31- Setangkai harapan

5.9K 288 4
                                    

  " Rasyid mengalami koma, karena luka yang dideritanya semakin memburuk, kondisi nya sangat lemah sekali " jawab Pak Dokter
  " apa?" tanya Ibunya Rasyid histeris dan langsung menggelindingkan roda kursinya menuju Dekat ranjang anak nya itu
" Rasyiiiiid " teriak ibunya memandang anak kesayangnnya terbaring koma. Leora hanya bisa menatap lelaki yang dia sayangi terpejam tidak berdaya
" kita harus kasih tahu Yasmin " ujar Faishal
" percuma, mau gimanapun wanita egois itu gak bakalan dateng !! Apalagi besok kita UN " jawab Putra penuh emosi
  " jangan gitu Put , Yasmin enggak datang, karena dia taat sama perintah Ayah nya " jawab Leora.
Merekapun hanya bisa menangis menatap lelaki tampan itu sedang terbaring koma
***
Disisi lain, Yasmin dan teman temannya pulang mengaji ashar, mereka langsung menghamparkan kasur lantai untuk tiduran, sementara Yasmin terkejut saat melihat kakinya tiba tiba mengeluarkan darah
  " aduh Yas, itu Teh kenapa? " tanya Neneng cemas sekali melihat kaki Yasmin berdarah
  " aku juga enggak tahu, tiba tiba kaki aku berdarah " jawab Yasmin berusaha menutupi luka itu dengan tangan lembutnya, dengan sigap Zaenab langsung membawa kitab yang dipegang Yasmin dan meletakan nya diatas lemari pakaian Yasmin.
  " nih pake ini Yas " Fitria memberikan perban pada Yasmin, sementara Diana membawa Air hangat guna untuk membersihkan lukanya ,
" kok aneh ya? Tiba tiba kaki kamu berdarah Yas, apa jangan jangan Rasyid... " ujar Laila menatap Yasmin heran
" entahlah, aku juga ngerasain hal yang sama " jawab Yasmin masih membersihkan lukanya.
" kita jenguk Rasyid yuk Yas " Ajak Zia
" jangan, kita harus patuh aturan, emangnya kamu mau? Kita dihukum kayak minggu lalu? " tanya Kamilah khawatir ,merekapun hanya terdiam memikirkan cara untuk bisa mengetahui keadaan Rasyid .
  " besok, kita harus tanya keadaan Rasyid sama Faishal dan Putra " ucap Yasmin
  " betul Yas, aku khawatir banget," balas Laila
Singkat cerita, Malampun tiba, Teman teman Yasmin sudah tertidur pulas, lampu sudah dimatikan, udara dingin pegunungan terasa sekali menyentuh dikulit ,Yasmin terbangun dan duduk dikursi dekat jendela, Dan Yasmin membuka jendela guna memasukan cahaya sang bulan untuk menerangi malam nya
  " aku tau, kamu merindukan aku Syid, aku juga rindu, rindu tanpa kamu ketahui, biarlah hanya aku dan allah Yang tahu" gumam Yasmin menatap sang bulan purnama itu , Air Matanya mengalir dipipi merah muda nya, tangannya memeluk erat surat surat yang Rasyid tulis selama ini untuknya.
  " hanya setangkai harapan dariku, cepat sembuh Rasyid Toha Alfarisi, disini, Nur Yasmin Abdullah menunggu janji mu itu " gumam Yasmin meneteskan Air matanya hingga membasahi sebagian surat dari Rasyid, tiba tiba terlintas difikiran Yasmin untuk menulis dan menjawab Surat dari Rasyid
  " tahan Yas, kamu udah janji sama Abi kamu untuk tidak dulu pacaran" ucap Yasmin dalam hatinya .
***
disisi Lain Putra dan Faishal masih membuka matanya, menatap Rasyid yang sedang koma itu , sementara Leora dan Ibunya Rasyid sudah tertidur pulas di atas tikar
  " lo gak tidur? " Tanya Putra pada Faishal, Faishal hanya menggelengkan kepalanya
  " Shal, lo itu kan anak rajin, besok kan UN, sana gih lo ngafal terus cepet tidur, biar Rasyid gue yang jaga" ujar Putra
  " gimana aku bisa fokus, sementara sahabat aku sedang berjuang melawan sakitnya " jawab Faishal lirih
  " setidaknya lo ngafal dulu deh " suruh Putra bersikeras
  " terus, kenapa kamu enggak ngafalin buat besok? " tanya Faishal
  " aku udah biasa dapat nilai jebol, aku juga udah tahan banting liat nilai nya, sementara kamu, liat nilai 70 aja nangis " jawab Putra
  " percuma nilai aku gede, sekarang buat siapa kebahagiaan itu, sementara Rasyid sedang berjuang melawan sakitnya " jawab Faishal menatap sahabat nya itu, Putra pun hanya bisa terdiam dan menangis
" dulu, aku selalu bangga dapet nilai gede, karena aku bisa lihat garis tawa di wajah kalian berdua, dan sekarang Rasyid untuk membuka matanya aja susah apalagi mau ketawa lagi " ujar Faishal tidak tahan membendung Air matanya , Putra pun memeluk Faishal dan menangis sejadi jadinya saat itu.
" kita harus Yakin, kalo Rasyid bisa ketawa lagi sama kita " ujar Putra meyakinkan , Faishal pun membalasnya dengan senyuman
" kita bacain Al Quran yuk, siapa tahu Rasyid bisa denger ayat ayat suci ini, dan membuat dia lebih membaik " usul Faishal, Putra pun menganggukkan kepalanya, mereka berdua pun langsung mengambil Air wudhu ,setelah itu mereka langsung membacakan surah Ar-Rahman dengan merdu sekali,
Disisi lain Yasmin juga sedang membaca Al Qur'an surah Ali Imran untuk Rasyid, Yasmin melantunkan Ayat suci itu dengan begitu merdunya
  Terlihat Rasyid meneteskan Air matanya saat itu, dan wajah nya memancarkan senyuman semu saat itu
  " Subhannallah Shal lo liat wajah Rasyid? " tanya Putra bahagia sekali melihat wajah sahabatnya itu
  " maha besar allah Put " jawab Faishal tersenyum dan menangis bahagia menatap sahabat nya itu.
***
Selesai UN, Yasmin dan teman temannya langsung mencari keberadaan Putra dan Faishal, terlihat mereka berdua sedang berdiri di pinggir jalan untuk menghentikan angkutan umum
Perlahan kaki Yasmin melangkah menuju mereka, dengan sedikit gemetar dan nafas ritme yang sangat tidak beraturan.
  " mau apa kesini? " tanya Putra sebal, Faishal dengan sigap langsung menahan emosi Putra
  " eh Yasmin, ada apa ya? " tanya Faishal lemah lembut dengan kumis tipisnya, memang Faishal itu badannya dulu mungil tapi sekarang dia udah tumbuh jadi pemuda tinggi, meskipun lebih tinggi Rasyid daripada dia
  " Rasyid.. " gumam Yasmin ragu ragu
  " mau apa nanyain Rasyid? " tanya Putra sebal dengan tatapan wajah sinisnya
  " eh kamu santai dong!! " bentak Zaenab karena merasa jengkel kepada Putra.
  " santai? Gue harus santai disaat sahabat gue sedang koma di Rumah sakit? " tanya Putra kembali membentak, hal itu sontak membuat Yasmin dan teman temannya terkejut
  " koma? " tanya Yasmin meneteskan Air matanya dengan tatapan heran dan penuh tanda tanya
  " iya, udah deh jangan so sedih, jenguk aja gak ikhlas lo " jawab Putra . hal itu malah membuat Yasmin semakin deras mengeluarkan Air matanya , teman teman Yasmin langsung menenangkannya
  " sabar Yas " ucap lembut Diana mengelus ngelus pundak Yasmin.
  " kita harus jenguk Rasyid " lirih Fitria khawatir
  " kalian mau di hukum lagi? " tanya Kamilah
  " gak peduli, pokoknya aku mau nemenin Yasmin ke Rumah sakit, kalo kalian yang Enggak mau jenguk dan gak pernah mau berkorban demi sahabat, silahkan pulang saja " jawab Zia menyindir Kamilah, merekapun terdiam dan langsung mengikuti Yasmin dan Zia
  " kita naik mobil bak aja, kita nunggu di pertigaan sana yuk " ajak Zia , sementara Yasmin masih menangis
  " enggak ah nanti disatuin sama kambing lagi " ujar Laila , Zia hanya menatap Laila sinis dan langsung menuntun Yasmin dan yang lainnya menuju pertigaan
  " eh tungguu " teriak Laila berlari mengikuti mereka semua.
  " lo mau jenguk Yas? " tanya Putra ,
Yasmin pun hanya mengangukkan kepalanya
" yaudah gue bersyukur banget bisa ngajak lo liat Rasyid, gue duluan sama Faishal ya " ujar Putra sambil menaiki angkutan umum bersama Faishal.
Sementara Yasmin dan teman temannya menunggu mobil bak itu  tidak Lama kemudian mobil bak pun melewati jalur mereka
  " mau numpang Neng? " tanya Pak sopir
  " iya pak " jawab semua, diasaat mereka baru saja akan menaiki mobil bak itu, tiba tiba tangan Yasmin di pegang sangat erat sekali hingga membuat Yasmin kesakitan
  " awwww" Yasmin menjerit saat tangannya di pegang oleh seorang lelaki

Mau tau? Siapa yang pegang tangan Yasmin begitu kencang? Apakah Rasyid? Atau siapa yaa?

Nantikan part selanjutnya
Votes nya 20 kalo mau lanjut terimakasih akhi ukhti

Dia Mengkhitbahku dengan Alfiyah [ COMPLETED ] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang