Lima

221 22 8
                                    

Sean berjalan kesana kemari, panik di antara ruangan Josef dan Della, menunggu dokter keluar.

"Haisshh... Kenapa aku diam saja tadi? Dasar bodoh!" Gumam Sean dalam hatinya.

Dokter keluar dari ruangan Josef dan membuat wajah Sean lega sekaligus khawatir akan apa yang disampaikan dokter.

"Tuan Sean? Anda walinya dari pasien yang bernama Josef Anthony?" Tanya dokter itu.

"Iya dok, bagaimana keadaannya?" Tanya Sean.

"Tidak terlalu parah tuan, sebentar lagi dia akan sadar. Kalau begitu aku harus keruanganku." Pamit dokter itu.

Sean bernafas lega, tidak terjadi hal yang serius, tapi Della? Dia yang melihat Josef dipukuli langsung melindungi dengan punggungnya dan kepalanya terbentur. Sean khawatir akan terjadi apa apa dengan Della.

"Della.. kuharap kau baik baik saja.." lirih Sean danpa disadarinya.

Dokter keluar dari ruangan Della. Sean yang panik tergopoh- gopoh menghampiri sang dokter. "Dok bagaimana keadaannya?" Tanya Sean tergesa- gesa.

"Apa anda suaminya?" Dokter itu kembali bertanya.

"S-saya.. saya walinya." Jawab Sean.

"Luka di kepala Nyonya Della cukup parah, namun syukurnya beliau wanita yang kuat, beliau sudah bisa melewati masa kritisnya. Anda jangan khawatir." Sean tercengang mendengarnya, dia mematung. Bingung apa yang harus dia lakukan.

"Sebaiknya aku harus tetap di ruangan Josef. Takut- takut dia sadar dan tidak ada orang disampingnya." Gumamnya.

"Terima kasih dok, saya permisi." Sean pamit dan segera masuk kedalam ruangan Josef. Dia duduk di kursi samping ranjang. "Nak cepatlah bangun.. Della tidak akan suka jika kau terbaring seperti ini." Gumam Sean.

Drrtt... Drrtt..

Ponsel Sean mendapat panggilan dari Maxim.

"Ada apa?"

"Kenapa tidak ke kantor?"

"Aku sedang ada urusan disini Max, tolong kau urus pekerjaanku untuk hari ini okay?"

"Baiklah. Kau berhutang cerita kepadaku Audrict!"

"Hmm baiklah!"

Tuuut..

Sambungan terputus, Sean menyimpan kembali ponselnya karena merasa ada yang memanggilnya.

"T-tuan Sean?" Panggil Josef yang sudah sadar lirih.

"Kau sudah sadar? Aku akan panggilkan dok-"

"Ibuku.. dimana ibu?" Potong Josef segera sebelum Sean hendak memanggil dokter. Akhirnya Sean kembali duduk ingin menceritakan kejadian yang sebenarnya.

"Della sempat melihat kau yang sedang dikeroyok, jadi tanpa pikir panjang dia langsung berlari melindungimu. Padahal penglihatannya buruk, tapi ibumu hebat." Jelas Sean.

"Apa?! Lalu.. dia baik baik saja kan?" Josef kembali bertanya. Sean tersenyum pahit. Bingung bagaimana memberitau kondisi sebenarnya dari Della.

"Nak.. karena melindungimu, d-dia mendapat luka yang lebih parah. Tapi kau jangan khawatir.. dia-- hei Josef tunggu dulu! Kau jangan kesana sendirian! Aku akan menemani!" Sean segera memapah Josef. "Kau benar benar tidak apa apa?" Tanya Sean memastikan.

"Aku tidak apa apa! Aku harus menemui ibuku tuan!" Josef berlari keluar ruangan, sesekali meringis karena rasa pusing dikepalanya.

"Ruangan ibumu di sebelah!" Ucap Sean dan Josef langsung masuk tanpa permisi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Idiot Isn't My Name!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang