Setelah kutemukan ruangan tersebut akupun segera masuk kedalam, dan ternyata ruangannya lumayan sepi, pendingin ruangannya juga lumayan dingin. Dimana Gemma dan anggota lainnya?. Dapat kulihat Peter, Caspar, Jack dan juga temannya satu lagi sedang memandangiku. Aku pun segera berjalan kearah mereka dan segera menyerahkan formulir sialan itu kepada Jack.
“Ini formulirnya” kuserahkan formulir itu padanya.
“Well, kau terlambat –“ dibacanya namaku di kertas tersebut “Mrs. Zoey Clark”.
“Tadi aku mengerjakan tugas dulu”
“Baiklah, karena kau terlambat dan lagipula semua kelompok sudah penuh, maka kau kumasukkan ke kelompokku” ujarnya membuatku bertanya-tanya.
“Kelompok? Kelompok apa?” tanyaku.
“Hari minggu nanti kita akan pergi untuk fotografi” jawabnya.
“Hunting?” Dan hanya dijawabnya dengan anggukan.
“Oh, lalu kita–“
“Kau datang saja ke kampus, kita akan pergi bersama” ujarnya santai. What?!
“Pergi bersama? Mengapa? Aku bisa diantar oleh kakakku.”
“Kau banyak sekali bertanya, kita pergi bersama karena kau sama kelompok denganku bukan karena apa-apa” tuturnya yang membuatku memutar mata. Dia pikir aku mengharap lebih dari itu?Hell.
Aku mendengus panjang. “Baiklah. Jam berapa aku harus tiba di campus?”
“Jam 8 paling lama, kalau kau terlambat sedikit saja kau langsung kutinggal” lihatlah! Betapa menjijikkannya dirinya.
Karena aku tidak ingin berdebat dengan si bodoh sialan ini,aku pun segera berbalik dan berjalan keluar. Di luar tampak sepi, hanya ada beberapa siswa. Sedangkan yang lainnya kurasa mereka sedang di kantin mengisi perut mereka atau sekedar berkumpul dengan teman-teman.Saat aku berjalan tiba-tiba lenganku ditarik seseorang.
“Hei” ditariknya tanganku dan hal itu membuatku membalikkan badan. Apalagi sih?!
Jack mendorong tubuhku hingga merapat ke dinding, satu tangannya menghalangi tubuhku.
“Kulihat kau kemarin mem-follow ku lalu tiba-tiba meng-unfollow ku, huh?” ujarnya sambil menatap ke manik mataku. Astaga, hanya gara-gara twitter kemarin?!
“Ternyata matamu indah juga ya” tambahnya sambil mendekatkan wajahnya kepadaku. Astaga ya Tuhan.
“Iya! Karena tweet bodoh yang kau tulis jadi aku malas mem-followmu lagipula kau juga nanti menyemak di timeline-ku” ucapku sambil menenangkan degup jantungku.
Perlahan Jack menjauhkan wajahnya dariku “Follow twitterku sekarang, cepat kutunggu” seketika mataku membelalak lebar.
“Malas, lagipula apa pentingnya huh?”
“Agar kau bisa mengabariku hari minggu nanti bodoh!” Hah?! Bodoh katanya?! “Oooo atau kau menginginkan lebih dari itu ya?” ujarnya dengan nada suara dan tatapan matanya yang genit.
“Aku? Menginginkan hal-hal yang begitu padamu? HAHA. In your dream, Harries.”ucapku sarkas.
Tiba-tiba Jack seperti kesetanan dan heboh sendiri. “Astaga, jam berapa sekarang?!” ujarnya panik.
“Jam –“ kukeluarkan iphone-ku dan melihat–. HECK! Jack merebut Iphone-ku dan dia berlari masuk ke dalam ruangan fotografi. Aku langsung mengerjarnya, namun dia sudah masuk ke dalam ruangan tersebut, aku pun membuka pintu tersebut namun pintu itu langsung dikunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lucky One
Teen Fiction"If you love two people at the same time, choose the second one. Because if you really loved the first one, you wouldn't have fallen for the second" - Johnny Depp