PRIDE

BAB III - The Game will Began

Jordan perlahan mulai sadar. Namun ia tidak melakukan gerakan mendadak. Ia berusaha mengenai situasi dengan hanya mendengarkan suara. Ia mulai mencoba menghitung berapa orang yang berada di dekatnya, dimana ia berada dan apakah ada senjata. Perlahan, salah satu penculik itu menyadarinya jika jordan telah sadar. Dan si penculik langsung membuka karung pembungkus kepala jordan dengan kasar.
" lihatlah, tikus yang berusaha menjadi anjing. Reaksimu bagus sekali, aku ingin tau reaksimu saat otakmu sudah diluar kendali." Kata salah seorang penculik itu.
Selang beberapa saat, masuklah beberapa orang kedalam ruangan. Sekitar 10 orang yang semuanya memakai topeng badut separuh wajah. Hanya untuk menutupi mata mereka, menyisahkan mulut yang terekspos. Dengan demikian, jordan tidak bisa mengidentifikasi siapa pelakunya. Dengan sangat kasar, salah satu dari mereka memaksa jordan untuk menenggak 3 butir pil sekaligus. Mereka memang sengaja ingin membangkitkan gairah jordan dengan sangat gila. 3 butir viagra langsung ditelan secara paksa, tanpa memilirkan resiko kematian yang bisa terjadi akibat overdosis.
Ruangan benar-benar hening diam. Jordan tidak melakukan pergerakan aneh ataupun berteriak. Karena ia sadar, teriakan tidak akan menolongnya. Yang ada dia hanya akan menghabiskan tenaga dan mungkin akan dipukuli oleh mereka. Namun 10 meni setelah obat itu masuk kekerongkongannya. Ia mulai merasa ada hal yang tidak biasah. Jantungnya berdetup sangat kencang hingga terasa sedikit menyakitkan, tubuhnya mulai terasa panas bahkan wajahnya memerah, tidak berhenti sampai disitu. Tiang kejantananya mulai mengembang terisi darah tanpa terkendali hingga terasa menyiksa. Karena posisi duduk dan ikatan kakinya menghimpit tombak miliknya.
" emm, boss. Kalau dilihat dari wajahnya dan kegusaran kakinya yang terus bergerak. Reaksi obat itu sudah terlihat. Lihatlah, apa itu? Tonjolan batu di antara kedua pahanya. Batunya terlihat sangat keras." Ujar salah seorang penculik.
"Ohhh, it's time to play. Pindahkan dia" jawab boss mereka.
6 orang memegang dan membuka ikatan pada kursi. Memindahkan dengan kasar menuju sebuah lingkaran. Kedua tanganya diikat keatas dengan tubuh yang seikit menggantung sedangkan kakinya di buka lebar dengan pergelangan kaki yang dirantai. Kini ia berbentuk sebuah simbol perdamaian yang dibalik. Sesekali salah satu dari mereka meremas harta jordan dengan kasar. Membuatnya merasa kesakitan dan tidak nyaman.
"Wah, sekarang jadi lebih nyaman bukan? Untuk calon pemimpin kita, kita hatus memberikan pelayanan terbaik untuknya. Buat dia melayang hingga memohon. Lucuti semua pakaian miliknya." Perintah sang pimpinan
Dengan kasar mereka merobek, mengunting setelan mahal nan bermerek yang menutupi badannya. Kini ia bagai pisang yang tidak berkulit. Tubuhnya putih terpampang jelas tanpa sehelai benang. Menara itupun kini bisa tegak dengan sedikit mengkok keatas. Berdenyut seakan merasakan kebabasan. Wajah jordan sangat memerah malu. Menahan hinaan yang tak pernah ia alami.