidak mau! Menikah dengan Kyuhyun? Cih, aku tidak akan mau hidup dengan pria jelek sepertinya. Dia juga jahil dan jorok! Lagipula aku sudah memiliki kekasih, omma. Omma masih ingat kan? Kemarin dia datang ke sini menyapa omma dan appa” nyonya Shin mengangguk singkat. Dia masih ingat pria yang datang bersama putrinya untuk pertama kalinya selain Kyuhyun ke rumah mereka.
“iya, iya. Omma tahu, Donghae anak yang baik dan sopan. Omma kan hanya menyuarakan keinginan omma, kalau kau sudah nyaman dengan pilihanmu sendiri omma tidak bisa berbuat apa-apa” Jaera tersenyum lebar dan kembali memeluk ibunya.
“aku sendiri heran, kekasihnya Kyuhyun itu tahan sekali bersamanya. Aku saja sudah bosan melihat wajah jeleknya itu. Mungkin kekasihnya buta, benar kan omma?”
“tidak, menurut omma Kyuhyun tampan”
“Donghae oppa lebih tampan, omma!”
“sudahlah, omma. Perasaan benci itu beda tipis dengan cinta” Jaera menoleh dan menemukan kakaknya sudah duduk di kursi pantry. Jaera cemberut mendengar ucapan kakaknya yang menurutnya tidak akan terjadi.
“tidak, oppa. Aku dan Kyuhyun itu hanya sahabat. Oppa tahu bagaimana kan kami? oppa juga sering bermain dengan kami dulu” Shin Je Ha, anak pertama di keluarga Shin itu terkekeh kemudian mengangguk pura-pura setuju saja.
“ya, ya, ya… nanti juga kau akan merasakannya sendiri”
“OPPA!!”
“sudah, jangan bertengkar terus. Mandi sana, kau bau” usir nyonya Shin pada anak perempuannya itu.

Friend Forever?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang