Aku mengambil trolley lalu mendorongnya, kulihat Dave mengambil beberapa chips lalu meletakkannya di trolley belanjaan yang sedang kudorong. Lalu aku melangkahkan kakiku menuju tempat bahan-bahan makanan. Kuambil bahan-bahan makanan lalu kuletakkan ke trolley yang sedang didorong Dave. Tak lupa kuambil orange juice, susu, coke, serta makanan-makanan ringan lainnya.
Dave terlihat terkejut saat aku meletakkan di trolley yang didorongnya “Astaga banyak sekali makananmu Zoey!”
“Biar saja, aku mau berpesta di apartment baruku” ujarku.
Dave memberikan tatapan ejek padaku “Berpesta? Oh Jadi adik kecilku ini sudah pandai berpesta huh?”
“Tidak. Aku hanya merayakan pesta sendirian Dave” kudorong trolley menuju kasir.
“Gadis polos yang merayakan pesta sendirian di apartmennya sendiri” ejek Dave.
“Hei!” kupukul lengannya tapi aku merasakan tanganku sakit karena lengannya yang berotot.
“Sakit sekali Dave kena lengan berototmu” ucapku sambil memegang tanganku.
Dave langsung memegang tanganku yang sakit. Lihat kan? Betapa protective dirinya. “Itulah makanya jangan asal pukul”
Aku tersadar bahwa sekarang giliran belanjaanku.Kudorong trolley ku sehingga tepat bersebelahan dengan petugas kasir tersebut. Petugas kasir tersebut terlihat sedang mencari sesuatu lalu dia menatap kearah kami berdua.
“Selamat sore, kami memberikan penawaran khusus untuk pasangan seperti kalian. Kami menjual coklat terkenal yang hanya dijual untuk orang yang mempunyai pasangan seperti kalian saja. Apakah anda mau?” ujar kasir itu dengan ramah. Aku hendak tertawa mendengarnya namun Dave langsung menjawab. Lalu aku berpikir, untuk orang yang mempunyai pasangan saja katanya? Huh! Itu terdengar rasis.
“Tidak, terimakasih. Pacarku ini tidak menyukai coklat, iya kan sayang?” Tanya Dave padaku. Aku pun tertawa mendengarnya. Kasir itu pun tersenyum dan segera mengecek belanjaanku.
Aku dan Dave sering sekali disangka berpacaran karena jarak kami yang hanya berbeda 1 tahun. Namun kami tidak pernah marah ataupun tersinggung dibilang begitu. Justru Dave akan mengeluarkan bakat acting terpendamnya. Aku hanya tertawa melihat tingkah kakak laki-laki ku ini.
Setelah membayar belanjaanku aku dan Dave segera keluar dari supermarket itu. Dave segera menjalankan mobilnya. Aku menyalakan radio dan terdengar lagu Best Song Ever, yang dinyanyikan oleh One Direction. Band favoritku! Oh kalian tidak tahu ya? Baiklah lain kali akan kupamerkan 1D stuff-ku pada kalian semua.
“I said, "Can you give it back to me?"She said, "Never in your wildest dreams.” Nyanyiku dengan semangat.
“And we danced all night to the best song ever.We knew every line. Now I can't remember” tambahku dengan sedikit bergoyang. Dave hanya tertawa melihat tingkahku.
Dave memarkirkan mobilnya lalu membantuku membawa belanjaan. Setelah kuletakkan belanjaan di meja dapur, aku segera mengambil iphone-ku dan menelpon dad.
Dad mengangkat telpon-ku. “Hai dad. Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat-sangat suka dengan apartment yang baru ini. Apartment ini berbeda jauh sekali dengan apartmentku yang dulu dad. Terimakasih ya daddy. Aku sangat menyukainya”
“Benarkah begitu? Wah dad juga senang jika kau menyukainya. Dad akan melakukan apa saja yang kau mau selama itu membuatmu senang”. Aku tersenyum mendengarnya.
“Dad apakah itu Zo yang menelpon?” kudengar suara Alice disebrang telpon.
“Zo! Apa kabar? Mengapa kau tidak pernah menelpon-ku huh? Aku punya banyakkkkk sekali cerita yang ingin kuceritakan padamu”
![](https://img.wattpad.com/cover/19394909-288-k327526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lucky One
Teen Fiction"If you love two people at the same time, choose the second one. Because if you really loved the first one, you wouldn't have fallen for the second" - Johnny Depp