Chapter 2

80 7 0
                                    

Tiba-tiba layar iphone-ku berubah menjadi foto dad. Dad menelfonku.

“Hello dad”

Hello Zoey,how are you?

“I’m fine dad. Bagaimana kabar semuanya?”

Mereka semua baik disini. Zoey,dad hanya ingin memberitahu mu bahwa dad sudah menemukan lokasi apartment barumu dan yakinlah pasti ruangannya sesuai dengan keinginanmu

“Astaga! Benarkah? Aku ingin pindah seeeecepatnyaaa” ujarku manja. Aku harus membeli kardus untuk packing.

Dad tau, dan Dave sudah mengurusnya. Kurasa kau bisa sudah bisa pindah kesana lusa besok” Jelas dad yang membuatku senang! Well, Dave is my brother.

“Baiklah dad rasa itu saja yang ingin dad sampaikan padamu. Oh satu lagi, beritahu Dave saja jika kau sudah siap packing barang-barangmu dan juga siap untuk pindah. Biar dia yang akan menjemputmu Zo” tambahnya.

“Baiklah dad terimakasih banyak daddy, I miss u so much. Kirim salam kepada Mom dan Alice ya dad. Byee” segera kututup telfon tersebut.

Akhirnya! Akhirnya aku akan pindah dari apartment ini –well sebenarnya apartment ini tidak terlalu buruk , namun pelayanannya membuatku ingin membakar apartment ini. Pelayanannya yang tidak nyaman lah menjadi alasan utamaku ingin cepat-cepat pindah dari sini.

Misalnya, hari Jumat kemarin ketika aku sedang mandi air nya sangat kecil lalu setelah itu ketika aku ingin menonton TV remote-nya rusak dan tidak bisa dipakai. Yang paling membuatku geli ketika aku melihat kaki seribu yang merayap-rayap di sofaku. Ew!.

Dan parahnya lagi ketika aku memprotes akan hal-hal itu pihak apartment nya hanya mengabaikannya saja. Dan sebenarnya masih banyak hal-hal yang ingin membuatku menutup apartment ini.

Jam masih menunjukkan pukul 4 Sore. Aku segera beranjak dari ranjangku menuju lemari pakaian , mengambil hoodie dan segera keluar dari kamar apartment. Setelah kupastikan bahwa kamarku terkunci, kulangkahkan kakiku menuju lift –yang kebetulan langsung tiba- .

Untung saja toko kardus nya tidak jauh dari apartmentku, jadi aku bisa berjalan kaki menuju kesana. Toko nya memang kecil, namun ramai sekali pembeli yang ingin pindahan membeli banyak kardus disitu. Langkahku terhenti setelah melihat Jack yang memasuki toko itu.

Sial, mengapa aku harus bertemu disaat seperti ini. Namun wajah Jack sedikit berbeda wajahnya terlihat lebih “baik” daripada biasanya. Aku segera melangkahkan kaki-ku kedalam toko, kulihat Jack sedang membayar dan hendak menuju kearahku. Dan saat itulah mataku dan matanya nya bertemu. Sial! Musibah didepan mata jeritku dalam hati. Namun betapa terkejutnya aku ketika dia seperti tidak mengenalku –bukaannya aku terlalu pede, tetapi bukannya tadi dia sempat menggoda-ku huh? – dia berjalan melewati diriku. Aneh.

Setelah selesai membeli kardus, aku menyempatkan pergi ke mini market sebrang jalan. Setelah itu aku segera pulang ke apartmenku.

“Ternyata banyak sekali barang-barangku” ucapku pada 2 kotak kardus didepanku. Dan sebenarnya masih ada sisa barang di kamarku, namun aku menundanya untuk kembali menyusunnya besok. Aku merasa badanku lelah sekali dan aku segera berjalan dan merebahkan tubuhku ke tempat tidur dan mulai memejamkan mataku.

Aku mengerjapkan mataku saat merasakan sinar matahari yang menerobos masuk ke indra penglihatanku, yang membuatku sedikit pusing. Segera kuraih iphone-ku yang sengaja kuletakkan diatas meja sebelah ranjangku. Jam 7 rupanya, pantas saja silau ujarku.

Aku segera bangkit dari ranjangku dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah kupakai tanktop putih dan hotpants merah favoritku, aku melanjutkan pekerjaan yang semalam sempat terhenti ya,packing! Karena hari ini kelasku dimulai pukul 9 jadi aku tidak terburu-buru seperti kemarin.

Akhirnya aku selesai menyusun barang-barangku yang bisa dibilang banyak ini. Segera kuraih iphone-ku dan menelpon Dave. Dan Dave baru mengangkat telpon ku di nada dering ketiga.

“Hi Dave” ujarku semangat.

“Hi Zo,ada apa?” Tanya nya.

“Kapan kau bisa menjempuku dari apartement menyebalkan ini?”

“Sekarang juga bisa” jawabnya

“Hmm, bagaimana jika nanti siang? Apakah kau bisa? Dan sebaiknya sih kau menjemputku dikampus hehe” candaku.

“Nanti siang?” Tanya nya ragu. “Baiklah aku akan menjemputmu nanti siang. Kabarin aku jika kau sudah pulang” Tambahnya.

“Benarkah? Okay Dave ku yang sangat kusayangi. Sampai berjumpa nanti, byee” Aku bisa mendengar tawanya dari sebrang telpon.

Aku kembali beranjak ke lemari pakaianku dan segera mengambil kemeja biru dongker dan mengganti hotpants ku menjadi jeans. Kuraih tas hitam ku dan segera berjalan keluar kamar. Sebelum mencari taxi, aku membeli waffle yang dijual di sebrang apartmentku.

Campus terlihat lebih ramai dari biasanya. Kulangkahkan kakiku menuju ruang kelasku dan kulihat Gemma sedang berbincang dengan Viola, teman yang duduk di belakang meja kami. Akupun segera duduk di kursiku.

Bel tanda istirahat berbunyi, namun aku tetap tidak bisa istirahat karena tugas sialan ini. Mr.Philip memberikan tugas kepada kami yaitu menggambar 25 logo apapun dengan sedikit modifikasi. Dan aku baru menyelesaikan 23 logo yang artinya 2 logo lagi harus kusiapkan.

“Yang belum selesai mengumpulkan tugasnya tidak boleh istirahat” ujarnya yang sukses membuatku menggerutu dalam hati. Dasar! Seperti anak sd saja.

Gemma,yang sudah mengumpulkan tugasnya pun segera memberitahu ku bahwa ia ingin mengumpulkan formulir club fotografi setelah aku menyiapkan tugas sialan ini.

“Kau duluan saja, nanti aku akan menyusulmu. Kita berjumpa diruang Fotografi ya” ujarku merasa tidak enak karena dia harus menungguku dulu.

“Apakah tidak apa-apa aku meninggalkanmu?” Aku mengangguk.

“Baiklah Zo,aku menunggumu disana ya. Bye Zo” balasnya dan segera melangkah pergi dari ruangan ini.

Sial! Logo apalagi yang harus kugambar?! Berfikir zo berfikir!

Setelah lumayan lama berfikir, akhirnya akupun menggambar logo Victoria Secret dan McD dengan sedikit modifikasi. Kukumpulkan tugasku ke Mr.Philip dan segera mengambil formulir club sialan tersebut. Kulangkahkah  kakiku menuju ruang fotografi. Ruang fotografi, ruang fotografi, dimana kau berada?!

***

A/n:

Elle Fanning as Zoey Clark. Picture on multimedia :D

The Lucky OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang