Chapter 2

41 7 0
                                    

Flashback On
Gua...Gua kehabisan nafas. Karena terlalu panik gua jadi gak bisa meminjakkan kaki gua didasar kolam. Gua cuma bisa berteriak sedikit "Tolong... Tolong... " dan setelah itu semuanya terasa gelap sebelum akhirnya seseorang datang nyelamatin gua.

"Al... Al..." gua ngerasa ada yang nyentuh pipi gua.

"Van... Vano..."setelah sedikit sadar siapa yang tadi nyentuh pipi gua,akhirnya gua mengucapkan namanya walau sedikit terbata-bata

"Al sabar ya, dikit lagi nyampe pinggiran " dan setelah satu kalimat itu gua kembali dalam kegelapan dan hanya mendengar teriakan Vano memanggil nama gua.

Flashback Off

"Seinget gw sih cuma kaya begitu La. Gatau lagi deh. Setelah itu tiba-tiba aja gua udah ada diklinik" Alisya mengakhiri ceritanya kepada Lala dengan hembusan nafas pelan. Saat ini Alis sedang berada di kamar Lala dan rencananya dia akan menginap dirumah Lala berhubung besok adalah hari minggu.

"Tiba-tiba kepala lo " ucap Lala sambil menarik sedikit pipi chubby milik Alis.

"Ya gak usah pake acara cubit cubit segala kali" keluh Alis yang merasakan sedikit nyeri di pipi nya.

"Hehe sorry. Lanjut gak nih? "

"Ya lanjut lah bego"

"Nah tadi tuh ya setelah lo teriak-teriak minta tolong, Vano langsung nyebur kedalam kolam. Semuanya histeris gitu ngeliat lo diselamatin sama Vano. Heran gua sama anak-anak. " desahan nafas keluar dari mulut Lala

"Ta... " belum sempat Alis menyelesaikan kata-katanya, Lala langsung memperingatinya.

"Jangan potong kata-kata gua dulu. Ish "

"Iyaiya. Yaudah lanjut gih"

"Truskan gua liat lo sama Vano sempat ngobrol gitu, tapi setelahnya lo pingsan lagi. Lo tau sendiri lah kalau gua panik gimana. Rencananya gua mau telfon ambulan, tapi gak jadi karena dicegah sama Vino. Katanya Vano bawa mobil " jelas Lala panjang lebar dan diakhiri dengan deheman singkat.

"Trus... Trus? "

"Trus pas udah sampe di pinggiran kolam tuh ya, Vano keliatan panik banget gitu. Gila gua aja iri sama lo. Sumpah deh. Digendong ala bridal style sama Vano, ya walaupun lo nya ga sadar sih..  Kalo sadar pasti udah mati duluan lo haha... " tawa Lala seketika pecah dan mendapat tatapan sinis dari Alis.

"Apa coba yang lucu, dasar bego emang. Tapi jujur ya gua kok seneng hehe... " cengiran khas Alis pun dikeluarkannya.

Kemudian Lala kembali melanjutkan cerita penyelamatan Alis fersi dia "Iya... Iya... Trus lo dibawa ke Klinik sama Vano. Vano gak ngebiarin lo disentuh sama siapa-siapa sedikit pun. Kesannya kaya gimana gitu. Tapi setelah dia ngeletakin lo dibrangkar dia gk muncul muncul lagi. Tamattt dehh" Lala pun mengakhiri ceritanya dengan memanjangkan dua kata terakhir dia akhir kalimat tersebut. "Lelah mulut aku tuh"

"Gua harus senang atau gimana nih? Kesannya dia berlebihan banget sampe gak ngebiarin gua disentuh siapa-siapa gitu" tutur Alis pada Lala

"Gimana ya Al... Hm gua juga bingung sih sebenarnya. Nih ya gua tanya sama lo. Gimana perasaan setelah lo tau diperlakukan kaya begitu sama Vano? Senang kah? Sedih kah? Ehh ya kali lo sedih, gak mungkin. Gua yakinnya sih lo itu senang huahaha" lagi lagi diakhiri dengan tawa yang sangat dibuat-buat.

"Hm.. Perasaan gua ya? Senang lah pastinya tau diselamatin sama most wanted kaya dia. " Alis menyentuh keningnya, kelihatannya sedang berfikir "Ketua basket. Berkarisma. Pintar. Sholeh. Baik. Hmm dia dimata gua udah sempurna, siapa coba yang gamau diselamatin sama cowok kaya dia? Tapi gua takut " desahan nafas keluar dari mulut Alisya. Rasanya beban hidupnya akan semakin bertambah.

"Takut kenapa? " tanya Lala dengan kening yang berkerut.

"Gua takut La. Taulah fans dia banyak banget. Setiap kelas kaya ada tuh, mulai dari adik kelas sampai kakak kelas ada yang ngefans sama dia. Apalagi kakak kelas. Duh... Kayanya fanatik banget sama dia. Ntar malah dibully lagi gua nya, masalah gua nambah deh. " desahan nafas yang berat kembali keluar dari mulutnya.

Dia sangat tidak menyukai yang namanya pembullyan. Sebenarnya sebelum kejadian ini sudah banyak yang selalu menatap tidak suka kepada Alis ketika dia sedang jalan bersama Vano.

"Positif thinking aja Al. Kalo semua itu gak bakal terjadi sama lo. Alis yang gua kenal gak kaya begini. Semangat Al. Alis ku gak boleh kaya gini. Mwh... Hehe "

"Thanks La"

Pembicaraan mengenai penyelamatan itu pun mereka akhiri, dilanjut dengan cerita cerita lainnya.

❤❤❤

Dua hari setelah insiden dikolam renang, awalnya semua terlihat baik-baik saja. Maybe.

Sebenarnya tanpa Alis sadari sudah banyak hujatan-hujatan menyinggahi kolom komentar di Instagram milik Alis. Dari yang biasa-biasa saja sampai yang luar biasa.

Hari ini adalah hari senin. Hari yang dibenci oleh banyak pelajar di Tanah Air kita ini. Mulai dari Upacara Bendera, guru killer sampai jam pulang sekolah yang menjadi lebih lama dari hari biasanya.

Dan hebatnya kebanyakan sekolah di jam pertama usai Upacara selalu diisi dengan mata pelajaran yang benar-benar menguras otak. Matematika misalnya.

❤❤❤

"La... Ini perasaan gua aja atau apa emang bener dari tadi kita diliatin mulu sama anak-anak? " saat ini mereka sedang berada didalam kelas tanpa seorang guru. Mungkin Allah sedang berbaik hati kepada mereka .

"Perasaan lo aja kali Al " jawab Lala meyakinkan

"Gak suka deh gua liat Alis. Masa kemaren tuh ya pake acara modus tenggelam segala" kata salah seorang teman Alis yang bernama Wati.

"Tau tuh. Mana sih Vano mau-mauan aja nolonginnya. Seneng deh tuh orangnya" balas temannya yang lain.

Dan gosip itu masih terus berlanjut hingga tanpa mereka sadari,sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dan sepertinya akan menghampiri mereka.

"Ekhm... Mbak kalo mau ngegosip lebih baik didepan orangnya aja deh. Biar orangnya bisa denger juga,kan gak enak kalo cuma lo berdua yang denger dan menikmatinya"

"Apasih lo Sak. Kok lo coba yang sewot. Gak ada sangkut pautnya sama lo juga " balas Wati dengan sedikit kesal

"Kok gua lo bilang? Yang lo gosipin tuh temen gua sat, nah kan emosi gua jadinya. Lagian kuping gua panas dengerin lo berdua pagi-pagi udah ngegosip"kekesalan orang yang di panggil Sak itupun semakin meningkat

"Ya gak usah didengerin lah. Kok susah" balas yang lainnya

"Telinga gua masih normal. Masih berguna dengan baik " saat Sakti ingin meninggalkan mereka berdua, namun tiba-tiba dia teringat sesuatu dan mengembalikkan langkahnya "Oiya kalo lo berdua belom tau alasan Vano nolongin Alis itu apa, gua peringatin sama lo berdua jangan sok tau " kemudian Sakti meninggalkan mereka berdua dengan penekanan di tiga kata terakhir. Dan sebelum benar-benar kembali ketempat duduknya dia menghampiri Alis terlebih dahulu.

"Lo gak usah takut dibully Al. Kalo mereka nyakitin atau ngebully lo. Lo bilang aja ke gua hehe" setelahnya Sakti benar-benar kembali ketempat duduknya meninggalkan Alis dan Lala dengan wajah melongo mereka

❤❤❤

Balik lagi sama cerita aku yang absurd hehe...
Jangan lupa divote dan coment ya hehe...

Kasih saran juga ke akuh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang